Tidur berkualitas sangat penting untuk menyegarkan kembali tubuh yang lelah setelah beraktivitas seharian. Tapi, apa jadinya kalau kamu sering mengalami gangguan tidur?

Gangguan tidur tidak hanya berupa insomnia atau mengalami kesulitan tidur. Gangguan tidur bisa juga berupa hipersomnia alias tidur dalam waktu lama tapi tetap merasa lelah dan ngantuk seharian. Apakah kamu sering mengalami hal ini? Kamu masih bisa beraktivitas tapi tidak dalam kondisi fit, selalu kelelahan. Biasanya, laki-laki lebih banyak mengalami hipersomnia dibanding perempuan.

Kebutuhan tidur memang bergantung pada kondisi kesehatan, aktivitas sehari-hari, usia dan gaya hidup. Idealnya, waktu tidur orang dewasa sekitar 78 jam setiap hari, tanpa adanya gangguan.

Kalau tidurmu melebihi 9 jam setiap malam namun sering merasa lelah saat beraktivitas siang, bisa jadi kamu mengalami hipersomnia. Gejala hipersomnia antara lain: selalu merasa ngantuk, tidur siang yang lama, lelah, tidak fokus, gelisah, sering lupa, gampang marah, lemas, malas makan, dan lambat saat berbicara. Semua gejala itu bisa muncul walau sudah tidur berjam-jam sebelumnya. Tentunya sangat menganggu, bukan?

Penyebab hipersomnia bisa karena mengidap penyakit tertentu, depresi, genetika, obesitas, tidur malam yang tidak cukup, cedera kepala ataupun dampak dari mengonsumsi obat-obatan. Orang yang sering mengonsumsi alkohol ataupun narkoba juga rentan mengalami hipersomnia.

Hipersomnia bisa membahayakan nyawa misalnya ketika sedang berkendara di jalan, rasa kantuk dan tidak konsentrasi sangat berisiko menyebabkan kecelakaan. Jadi, jika kamu mengalami hipersomnia harus segera mengatasinya.

Tidak hanya itu, hipersomnia ternyata bisa menimbulkan risiko penyakit serius, beberapa dampaknya seperti:

1. Sakit punggung.

Kebanyakan tidur bisa bikin punggungmu sakit karena berbaring lama di kasur. Apalagi kalau kamu tidur lama dengan posisi tubuh terlentang.

2. Sakit kepala.

Sering merasa sakit kepala setelah tidur berjam-jam yang melebihi waktu ideal? Hipersomnia bisa menimbulkan sakit kepala di mana kinerja zat kimia dalam otak mengalami gangguan.

3. Depresi.

Depresi tidak hanya berdampak pada terjadinya insomnia, tapi bisa juga hipersomnia. Kalau kamu telah mengalami depresi, tidur terlalu lama ternyata bisa memperparah kondisi tersebut. Hipersomnia sendiri pun bisa menimbulkan depresi.

4. Kelebihan berat badan.

Tentu kamu tidak ingin mengalami obesitas, kan? Kelebihan jam tidur yang melebihi 9 jam setiap hari, bisa berdampak pada kenaikan berat badan berlebih. Hindari tidur terlalu lama supaya berat badan tetap terjaga. Tentunya harus rajin berolahraga juga.

5. Diabetes.

Tidak hanya mengalami obesitas, hipersomnia juga bisa menyebabkan diabetes. Penyakit ini juga bisa terjadi jika kamu kekurangan waktu tidur. Kekurangan maupun kelebihan jam tidur menyebabkan hormon insulin dalam tubuh terganggu hingga menimbulkan diabetes.

6. Penyakit jantung.

Sama seperti ketika kamu kekurangan waktu tidur, kebanyakan jam tidur juga berisiko terjadinya penyakit jantung. Metabolisme terganggu, begitu juga dengan fungsi organ-organ dalam tubuh termasuk jantung. Kerja jantung jadi lebih berat, akan semakin parah jika pembuluh darahnya mengalami penyumbatan.

Nah, bagaimana cara mencegah atau mengatasi hipersomnia?

Beberapa langkah di bawah ini bisa kamu lakukan untuk mencegah atau mengatasi hipersomnia, antara lain:

1. Mulailah untuk tidur teratur pada jam yang sama setiap hari. Dapatkan tidur yang berkualitas dengan menjauhi gangguan-gangguan saat kamu beristirahat. Matikan ponsel, laptop, komputer, atau televisi sebelum tidur.

2. Kafein dapat membuat kamu tetap terjaga. Jadi, jika ingin minum kopi atau teh, lakukan setidaknya sekitar 6 jam sebelum tidur. Bukan pada saat menjelang tidur. Apalagi jika mengonsumsi alkohol saat akan beristirahat, tidurmu bisa terganggu alias tidak nyenyak.

3. Tidur siang kelamaan juga bisa mengganggu saat beristirahat malam. Jika kamu biasa tidur siang, lakukan sekitar 30 menit alias tidak berlebihan.

4. Biasakan melakukan olahraga. Rutin berolahraga selain bermanfaat untuk kesehatan, juga penting untuk menjaga kualitas tidurmu. Lakukan di pagi atau sore hari. Kamu bisa berolahraga ringan sekitar 30 menit sehari, setidaknya 3 kali seminggu. Olahraga dapat meningkatkan detak jantung, hindari melakukannya menjelang tidur supaya kamu lebih cepat pulas.

5. Beban pikiran juga bisa mengganggu kualitas tidur. Sebelum tidur malam, cobalah melupakan masalah-masalah hidup dan tenangkan pikiran. Meditasi atau mengatur napas beberapa saat sebelum tidur mungkin dapat membantu menenangkanmu dan bersiap untuk beristirahat.

6. Kondisikan kamar tidur senyaman mungkin. Misal, mematikan lampu kamar saat akan tidur, mengatur suhu yang pas, dan suasana hening. Kasur dan bantal yang kamu gunakan pun harus nyaman supaya kamu bisa tidur nyenyak hingga esok pagi bangun dengan tubuh dan pikiran yang segar.

Jika beberapa langkah di atas tidak sanggup menghilangkan hipersomnia yang kamu alami, penting untuk segera mengonsultasikannya ke dokter. Di sana, kamu akan mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat hingga terbebas dari masalah hipersomnia yang mengganggu selama ini.