Video game adalah sebuah bentuk media yang sangat menarik, kuat, dan cukup baik untuk dilirik. Industri ini lalu mendistribusikan berbagai macam game dengan platform yang variatif seperti console, handphone, dan pc. Maraknya demam video gaming di Indonesia dan seluruh dunia memancing atensi publik, tidak terkecuali anak-anak.

Di samping untuk hiburan, salah satu fungsi game adalah sebagai alat pengajaran berbasis teknologi. Dalam permainan, anak tidak hanya akan terpapar pada situasi, subjek, dan konsep, tetapi juga berpartisipasi di dalamnya. Tidak heran jika anak mudah kecanduan ataupun terpengaruh efek samping video gaming. Karena setelah bermain, pengaruh yang akan diberikan adalah rasa senang, seru, dan penasaran akan kelanjutan alur game tersebut.

Artikel ini akan mengajarkan cara parenting terbaik agar anak dapat menikmati manfaat video game. Untuk memastikan pengalaman bermain game yang nyaman, inilah beberapa kiat dan trik untuk menangani anak yang senang bermain video game.

1. Sadari bahwa video game adalah sesuatu yang esensial.

Di masa kini, semua orang tidak terkecuali yang berada di pelosok dunia pun pasti pernah bermain game. Dan terkadang, video game menjadi kebutuhan kita sehari-hari. Untuk melarang ataupun menghindari pengaruh gaming adalah sesuatu yang hampir mustahil. Orang tua akhirnya disarankan untuk menerima fakta, jika bermain game itu adalah hal yang lumrah.

2. Pertimbangkan pro dan kontra jika akan bermain game.

Ketika kebanyakan orang memikirkan tentang video game, mereka akan mengarah ke fungsi game itu sendiri. Apakah untuk menghibur, mengedukasi, atau malah memberikan pengaruh buruk kepada anak. Maka dari itu ada baiknya kita melakukan background check terlebih dahulu akan sifat anak dan kapabilitasnya, sebelum bermain game.

3. Periksa Age Ratings dalam game.

Menurut AskAboutGames.com, age ratings memastikan bahwa konten hiburan seperti film, DVD, dan game diberi label yang jelas untuk kelompok usia minimum yang sesuai. Age ratings memberikan panduan kepada konsumen agar mereka bisa mengetahui produk tersebut layak dibeli atau tidak. PEGI dan ESRB adalah contoh-contoh sistem yang digunakan untuk age ratings.
Jadi pintar-pintarlah memilih konten yang sesuai atau tidak sesuai untuk anak, dengan memperhatikan age ratings pada game.

4. Tetapkan porsi main untuk anak.

Tidak ada jumlah jam yang disarankan untuk anak berusia enam tahun ke atas. Tetapi seperti yang kita tau, melakukan apa pun selama lebih dari beberapa jam sehari mungkin bukan ide yang baik. 90 menit sering dianggap sebagai batas yang masuk akal (American Academy of Paediatrics), tergantung bagaimana jadwal hari-hari kamu dan anak. Namun sebaiknya mereka diperbolehkan bermain game setelah tuntas mengerjakan tugas kesehariannya. Contohnya, sehabis pulang sekolah atau makan malam.

5. Temani anak saat bermain game.

Interaksi antara kedua pihak adalah sesuatu yang sangat penting. Bermain game dengan anak merupakan aktivitas yang menyenangkan dan menyehatkan. Karena secara tidak langsung dapat memperdekat hubungan emosional antara keduanya. Satu hal yang tak boleh dilupakan ialah jangan mengintimidasi anak saat bermain game, namun buatlah suasana semenyenangkan mungkin.

6. Jangan lupa untuk mengajarkan anak agar bisa bersosialisasi.

Di samping bermain game, anak wajib diajarkan bersosialisasi dengan kawan seumurannya. Membuat janji dengan teman, membawanya ke tempat bermain, dan memberi lowong waktu di sekolah adalah contoh-contoh hal yang dapat dilakukan untuk outdoor activity.