Keberadaan tanaman atsiri yang sangat melimpah membuat Fauzi, salah satu mahasiswa yang tergabung dalam Tim 2 KKN Tematik Universitas Diponegoro (Undip) di Sampangan, Semarang tergerak untuk mengedukasi masyarakat mengenai wirausaha tanaman atsiri pada Minggu (30/05).

Tanaman atsiri sendiri merupakan tanaman yang menghasilkan minyak atsiri. Minyak atsiri atau yang kerap disebut essential oil ini memiliki wangi khas yang biasa digunakan sebagai aroma sabun dan bahan kebutuhan rumah tangga lainnya. Untuk memperoleh minyak atsiri, bagian tertentu dari tanaman atsiri diolah melalui tahap penyulingan.

Di masa pandemi Covid-19, ibu-ibu di sekitar Sampangan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah saja. Melihat hal tersebut, mahasiswa yang kerap disapa Uzi ini melihat bahwa ibu-ibu bisa lebih produktif dengan melakukan bisnis dari rumah. Ia juga mengamati, pada dasarnya warga sekitar telah membudidayakan tanaman atsiri di rumah masing-masing tapi sebagian besar hanya untuk dinikmati sendiri.

"Ibu-ibu di Sampangan sudah banyak yang menanam tanaman atsiri, namun sayangnya hanya dinikmati sendiri. Padahal peluangnya besar kalau mau diwirausahakan," ujar Uzi.

Berangkat dari hal tersebut, ia mencoba mengusung program sosialisasi tanaman layak jual. Berbagai jenis tanaman coba ia edukasikan ke warga, mulai dari tanaman kenikir, akar wangi, hingga serai dapur.Tak hanya itu, ia juga menjelaskan kepada warga mengenai fungsi, kandungan, manfaat, hingga biaya pengembangan serta harga jual dari beberapa tanaman yang ia jadikan contoh.

"Harapannya warga Sampangan bisa menjadikan tanaman atsiri ini sebagai peluang bisnis," ujar Uzi.

Penanaman tanaman atsiri sendiri cukup mudah dilakukan. Pada dasarnya, cara penanamannya sama dengan jenis tanaman lainnya. Cukup siapkan wadah polybag atau pot dengan media tanah, bibit tanaman atsiri, dan berikan pupuk, jangan lupa untuk menyiram secara rutin agar tanaman tidak layu.

Tak hanya mengedukasi mengenai wirausaha tanaman atsiri, Uzi juga mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pecatatan keuangan.Ia memberikan rekomendasi aplikasi pencatatan keuangan berbasis digital yang mudah digunakan oleh warga. Selain gratis, aplikasi yang direkomendasikannya juga memiliki fitur yang mudah dipahami oleh warga.

"Saya memberikan rekomendasi aplikas-aplikasi gratis yang fiturnya sederhana supaya ibu-ibu bisa memanfaatkan aplikasi ini untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran hariannya," ujar Uzi.

Kegiatan ini disambut dengan antusias oleh warga. Puluhan warga satu per satu mendatangi booth milik Uzi untuk menanyakan terkait wirausaha tanaman atsiri hingga mempraktikkan langsung cara penggunaan aplikasi untuk mencatat keuangan.

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini, Uzi bekerja sama dengan mahasiswa dari jurusan Bioteknologi dan Agroteknologi membagikan tanaman atsiri siap jual dan brosur caramemperbanyak tanaman ini untuk bisa diaplikasikan warga dari rumah masing-masing. Harapannya, masyarakat mau memanfaatkan peluang ini dan dapat mengembangkan tanaman ini.