Insomnia berasal dari bahasa latin yang artinya tidak tidur. Insomnia merupakan gangguan tidur di mana seseorang mengalami kesulitan tidur atau tidak bisa tidur sesuai dengan waktu yang dibutuhkan tubuh. Gangguan tersebut menyebabkan kondisi penderita tidak prima, lesu, dan kurang bersemangat untuk beraktivitas keesokan harinya.

Insomnia terdiri atas tiga tipe, yaitu insomnia biasa, insomnia akut dan insomnia kronis. Insomnia biasa berupa kesulitan tidur yang masih umum terjadi, seperti ngantuk tapi matanya tidak kunjung lelap atau terbangun di tengah malam dan sulit untuk tidur lagi. Gejala ini memang tidak sering terjadi namun akan mengganggu rutinitas di pagi hari.Yang kedua yaitu insomnia akut, merupakan insomnia jangka pendek yang hanya berlangsung selama hitungan hari atau minggu, insomnia ini biasanya terjadi karena stress atau traumatis. Sementara insomnia kronis sebaliknya, yaitu insomnia jangka panjang yang bisa berlangsung selama satu bulan bahkan lebih. Sebagian besar kasus insomnia kronis disebabkan karena efek samping medis atau pengaruh obat-obatan tertentu.

Selain yang sudah dijelaskan di atas, insomnia juga bisa terjadi karena beberapa faktor lain, di antaranya sebagai berikut:

1. Tidur siang hari atau istirahat terlalu sering.

2. Makan terlalu malam.

3. Mengkonsumsi kafein, alkohol, dan nikotin.

4. Lingkungan yang bising.

5. Usia lanjut.

6. Kehamilan.

7. Aktivitas di malam hari.

Memang, sebagian besar penyebab insomnia sulit untuk dihindari. Seperti kehamilan atau usia lanjut, bahkan aktivitas di malam hari seperti belajar, bekerja, atau mengerjakan tugas dirasa lebih penting dibandingkan tidur yang cukup. Namun perlu kamu ketahui, insomnia yang terus-menerus dan berkelanjutan sangat tidak dianjurkan karena berdampak buruk, khususnya bagi kesehatan tubuh. Apa saja dampak buruk itu? Mari kita simak baik-baik penjelasan di bawah ini!

1. Meningkatkan risiko kematian.

Peneliti Inggris menemukan bagaimana pola tidur mempengaruhi angka kematian lebih dari 10.000 pegawai sipil Inggris selama dua dekade akibat penyakit kardiovaskular atau sakit jantung. Dapat disimpulkan bahwa insomnia berdampak pada kesehatan jantung.

2. Peningkatan berat badan atau obesitas.

Sejumlah penelitian menemukan kaitan antara insomnia dengan kegemukan. Ternyata, kurang tidur dapat merangsang nafsu makan seseorang. Hal ini disebabkan karena kurang tidur meningkatkan hormon ghrelin yang memberikan sinyal rasa lapar.

3. Daya ingat menurun.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidur penting untuk proses konsolidasi memori atau daya ingat. Pada proses ini otak akan mengubah ingatan jangka pendek menjadi jangka panjang. Tidak mengherankan jika seseorang yang kurang tidur menjadi pelupa karena pembentukan jangka panjangnya terganggu.

4. Kerusakan kulit.

Kurang tidur atau insomnia dapat menyebabkan kulit seseorang terlihat pucat serta mata bengkak dan lingkaran hitam di bawah mata. Selain itu, kurang tidur juga bisa mengakibatkan kulit kusam, garis-garis halus di wajah, bahkan munculnya jerawat. Hal ini disebabkan karena hormon stress (kortisol) memecah kolagen kulit atau protein yang menjaga kulit tetap halus.

5. Mudah marah.

Menurut ahli gangguan tidur, kurang tidur benar-benar dapat mempengaruhi kesehatan otak sehingga menjadi lebih mudah marah. Kondisi itu terjadi karena kurang tidur mempengaruhi amigdala, bagian otak yang terkait dengan emosi.