Dunia tengah digemparkan dengan penemuan virus baru yang kini telah diberi nama SARS-CoV-2. SARS-CoV-2 pada awalnya mewabah di dataran Tiongkok, tepatnya di Kota Wuhan sejak akhir tahun 2019. SARS-CoV-2 menginfeksi saluran pernapasan manusia hingga menyebabkan munculnya penyakit baru yang disebut sebagai Covid-19.

Menurut data yang terhimpun dalam Worldometer hingga 4 Juli 2021 pukul 20.00 WIB, kasus Covid-19 telah menyentuh angka 184.344.094 kasus di 210 negara di dunia. Kasus aktif 11.675.277 kasus, sembuh 168.697.555 kasus, dan kematian 3.989.262 kasus.

Pandemi Covid-19 semakin hari semakin meresahkan masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Selama kurang lebih lima bulan sejak mulai menyebar ke seluruh pelosok Bumi, Covid-19 kini semakin mengudara ke berbagai pelosok negeri. Sejak kasus pertama dikonfirmasi oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020, hingga 4 Juli 2021 laporan kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 2.284.084 kasus dengan jumlah kasus aktif 295.228 kasus.

Rakyat Indonesia harus bekerja sama untuk melawan pandemi yang mengancam keselamatan bangsa. Pemerintah berkewajiban untuk membuat kebijakan dan mengadakan imbauan, maka rakyat berkewajiban untuk menaati kebijakan dan mengindahkan imbauan pemerintah.

Negara yang sanggup menang melawan Covid-19 adalah negara yang disiplin. Oleh karena itu, rakyat Indonesia juga harus disiplin demi mencegah penularan Covid-19 yang semakin meluas agar keadaan kembali kondusif dan masyarakat dapat beraktivitas seperti sedia kala.

Mencegah lebih baik daripada mengobati, langkah-langkah mandiri yang dapat dilakukan masyarakat masih sebatas pada menjaga jarak satu sama lain, menggunakan masker, dan menjaga tangan agar tetap higienis.

Berkaitan dengan menjaga kebersihan tangan, cara pencegahan ini selalu mendapat perhatian khusus di berbagai media. Mengapa penting untuk selalu menjaga kebersihan tangan di tengah pandemi Covid-19?

Satu hal yang sangat rentan yakni mudahnya virus tersebut berpindah tempat. Proses penularan Covid-19 adalah melalui droplet yang dikeluarkan oleh penderita ketika batuk ataupun bersin. Droplet mudah menempel pada benda-benda atau tempat-tempat umum yang sering terpegang oleh orang-orang sehingga memperluas penyebaran dan penularan virus.

Guna melindungi diri dari penularan Covid-19, masyarakat pun berbondong-bondong memborong hand sanitizer dari pasaran. Hand sanitizer menjadi barang yang sangat diburu, seolah-olah tidak ada hari esok untuk membelinya lagi. Di lain sisi, ada solusi lain berupa mencuci tangan dengan air dan sabun. Namun, justru masyarakat seakan memilih abai dan lebih berfokus pada hand sanitizer. Tidak jarang masyarakat beranggapan bahwa hanya hand sanitizer yang dapat digunakan untuk membunuh virus.

Menurut keterangan dari seorang peneliti kimia Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI), Joddy Arya Laksmono, baik hand sanitizer maupun sabun sama-sama memiliki komposisi kimia yang dapat melemahkan bahkan membunuh virus penyebab Covid-19. Melihat fenomena tersebut, penulis tertarik untuk meluruskan persepsi masyarakat dengan memberikan sejumlah informasi terkait perbandingan antara hand sanitizer dan sabun yang digunakan untuk membersihkan tangan. Dari kedua produk tersebut, sesungguhnya mana yang lebih baik untuk mencegah penyebaran Covid-19?

Hand sanitizer merupakan cairan pembersih tangan yang praktis, dapat dibawa ke mana pun, namun tidak mampu menjamin bahwa virus dapat terbunuh secara maksimal dalam kondisi tertentu. Hand sanitizer dalam penggunaanya tidak memerlukan air untuk dapat diaplikasikan pada area telapak tangan dan sekitarnya. Tetapi, pemilihan hand sanitizer sangat penting diperhatikan karena tidak semua produk hand sanitizer memiliki kandungan alkohol mencapai 60%. Sangat disayangkan bahwa penggunaan alkohol dapat meningkatkan risiko kering dan iritasi pada kulit. Kulit yang rusak bisa menjadi sarang bakteri penyakit, meningkatkan risiko virus memasuki tubuh, dan lebih rentan terhadap infeksi (Rahmawati & Anggraini, 2020). Maka dari, itu hand sanitizer sebaiknya digunakan hanya ketika kondisi mencuci tangan tidak menjadi pilihan.

Mencuci tangan dengan sabun dan air merupakan cara yang paling baik namun kurang praktis dalam membersihkan tangan. Mencuci tangan dengan sabun dan air tidak dapat dilakukan di mana pun dan dalam kondisi apa pun sehingga mencuci tangan dengan sabun dan air bergeser menjadi pilihan kedua masyarakat dalam upaya mencegah penularan Covid-19. Membasuh tangan dikatakan lebih efektif menghilangkan kotoran yang melekat dan membasmi patogen tertentu termasuk bakteri dan virus. Dilansir dari Viva.co.id yang diterjemahkan dari Metro.co.uk, disebutkan bahwa mencuci tangan masih menjadi perlindungan terbaik dari Covid-19. Selain itu dilihat dari aspek ekonomi, penggunaan sabun sebagai pembersih tangan tidak akan memakan uang sebanyak hand sanitizer.

Menanggapi fenomena Covid-19 yang semakin menggemparkan, setelah mengadakan perbandingan antara hand sanitizer dan sabun, penulis merekomendasikan agar masyarakat lebih memilih menggunakan sabun demi mencegah penularan Covid-19. Selain karena alasan sabun lebih ekonomis, penggunaan sabun dan air mengalir untuk membersihkan tangan lebih efektif karena mampu membasmi kotoran sekaligus bakteri dan virus dari area tangan. Hand sanitizer dengan konsentrasi alkohol minimal 60% juga diperlukan untuk menghindari penularan Covid-19 ketika mencuci tangan bukan menjadi pilihan di situasi tertentu. Pada akhirnya, mana yang lebih baik tergantung dari kondisi masyarakat. Keduanya sangat baik apabila digunakan dengan cara yang benar dan tepat.