Apakah kamu tahu apa itu virus Corona? Bisa dipastikan jawabanmu adalah iya. Namun, apakah kamu mengenal seperti apa jenis virus tersebut dan bahayanya bagi kesehatan manusia yang terinfeksi? Untuk pertanyaan ini mungkin sebagian dari kamu sudah ada yang mulai mencari tahu bahkan merasakan bagaimana terinfeksi makhluk kecil tersebut. Tetapi, tidak menutup kemungkinan juga bahwa sebagian dari kamu bersikap acuh dan menganggap sepele virus Corona.

Virus Corona adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis Coronavirus yang baru ditemukan. Virus ini merupakan penyakit yang tidak dikenal sebelum terjadi wabah di Wuhan, Tiongkok, pada bulan Desember 2019 dan merupakan jenis virus baru.

Dilansir dari laman vivahealth.co.id, pada tanggal 31 Desember 2019, World Health Organization (WHO) mendapatkan informasi mengenai kasus Pneumonia yang terjadi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. (07/01/20) Otoritas Cina mengonfirmasi telah mengidentifikasi virus baru, yaitu virus Corona, yang merupakan famili virus flu, seperti virus SARS dan MERS yang dilaporkan lebih dari 2000 kasus infeksi virus tersebut terjadi di Cina, termasuk di luar Provinsi Hubei.

Ada dugaan yang menyatakan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, setelah dikaji lebih dalam nyatanya virus Corona juga dapat menular dari manusia ke manusia. Virus ini dapat menginfeksi siapa saja, termasuk ibu hamil, lansia, orang yang memiliki penyakit tertentu, perokok, atau bisa juga menyerang pada seseorang yang daya tahan tubuhnya lemah.

Pandemi virus Corona atau Covid-19 pertama kali dideteksi pada tanggal 2 Maret 2020, ketika diketahui ada dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara Jepang. Pada tanggal 9 April, pandemi sudah menyebar ke 34 provinsi di Indonesia dengan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta sebagai provinsi yang penduduknya paling banyak terpapar virus Corona di Indonesia.

Indonesia telah melaporkan 1.174.779 kasus positif pada tanggal 9 Februari 2021 dan menempati peringkat pertama terbanyak di Asia Tenggara. Dalam angka kematian, Indonesia menempati peringkat ketiga terbanyak di Asia Tenggara dengan total 31.976 angka kematian. Namun, angka kematian ini diperkirakan akan jauh lebih tinggi dari data yang dilaporkan lantaran tidak dihitungnya kasus kematian dengan gejala Covid-19 akut yang belum dikonfirmasi atau dites. Sebagai tanggapan terhadap pandemi guna memutus rantai virus Corona, beberapa wilayah di Indonesia telah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Selain masyarakat yang terdampak virus ini, ada banyak aspek yang menjadi sasaran terdampaknya virus Corona, seperti, sosial, pendidikan, hingga ekonomi. Di Indonesia sendiri dampak ini sangat dirasakan oleh masyarakat terutama para pedagang kecil dan menengah yang terpaksa menutup usahanya, karyawan yang terkena PHK, hingga pelajar dan mahasiswa yang harus melakukan pembelajaran jarak jauh.

Dalam aspek pendidikan selama masa pandemi ini, Kemendikbud menerapkan belajar dari rumah pada akhir Maret 2020. ISEAS-Yusof Ishak Institute mengeluarkan hasil riset yang menyatakan bahwa ada ketimpangan dalam dunia pendidikan di Indonesia selama masa pandemi ini. 69 juta jiwa kehilangan akses menuju pembelajaran dan pendidikan, sementara jika berada dari keluarga yang mapan justru lebih mudah dalam proses belajar. Riset itu juga mendapati fakta hanya 40% orang yang punya akses ke internet.

Dijelaskan dalam riset tersebut, sebenarnya ada cara-cara yang dapat ditempuh guna menyelenggarakan interaksi guru-murid. Pertama, pakai ponsel dan aplikasi internet. Kedua, kunjungan guru ke rumah murid. Ketiga, penugasan yang diberikan dari sekolah untuk selanjutnya dibawa ke rumah, dikerjakan, lalu dikumpulkan. Keempat, guru tak secara langsung berhubungan dengan murid. Bisa lewat program TV atau radio. Dalam pandemi ini, murid bisa saja tak belajar secara keseluruhan.Minimnya listrik dan kurang memadainya jaringan internet menjadi kendala utama dalam pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi.

Sementara dalam aspek ekonomi yaitu membuat konsumsi rumah tangga atau daya beli yang merupakan penopang 60% terhadap ekonomi jatuh cukup dalam. Hal ini dibuktikan dengan data dari BPS yang mencatatkan bahwa konsumsi rumah tangga turun dari 5,02% pada kuartal I 2,84% pada kuartal I tahun ini. Selain itu, pandemi ini juga menimbulkan adanya ketidakpastian yang berkepanjangan. Sehingga hal ini membuat investasi ikut melemah dan berimplikasi pada terhentinya usaha. Oleh karena itu, tidak sedikit karyawan di sebuah perusahaan terkena penurunan gaji bahkan di-PHK.

Memang, pandemi virus Corona ini banyak memberikan dampak bagi kita semua. Mulai dari kesehatan yang terganggu baik mental maupun fisik, hingga kehidupan sosial, ekonomi, dan pendidikan. Sebagai masyarakat Indonesia, sudah seharusnya kita patuh terhadap protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus Corona dan meminimalisasi bertambahnya angka kasus infeksi. Namun, peran pemerintah pun sangat penting karena pemerintah lebih mengetahui bagaimana perkembangan virus Corona ini. Oleh karena itu, ke depannya, Indonesia perlu mengevaluasi apa saja yang mesti diubah guna menanggulangi virus Corona agar lebih efisien dan tepat pada sasaran.