Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yan paling sempurna karena diberikan akal pikiran. Selain akal pikiran yang dapat berkembang, tubuh manusia pun juga ikut berkembang dengan menyesuaikan lingkungan dan kebiasaan yang dilakukan berulang oleh manusia itu sendiri, misalnya adalah yang terjadi oleh Suku Bajau.

Secara tradisional, Suku Bajau tinggal di pesisir pantai hingga di tanah air atau lebih dikenal dengan rumah mengapung karena rumah atau pemukiman mereka benar-benar berdiri di atas air.

Lantas, mengapa Suku Bajau dijuluki manusia air? Apakah karena mereka tinggal di atas air? Hmm saya rasa demikian. Selain itu, ada hal-hal menarik yang perlu kamu tahu tentang Suku Bajau ini.

Berikut ini adalah 6 fakta tentang Suku Bajau yang telah penulis rangkum dari laman trevelingyuk.com dan nationalgeographic.com,Jumat (31/01/2020). Yuk, simak sampai tuntas.

1. Suku yang tidak memiliki kewarganegaraan.

Dijuluki manusia air, inilah 6 fakta Suku Bajau di Kalimantan

Suku ini merupakan sekelompok pengembara yang tidak memiliki kewarganegaraan. Akan tetapi Suku Bajau diyakini merupakan suku asli dari daerah Filipina Selatan, namun negara itu tidak mengakui legalitas kewarganegaraan Suku Bajau. Selain itu suku ini juga tersebar di tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Filipina.

2. Suku Bajau belum bisa baca dan tulis.

Dijuluki manusia air, inilah 6 fakta Suku Bajau di Kalimantan

Mengejutkan memang, tapi begitulah fakta yang ditemukan pada Suku Bajau di Indonesia Timur. Hal itu merupakan suatu yang lumrah terjadi bilamana pendidikan belum menjadi hal yang utama dilakukan. Kehidupan mereka hanyalah seputar melaut dan mencari ikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

3. Suku Bajau dari lahir hingga mati berada di perahu.

Dijuluki manusia air, inilah 6 fakta Suku Bajau di Kalimantan

Seluruh kehidupan Suku Bajau rata-rata berada di atas air, mulai dari pertama melihat dunia hingga tutup usia. Dalam memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, Suku Bajau sangat tergantung pada hasil laut yang mereka tangkap. Biasanya mereka akan melalukan sistem barter dari hasil tangkapannya dengan barang-barang yang mereka butuhkan dari masyarakat di daratan.

Pada dasarnya Suku Bajau merupakan suku yang nomaden atau sering berpindah-pindah tempat tinggal dan mereka dahulu juga menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Namun, dewasa ini Suku Bajau sudah mempunyai agama, misalnya adalah Islam.

Ketika ada kerabat mereka yang meninggal dunia, Suku Bajau tetap melakukan tradisi penguburan jenazah. Namun sebelum melakukan tradisi itu didahului dengan tata cara perawatan jenazah menurut syariat islam.

4. Suku Bajau tidak tahu umur mereka.

Dijuluki manusia air, inilah 6 fakta Suku Bajau di Kalimantan

Kehidupan Suku Bajau yang nomaden menyebabkan mereka tidak terlalu mementingkan pendidikan formalnya. hal ini mengakibatkan mereka belum bisa mengenal huruf dan membaca dengan baik. Terlebih mereka juga tidak begitu memedulikan berapa umurnya sekarang.

Mayoritas Suku Bajau yang ditemukan di daerah Berau maupun Wakatobi tidak bisa menjawab ketika ditanya berapa umur mereka sekarang. Bukan hanya umur, mereka juga tidak mengingat kapan mereka dilahirkan.

5. Penyelam yang handal.

Dijuluki manusia air, inilah 6 fakta Suku Bajau di Kalimantan

Laut merupakan tempat Suku Bajau menaruh harapan untuk hidup. Mereka setiap hari akan mencari ikan guna memenuhi kebutuhannya. Lantas, bagaimana caranya? Cara yang umum mereka gunakan adalah menyelam dan menangkap ikan dengan tombak atau untuk menyelam ke sela-sela karang guna mencari kerang hingga lobster.

Suku Bajau sejak kecil sudah dilatih berenang dan menyelam. Maka tak ayal karena kebiasaan dan merupakan hal yang wajib mereka lakukan, Suku Bajau terkenalsebagaipenyelam yang handal. Mereka bisa bertahan lama saat menyelam yang mana tidak menggunakan perlengkapan menyelam seperti yang biasa kamu pakai.

6. Tubuh yang beradaptasi.

Dijuluki manusia air, inilah 6 fakta Suku Bajau di Kalimantan

Penelitian yang dilakukan oleh Melissa Iladro yang merupakan calon doktoral di Universitas Copenhagen menemukan bahwa masyarakat Suku Bajau mampu beradaptasi terhadap lingkungannya. Hal itu dapat dilihat bahwa limpa mereka lebih besar dan kuat dibandingkan manusia pada umumnya.

Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa Suku Bajau mempunyai gen khusus yang disebut dengan PDE10A. PDE10A ini berfungsi untuk mengatur hormon tiroid yang mengatur ukuran limpa. Limpa atau hati ini berfungsi sangat penting dalam penyelaman karena limpa melepaskan lebih banyak oksigen dalam darah ketika tubuh sedang mengalami tekanan air atau sedang menahan napas di bawah air.