Biola, alat musik yang telah dikenal secara luas dan lazim dipergunakan dalam berbagai pertunjukkan musik seperti orkestra. Biola memiliki perjalanan sejarah yang panjang sejak berabad-abad lalu. Mengutip artikel dari laman National Geographic.com yang berjudul "Italian musical masters took the violin from fiddle to first chair," diuraikan bahwa biola menjadi alat musik yang populer untuk semua kalangan pada abad ke-16, baik untuk rakyat jelata maupun para bangsawan pada masa itu. Nada-nada yang dihasilkan sebuah biola dapat mewakili semua gaya dan ritme bermusik. Karenanya biola dikenal sebagai instrumen musik yang universal dan serbaguna.
Lebih lanjut dalam artikel tersebut juga diuraikan sejarah singkat mengenai alat musik biola yang cikal bakalnya telah ada sejak berabad-abad lampau. Namun sebagian besar sejarawan telah sepakat bahwa biola modern dalam bentuk saat ini muncul pada awal abad ke-16 di Italia bagian utara, pada sebuah tempat yang akan mempertahankan tradisi pembuatan biola selama berabad-abad mendatang.
Kota Brescia yang terletak di kaki Pegunungan Alpen dikenal sebagai kota yang paling awal dengan kerajinan pembuatan instrumen biolanya. Namun Kota Cremona tempat di mana Luthier-Luthier (Luthier adalah sebutan untuk pengrajin dan ahli reparasi instrument berdawai seperti: biola, gitar, cello dan harpa) ternama berasal, seperti Luthier keluarga Amati, Luthier Antonio Stradivari, dan Luthier Giuseppe Guarneri telah menjadi identik dengan seni pembuatan biola.
Tidak hanya sekadar instrumen musik saja, biola-biola legendaris buatan Luthier ternama Kota Cremona dinilai menjadi sebuah kesempurnaan karya seni tersendiri. Beberapa di antaranya bahkan telah menjadi mahakarya yang melegenda melintasi zaman dan waktu.
Pada saat ini beberapa biola legendaris buatan Luthier ternama Kota Cremona di masa lalu harganya telah menembus angka miliaran Rupiah sebuahnya. Mungkin alat musik biola adalah salah satu alat musik termahal yang pernah dicatat oleh sejarah hingga saat ini.
Berikut ini biola-biola paling legendaris yang dibuat oleh 3 Luthier ternama dari Kota Cremona yang terkenal sebagai kota penghasil biola dengan kualitas terbaik.
1. Biola buatan Luthier Nicolo Amati.

Keterangan foto: Ilustrasi Nicolo Amati dan Biolanya (sumber: Wikimedia Commons, https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Nicol%C3%B2_Amati_by_Jacques-Joseph_Lecurieux.jpg)
Luthier (sebutan untuk pengrajin dan ahli reparasi instrumen berdawai seperti: biola, gitar, cello dan harpa) Nicolo Amati lahir di Kota Cremona, Italia pada tahun 1596 dan wafat di kota tersebut pada tahun 1684. Nicolo Amati adalah cucu dari Luthier ternama Andrea Amati. Nicolo Amati diyakini sebagai Luthier terbaik dalam garis keturunan keluarganya.
Dalam laman situs metmuseum.org dituliskan bahwa pada tahun 1600-an tidak diragukan jika Kota Cremona, Italia adalah pusat pembuatan biola di Eropa. Banyak musisi pergi ke workshop-workshop pembuatan biola di sana untuk mencari biola-biola terbaik.
Pada abad ke-16 hingga abad ke-17 sebuah estetika baru dalam bermusik tumbuh di Eropa Barat yang menekankan pada kemampuan solo seorang musisi untuk mengekpresikan kemampuannya dalam bermusik. Biola memainkan sebuah peranan penting dalam era baru bermusik tersebut, baik sebagai sebuah solo instrumen atau sebagai instrumen bagian dari sebuah orkestra.
Dalam menghadapi era baru bermusik tersebut, biola-biola buatan Nicolo Amati dinilai sebagai salah satu instrumen musik terbaik saat itu sehingga menjadikan workshopnya sebagai salah satu workshop terbaik di Eropa kala itu. Biola-biola buatan Nicolo Amati mempunyai desain dan karakteristik tersendiri yang dikenal nama "Grand Amati".
Mewarisi tradisi pembuatan biola keluarga Amati, biola-biolanya memiliki desain yang elegan, responsif, dan memiliki suara yang "manis." Reputasi Nicolo Amati dalam pekerjaan pembuatan biola membuat beberapa pembuat biola belajar kepadanya dan menjadi muridnya. Dua orang di antaranya adalah Luthier Antonio Stradivari dan Luthier Andrea Guarneri yang juga akan menjadi legenda tersendiri dalam dunia pembuatan Biola. Kepada merekalah tradisi pembuatan biola terbaik dari Kota Cremona diteruskan.
Ada kisah menarik dari kehidupan Luthier Nicolo Amati ini. Dalam laman metmuseum.org dituliskan dia adalah satu-satunya Luthier penerus keluarga Amati dan juga satu-satunya Luthier ternama dari Kota Cremona yang berhasil selamat dari wabah Italian plague pada sekitar tahun 1630 yang menyerang kota-kota di Italia utara dan tengah, termasuk Kota Cremona. Karenanya sangat jarang sekali ditemukan biola-biola yang dibuat dalam periode tahun tersebut. Wabah penyakit tersebut menyebabkan banyak sekali orang meninggal saat itu, termasuk para pembuat biola ternama di sana.
Biola yang digunakan oleh W.R. Soepratman untuk melantunkan lagu Indonesia Raya pada Kongres Pemuda kedua, 28 Oktober 1928 diketahui juga termasuk model Amatus. Dalam situs Kemdikbud.go.id (https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditpcbm/biola-buatan-nicolo-amati-telah-menjadi-cagar-budaya-nasional/) dijelaskan bahwa biola yang sudah menjadi cagar budaya Nasional tersebut di bagian dalamnya bertuliskan "Nicolaus Amatus Fecit in Cremona 16." Biola tersebut dibeli oleh Willem van Eldik di Makasar pada tahun 1914 dan dihadiahkan kepada W.R. Soepratman.
Situs Kemdikbud.go.id tersebut juga menjelaskan bahwa biola tersebut kemungkinan adalah salinan model biola buatan Nicolo Amati. Pada akhir abad ke-19, model biola ini banyak ditiru di Jerman. Saat ini biola bersejarah tersebut sudah berusia lebih dari 1 abad dan masih berfungsi dengan baik.
Biola buatan Nicolo Amati sangat langka dan hanya sedikit jumlahnya yang diketahui saat ini sehingga menjadikannya sebagai salah satu alat musik yang legendaris.
2. Stradivarius, biola buatan Luthier Antonio Stradivari.

Keterangan foto: Ilustrasi Biola Stradivarius (sumber: Wikimedia Commons, https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Stradivarius_violin_in_the_royal_palace_in_madrid.jpg)
Bagi para pemain biola dan juga penggemar musik orkestra, nama biola Stradivarius tentu sudah tidak asing lagi terdengar di telinga. Biola-biola buatan Luthier Antonio Stradivari ini sering kali dianggap sebagai yang terbaik dari biola-biola yang pernah ada. Kualitasnya melambangkan kesempurnaan karya dalam sebuah alat musik. Dalam deretan daftar biola-biola termahal di dunia, biola-biola Stradivarius menempati beberapa urutannya.
Antonio Stradivari dilahirkan di Kota Cremona, Italia pada tahun 1644 dan wafat di kota tersebut pada tahun 1737. Pada masa awal kehidupan Antonio Stradivari hidup pula seorang Luthier ternama bernama Nicolo Amati, cucu dari maestro legendaris pengrajin biola Andrea Amati. Reputasi besar Nicolo Amati dan nama besar keluarga Amati dalam pembuatan instrumen musik berdawai membuat Antonio Stradivari berguru kepadanya. Antonio Stradivari mempejari cara-cara dan teknik pembuatan instrumen musik berdawai yang berkualitas dari Nicolo Amati.
Menurut apa yang ditulis di situs Encyclopedia of World Biography (https://www.notablebiographies.com/St-Tr/Stradivari-Antonio.html), pada tahun sebelum 1680 Antonio Stradivari telah membuat berbagai macam alat musik berdawai seperti gitar, harpa, mandolin dan kecapi. Untuk pembuatan biola, pada periode waktu tersebut dia mempertahankan bentuk dasar desain biola dari Nicolo Amati gurunya meski sudah mulai bereksperimen dengan desainnya sendiri.Â
Pada tahun 1680-an Antonio Stradivari telah meninggalkan bentuk desain biola gurunya yaitu desain keluarga Amati dan mulai mengembangkan desain style-nya sendiri yang menghasilkan sebuah standar kesempurnaan baru dalam dunia alat musik, khususnya dalam pembuatan alat musik biola. Antonio Stradivari berhasil menghasilkan biola dengan style yang berbeda dan lebih baik dibandingkan dengan generasi sebelumnya, baik dalam hal kualitas nada yang lebih powerfull maupun material dan finishing biola buatannya.
Nama dan workshop Antonio Stradivari menjadi begitu populer sehingga banyak musisi-musisi dari luar Kota Cremona yang memburu biola-biola buatan workshopnya karena keunggulan kualitasnya. Pada tahun 1684 Luthier Nicolo Amati meninggal dunia pada usia ke-87. Sepeninggal Nicolo Amati, Antonio Stradivari dikenal sebagai maestro dan pembuat biola terbaik di Kota Cremona.
Selama rentang waktu hidup dan karyanya, tahun 1700 hingga 1720 dikenal sebagai masa keemasan seorang Antonio Stradivari. Pada rentang periode tahun tersebut dia menghasilkan karya-karya terbaiknya terutama pada instrumen biola. Konon kabarnya dia tidak pernah membuat biola yang sama untuk kedua kalinya. Setiap biola hasil karyanya memiliki keunikan dan identitas tersendiri. Itulah yang menyebabkan biola buatannya dikagumi oleh musisi-musisi besar yang selalu memburu biola-biola buatan workshopnya.
Hingga saat ini masih menjadi misteri apa yang membuat biola-biola Stradivarius menjadi salah satu biola dengan kualitas terbaik yang pernah dibuat dan berbeda dengan biola-biola buatan pengrajin lain di Kota Cremona. Beberapa pendapat menyatakan bahwa material kayu pembuatnya berbeda karena adanya musim dingin berkepanjangan di Eropa pada sekitar abad ke-17 yang menyebabkan kayu menjadi lebih padat dengan karakteristik akustik yang sangat baik, hal yang tidak terulang lagi semenjak masa itu.
Ada pula pandangan lain yang menyatakan bahwa hal tersebut disebabkan oleh perawatan kimiawi kayu bahan baku pembuat biola hingga jenis varnish (pernis) yang digunakan pada instrumen tersebut. Apa pun pendapat yang diberikan mengenai kualitas biola ini, sebagian besar musisi dan pembuat biola saat ini meyakini bahwa kejeniusan Antonio Stradivari-lah yang membuat biola buatannya berbeda dengan biola-biola lainnya.Â
Selain kesempurnaan kualitasnya, harga biola-biola Stradivarius saat ini pun mengundang decak kagum. Situs berita bbc online pernah memberitakan pada tahun 2011, biola Stradivarius The Lady Blunt telah terjual dalam lelang online untuk membantu korban gempa dan tsunami Jepang seharga 9.8 juta Poundsterling atau setara dengan Rp178 miliar dengan kurs saat ini.
Kisah lain terjadi pada tahun 2016 ketika Kepolisian Federal Western City of Saarbrücken Jerman dibuat heboh oleh laporan seorang musisi wanita yang secara tidak sengaja meninggalkan bagasi di kereta yang ditumpanginya. Ia telah tidak sengaja meninggalkan sebuah biola Stradivarius General Dupont Grumiaux buatan tahun 1727 yang ditaksir bernilai sekitar EUR 2.4 juta atau sekitar Rp. 38 miliar dengan kurs saat ini. Wanita tersebut sangat beruntung karena bagasinya berhasil ditemukan kembali.
Biola-biola Stradivarius masih menjadi incaran kolektor saat ini. Menurut informasi dari situs newviolinist.com, Antonio Stradivari telah membuat sekitar 1,100 instrumen berdawai seperti biola, kecapi, cello, gitar dan mandolin. Sejumlah 600-an instrumen masih dianggap ada dan hanya sekitar 200-an biola yang masih terdokumentasi saat ini. Kalau sobat Brilio mempunyai warisan biola antik, coba saja dicek siapa tahu salah satu biola Stradivarius ada di tangan anda.
3. Guarneri del Gesu, biola buatan Luthier Giuseppe Guarneri "del Gesu".

Keterangan: Violin "Il Cannone" (Guarneri del Gesù), dimainkan oleh Niccolò Paganini. Ditampilkan di Palazzo Doria Tursi, Genova, Italy (sumber: Wikimedia Commons, https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Violino_Cannone.jpg)
Dari sejumlah sumber tertulis, Giuseppe Guarneri "del Gesu" adalah Luthier yang diperhitungkan dari keluarga Guarneri yang juga dikenal sebagai keluarga pembuat biola yang ternama dari Kota Cremona. Ia adalah cucu dari Maestro biola Andrea Guarneri yang adalah murid dari Maestro pembuat biola Nicolo Amati. Andrea Guarneri menurunkan bakatnya pada anaknya yang bernama Giuseppe Giovanni Battista Guarneri, ayah dari Giuseppe Guarneri "del Gesu." Giuseppe Guarneri "del Gesu" mempelajari pembuatan biola dari workshop biola ayahnya .
Giuseppe Guarneri "del Gesu" lahir di Kota Cremona pada tahun 1698 dan wafat di kota yang sama pada tahun 1744 di usianya yang baru menginjak 46 tahun. Biola-biola buatan Giuseppe Guarneri "del Gesu" dikenal dengan nama Del Gesu dengan label khasnya berupa nomina sacra I.H.S (iota-eta-sigma) dan Salib Roma. Biola-biola buatannya berbeda secara signifikan dengan tradisi keluarganya dan menjadi unik karena memiliki gaya tersendiri. Menurut beberapa sumber, Luthier Giuseppe Guarneri "del Gesu" menjadi pesaing Luthier Antonio Stradivari.
Tetapi berbeda dengan Antonio Stradivari yang memiliki waktu berkarya yang panjang, waktu berkarya Giuseppe Guarneri "del Gesu" jauh lebih singkat karena dia meninggal di usia yang masih cukup muda pada usia 46 tahun. Bandingkan dengan usia Antonio Stradivari yang meninggal pada usia 93 tahun. Bagi keluarga Guarneri, eksistensi Antonio Stradivari di kota Cremona sangat menghambat prospek bisnis pembuatan biola keluarga Guarneri. Sejumlah sumber informasi menyatakan bahwa biola-biola karya Guarneri ini sebenarnya sepadan dengan biola-biola Stradivarius, bahkan beberapa dianggap lebih superior karena memiliki nada yang lebih nyaring dan kuat bila dibandingkan dengan biola-biola Stradivarius.
Karya-karya Giuseppe Guarneri "del Gesu" selalu dibayangi oleh rivalnya Antonio Stradivari sehingga menurut sejumlah sumber, dia kesulitan untuk memberikan harga biola karyanya agar sepadan dengan rivalnya. Berbeda dengan biola-biola Antonio Stradivari yang selalu konsisten dalam desain dan finishing, biola-biola buatan Giuseppe Guarneri cenderung memiliki finishing yang tergesa-gesa meskipun pekerjaannya cepat dan akurat.Â
Namun di luar itu semua, banyak pemain biola soloist yang begitu terobsesi dengan nada-nada nyaring dan powerfull dari biola karya Giuseppe Guarneri "del Gesu" ini. Beberapa pemain biola ternama juga terobsesi dengan biola-biola Del Gesu ini. Salah satu contohnya adalah Paganini dengan biola favoritnya yang bernama Il Canone Guarnerius buatan tahun 1743. Menurut sejumlah sumber, jumlah biola Del Gesu ada di bawah angka 200 buah, menjadikannya sebagai biola legendaris nan langka.
Dalam hal harga, biola-biola Del Gesu ini juga memiliki harga yang fantastis. Pada tahun 2017 situs berita online BBC pernah memberitakan bahwa harga biola Guarneri del Gesu-the Vieuxtemps pernah terjual kepada seorang pembeli anonim di tahun 2012 senilai USD 16 juta atau setara dengan Rp200 miliar lebih dengan kurs saat ini. Selain itu dalam urut-urutan biola legendaris termahal di dunia, biola-biola Guarneri del Gesu ini juga menempati urut-urutan yang bersanding dengan biola-biola Stradivarius.
Sebagai penutup, hingga saat ini Kota Cremona di Italia masih menjadi tempat penghasil biola-biola berkualitas. Mengutip dari laman Reuters.com, di Kota Cremona terdapat lebih dari 100 workshop pembuat biola dan beberapa Luthier masa kini telah cukup dikenal oleh para musisi.
Seiring dengan perjalanan waktu, bukan tidak mungkin akan muncul kembali legenda-legenda baru pembuat Biola dari kota tersebut. Nada-nada biola masih akan terus dimainkan melintasi masa sebagai manifestasi akan kebutuhan seni dalam kehidupan manusia, utamanya seni bermusik.
Â