Terdapat beberapa 'penyakit' kesukuan yang berkembang dalam masyarakat. Beberapa penyakit ini juga wajib kamu ketahui agar tidak terjadi perpecahan. Sebagai generasi penerus bangsa selayaknya kamu pahammengenai ragam 'penyakit' kesukuan ini.

Berikut ini adalah beberapa 'penyakit' kesukuan dalam pendidikan multikultural, seperti dirangkum dari laman kumpulanilmu.com (10/20).

1. Etnosentrisme.

Hindari 5 'penyakit' kesukuan ini dalam pendidikan multikultural

Etnosentrisme merupakan penilaian terhadap kebudayaan lain yang didasarkan atas dasar nilai dan standar budaya sendiri. Kemudian orang-orang etnosentris menilai kelompok lain relatif terhadap kelompok atau kebudayaannya sendiri, khususnya bila berkaitan dengan bahasa, perilaku, kebiasaan, dan agama.

2. Stereotipe.

Hindari 5 'penyakit' kesukuan ini dalam pendidikan multikultural

Selanjutnya yaitu stereotipe atau stereotype, yaitu generalisasi mengenai suatu kelompok orang di mana karakteristik tertentu diberikan kepada seluruh anggota kelompok tersebut tanpa mengindahkan adanya variasi yang ada pada anggota-anggotanya, dapat diartikan seperti labeling.

3. Primordialisme.

Hindari 5 'penyakit' kesukuan ini dalam pendidikan multikultural

Ketiga yaitu primordialisme, suatu pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya sehingga membentuk sikap tertentu.

4. Eksklusivisme.

Hindari 5 'penyakit' kesukuan ini dalam pendidikan multikultural

Keempat yaitu eksklusivisme, merupakan paham yang mempunyai kecenderungan untuk memisahkan diri dari masyarakat. Terdapat ciri-ciri orang yang menganut eksklusivisme, yaitu mengutamakan kepentingan pribadi dan memiliki kecenderungan untuk memisahkan diri dengan sikap khusus yang disepakati dalam kelompok.

5. Rasisme.

Hindari 5 'penyakit' kesukuan ini dalam pendidikan multikultural

Rasisme adalah sebuah sistem yang telah terorganisir dalam masyarakat, menyebabkanadanya ketidaksetaraan dan ketidakadilan dalam kekuasaan, sumber daya, kapasitas dan peluang antar kelompok ras atau etnis.