Asian Games 2018 Jakarta-Palembang telah berakhir dengan dilaksanakannya upacara penutupan di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (2/9/2018) malam. Asian Games ke-18 tahun ini, China keluar sebagai juara umum setelah mengumpulkan 289 medali dengan rincian 132 emas, 92 perak dan 65 perunggu. Indonesia yang bertindak sebagai tuan rumah, finish di posisi 4 klasemen akhir perolehan medali dengan 98 medali, yakni 31 emas, 24 perak dan 43 perunggu.

Dari raihan 31 emas yang diperoleh Indonesia, beberapa di antaranya merupakan medali-medali yang didapatkan setelah sekian lama "puasa" medali emas di cabang olahraga tersebut.

Di Asian Games 2018 ini, Indonesia berhasil meraih medali emas di cabang olahraga angkat besi setelah puasa medali sepanjang sejarah angkat besi di Asian Games. Emas pertama Indonesia di cabang olahraga angkat besi di Asian Games 2018 diberikan oleh Eko Yuli Irawan yang berhasil meraih emas di nomor 62 kg putera.

Mengenal Eko Yuli, si pemecah puasa emas Indonesia cabor angkat besi

Lantas siapakah Eko Yuli Irawan, yang sudah berhasil memberikan emas untuk Indonesia dari cabang olahraga angkat besi ini?

Eko Yuli Irawan lahir di Lampung, 24 Juli 1989. Pria 29 tahun ini sudah menorehkan banyak prestasi dalam profesinya sebagai seorang atlet angkat besi. Prestasinya sudah terlihat semenjak mengikuti kejuaraan dunia di Santo Domingo, Republik Dominika, 2006. Pada saat itu dia sudah berhasil menduduki peringkat 8.

Satu tahun kemudian, dia dilibatkan dalam Sea Games 2007, Thailand, di Sea Games ini Yuli berhasil meraih emas untuk Indonesia. Di tahun yang sama, dia kembali berhasil meraih dua medali perunggu dalam kejuaraan dunia.

Tidak hanya meraih medali emas Sea Games dan medali perunggu kejuaraan dunia, di tahun 2007 ini pula dia berhasil menyabet medali emas dalam kejuaraan dunia yunior di Praha, Republik Ceko.

Di tahun 2008, Eko Yuli Irawan kembali berhasil meraih medali emas dalam Pekan Olahraga Nasional (PON), Kalimantan Timur. Di 2008 ini, dia juga dilibatkan dalam Olimpiade di Beijing, 2008. Walau umurnya baru 19 tahun, Eko sudah berhasil mempersembahkan medali perunggu untuk Indonesia.

Prestasi-prestasi terus ditorehkan oleh Eko. Berselang 3 tahun kemudian, tepatnya di tahun 2011, Eko kembali meraih medali emas Universiade di China. Di tahun 2012, dia kembali berlaga di Olimpiade London dan kembali mempersembahkan medali perunggu untuk Indonesia.

Mengenal Eko Yuli, si pemecah puasa emas Indonesia cabor angkat besi

Di Sea Games 2013, Myanmar, Eko kembali berhasil mempersembahkan medali emas untuk Indonesia. Di 2014, Eko kembali meraih medali emas dalam kejuaraan dunia di Almaty, Kazakhstan.

Raihan medali Eko Yuli semakin membaik, setelah di dua olimpiade sebelumnya (Beijing dan London), di Olimpiade Brazil, 2016, Eko memperbaiki raihannya dengan mempersembahkan medali perak untuk Indonesia. Terakhir, di Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, Eko menjadi salah satu penyumbang emas untuk Indonesia dan menjadi peraih emas pertama Indonesia dalam sejarah angkat besi di Asian Games.