Seksisme adalah diskriminasi dan atau prasangka terhadap seseorang yang bergantung terhadap seks, tetapi juga dapat merujuk pada semua sistem diferensiasi pada seks individu.

Disadari atau tidak, perilaku seksisme telah jadi penyakit endemik bagi kehidupan bermasyarakat. Banyak orang tidak menyadari bahwa kata-kata dan atau perilakunya mengandung seksisme bahkan yang paling parah juga merujuk pada pelecehan seksual.

Pelaku Seksis tidak terbagi atas satu golongan gender tertentu, baik laki-laki maupun perempuan sama-sama memiliki potensi untuk menjadi pelaku dan atau korban.

Akan tetapi perilaku seksisme tidak sesederhana itu untuk dapat diberangus. Penyebab utamanya adalah minimnya kesadaran masyarakat akan hal ini, bahkan beberapa orang masih memperdebatkan kasus-kasus dalam seksisme, Loh!

Contohnya adalah perilaku Catcalling, banyak orang berpendapat bahwa Catcalling adalah hal yang lumrah dilakukan dengan dalih bahwa kita tinggal dengan budaya timur dimana mungkin tujuan catcalling tersebut adalah sebagai sapaan, namun lebih banyak orang sepakat bahwa Catcalling adalah salah satu perilaku seksis dan masuk kategori pelecehan seksual.

Nah, bagi kamu yang sepakat bahwa Catcalling adalah perilaku seksis dan dapat dikategorikan sebagai tindakan pelecehan seksual maka penting bagi kamu mengetahui jurus-jurus yang perlu dilakukan saat berhadapan dengan situasi seksis.

Pertama, Panggil dan Balas Komentarnya.

Kamu berhak untuk tidak diam dalam menerima perilaku seksis. Bila memungkinkan panggil pelakunya dan balas komentarnya, tunjukkan bahwa kamu sangat terganggu dengan apa yang dia lakukan. Pada kasus Catcalling, pelaku biasanya bergerombol, maka penting bagi kamu untuk tetap waspada dan berhati-hati. Jika kamu merasa situasimu aman maka datangi pelaku dan jelaskan bahwa sikapnya sangat tidak baik. Tetap tegas namun tidak berapi-api.

Kedua, Ajak Diskusi.

Hal ini hanya dapat dilakukan bila tindakan seksis ini terjadi di zona yang aman seperti sekolah atau kantor, mengajak pelaku untuk berdiskusi bisa jadi salah satu pilihan. Dengan mengajak diskusi diharapkan pelaku menjadi sadar dan tidak mengulangi perbuatannya lagi di masa mendatang.

Memberikan edukasi adalah salah satu campaign penting untuk memerangi perilaku seksisme. Namun jangan lupa untuk tetap menjunjung nilai kesopanan dan kerahasiaan ya, tidak jarang ujaran seksis bukanlah hal yang disengaja atau bahkan pelaku kadang tidak menyadari poin kesalahannya, maka berikan juga ia hak untuk berbenah dan memikirkan kesalahannya tanpa serta merta mendapat hukuman sosial dari orang-orang sekitar.

Ketiga, Lakukan Perilaku Aneh.

Cara ini mungkin terdengar aneh dan barangkali cukup beresiko. Cobalah bertingkah aneh seperti membuat wajah konyol atau membuat gestur tertentu yang aneh. Dengan menciptakan situasi yang aneh seperti ini diharapkan para pelaku seksis jadi ikutan bingung dan enggan mengganggumu, awkward moment needed guys !

Keempat, Laporkan.

Jika perilaku seksis termasuk catcalling dan atau tindakan lain yang menjurus pada pelecehan seksual terjadi di sekolah atau kantor, laporkan kejadian tersebut pada guru atau atasan kamu. Jangan takut dan jangan malu.

Membiarkan kejadian berlalu begitu saja hanya akan membuat pelaku kian ingin mengulanginya kembali. Jika kejadian seksis itu berada di tempat umum, kamu bisa melaporkannya pada petugas keamanan sekitar atau bahkan polisi terdekat. Sekali lagi, kamu harus berani, percayalah negara ini akan melindungi hak-hak kamu untuk dapat hidup dengan nyaman dan aman.

Masih ada banyak contoh ujaran mengandung seksis yang sering kita temukan sehari-hari, ujaran tersebut bahkan dianggap kultural. Hal demikian pasti akan sangat mempengaruhi ketentraman hidup. Cara untuk menghadapinya barangkali juga bisa berbeda-beda namun satu yang pasti adalah keberanian kamu dalam menghadapinya. Jangan takut. Jangan menunggu orang lain akan melindungimu, kamu adalah orang pertama yang harus melindungi dirimu sendiri.