Penyebaran virus Covid 19 meresahkan semua pihak, termasuk masyarakat pedesaan. Oleh karena sejumlah desa di Klaten melakukan Gerakan pencegahan secara mandiri dengan memproduksi Alat Pengaman Diri (APD). Seperti yang terlihat di Desa Sawit, Kecamatan Gantiwarno, Klaten. Selain melakukan isolasi mandiri, Desa ini juga memproduksi Alat Pengaman Diri (APD) berupa masker kain yang terbuat dari kain perca.

Cegah penyebaran Covid-19, warga Desa Sawit produksi APD mandiri

Foto:Dok. TP PKK Desa Sawit

Ketua Tim Penggerak PKK Desa Sawit, Sri Muryani mengungkapkan bahwa inisiatif pembuatan APD Mandiri ini bermula dari sulitnya warga mencari APD medis di pasaran. Oleh karena itu, pengurus PKK Desa Sawit kemudian berinisiatif untuk membuat masker sendiri agar dapat melindungi ketika dipakai keluar rumah.

Warga sudah berupaya untuk tetap tinggal di rumah sesuai dengan anjuran Pemerintah. Tetapi karena rata-rata warga berprofesi sebagai petani, mau tak mau mereka harus ke sawah atau ke pasar. Tapi, sekarang ini kan cari masker susah. Karena itu ya kita bikin sendiri, ujar Muryani kepada wartawan Rabu (25/3/20).

Cegah penyebaran Covid-19, warga Desa Sawit produksi APD mandiri

Foto:Dok. TP PKK Desa Sawit

Dijelaskan Muryani, proses pembuatan masker ini dilakukan secara gotong royong oleh warga. Ada pun anggaran dan bahan berasal dari diperoleh dari dana pribadi Kepala Desa Sawit. Karena anggaran dan bahan terbatas, Muryani belum yakin apakah nantinya jumlah masker yang diproduksi mampu untuk mencukupi kebutuhan semua warga. Oleh karena itu, pihaknya sangat terbuka jika ada pihak-pihak yang bersedia memberikan donasi untuk pembuatan masker tersebut.

Belum tahu ini nanti jadi berapa. Tapi jumlah warga desa di sini ada sekitar 2000-an lebih sedikit. Dan sampai saat ini baru diproduksi sebanyak 180 buah dan rencananya akan kita bagikan kepada warga secara gratis, ujar Muryani.

Selain membuat masker, warga juga melakukan isolasi mandiri. Di beberapa sudut ini bahkan dipasangi sejumlah banner yang isinya melarang warga luar wilayah masuk ke Desa Sawit. Sementara itu, bagi warga desa Sawit yang baru datang dari luar kota diwajibkan melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.

Warga desa ini menyadari bahwa infeksi virus ini sangat membahayakan. Oleh karena itu, warga di sini sangat hati-hati dalam menerima tamu maupun pengunjung dari luar wilayah, ujar Muryani.

Cegah penyebaran Covid-19, warga Desa Sawit produksi APD mandiri

Foto:Dok. TP PKK Desa Sawit

Meski kesadaran warga terhadap bahaya Covid-19 ini sudah memadai, namun warga Desa Sawit secara mandiri melakukan sosialiasi secara mandiri kepada sesama warga desa. Melalui mobil berpengeras suara, warga desa tak kenal lelah berkeliling untuk memberitahukan pentingnya melakukan social distancing dan menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan sekitar.

Muryani berharap, krisis wabah Covid-19 ini dapat segera berlalu. Sebab, warga desa Sawit ini selama ini terbiasa bergotong royong dalam segala urusan. Jika sekarang diharuskan untuk melakukan untuk menjaga jarak dan menghindari kerumunan, diharapkan tidak berlangsung terlalu lama.

Warga desa Sawit ini sudah seperti keluarga. Kami terbiasa kumpul-kumpul untuk membahas masalah apa pun. Semoga saja wabah ini segera berhenti, agar kehidupan social dapat kembali normal, ujarnya. (*/Sulistyawan)