Merekrut orang untuk bekerja dalam sebuah startup bisa jadi lebih rumit dari pada bila sebuah perusahaan yang merekrut tenaga kerja. Mengapa? karena ketika Founder dan Co-founder startup merekrut orang, mereka mencari bukan hanya kepandaian tapi juga apakah kandidat ini bisa bersama-sama membangun budaya kerja yang diinginkan.


Bersama pasukan kecil inilah nantinya para founder membentuk ambience yang kondusif untuk membesarkan bisnis seumur jagung ini. Dalam perjalanannya, proses rekruiting dalam startup menandakan bahwa bisnis itu berkembang sehingga membutuhkan lebih banyak sumber daya manusia.


Beberapa pertanyaan berikut biasa diutarakan oleh pewawancara kepada pelamar untuk menggali apa motivasi mereka bergabung di startup.


1. Dari mana tahu lowongan ini? Mengingat lingkup statup yang masih minim publikasi

2. Kenapa tertarik bekerja di startup?

3. Seperti apa gaya kerja kamu?

4. Selain posisi yang dilamar, ada posisi lain yang diinginkan?

5. Apa kekuatan dan kelemahan kamu?


Orang awam yang tidak terlalu familiar dengan dunia startup mungkin tidak siap dengan kultur kerja yang sangat dinamis. Dikatakan sangat dinamis karena berganti strategi bisnis setiap 3 bulan sekali itu bukan barang aneh di dunia startup. Untuk itulah dibutuhkan orang yang tahan banting untuk menjawab tantangan itu.


Di sisi lain, struktur organisasi yang ramping-lah yang dibutuhkan oleh startup. Agak sedikit rumit bukan ketika Anda butuh tenaga tambahan namun tidak ingin organisasi Anda dipenuhi banyak orang. Karena itulah satu orang dengan banyak fungsi lebih disukai dari pada orang dengan keahlian khusus. Sebagai contoh, seorang designer graphis yang memahami UI/UX akan memiliki poin lebih tinggi dari pada sesama desaigner yang tidak memiliki kebisaan lain.


Dari sekian banyak kandidat yang mengincar posisi di startup Anda, ada baiknya untuk menghindari tipikal orang yang

1. Terbiasa memimpin tim yang besar sehingga bisa leluasa mendelegasikan pekerjaannya ke bawahan. Padahal justru di lingkup startup inilah bahkan level manajerpun harus turun langsung mengerjakan yang menjadi tanggung jawabnya


2. Menjadikan uang sebagai motivasi utama, karena itu pertanda bahwa ia adalah seorang yang pamrih dan mengerjakan segala sesuatunya berdasarkan keuntungan yang akan diraih. Bayangkan bila orang tipe ini diberi pekerjaan di luar job desc-nya, masa iya perusahaan harus membayar fee extra?


3. Mirip dengan Anda dari segi kemampuan, pola berpikir, hingga cara menyikapi sesuatu. Tujuan dari sebuah tim kerja adalah menghimpun beberapa orang dengan kemampuan dan latar berlakang berbeda untuk memperkaya wawasan untuk mencapai tujuan bersama.

Sumber: sitepoint.com; levo.com


Gambar: pexels