Semua orang tentu ingin hidup sehat. Tapi bukan rahasia kalau makanan sehat sering kali kurang enak rasanya. Misalnya salad dibandingkan pizza, kamu tentu tahu mana yang rasanya lebih enak dan lezat di lidah. Padahal kamu juga tahu kalau salad jelas lebih sehat ketimbang pizza. Tapi itu dia, makanan tidak sehat cenderung dan sering kali memiliki rasa enak. Seperti burger. Namun, bagaimana kalau ada burger berbasis kacang kedelai sehat yang disulap jadi daging patty burger?

Menyulap tampilan dan rasa sayur jadi mirip daging bukan hal baru di dunia kuliner, terutama di kelompok vegetarian. Lewat racikan kacang kedelai, sayuran, tepung terigu, dan kreativitas, makanan dengan basis non daging bisa terlihat dan terasa seperti daging sungguhan.

Selain konon lebih sehat, daging made in sayuran ini diklaim lebih ramah lingkungan karena peternakan hewan menggunakan lahan luas, air lebih banyak, dan efek gas dari kotoran hewan. Terlepas dari alasan yang ada, pengolahan sayuran jadi menyerupai daging dalam tampilan dan rasa membuka potensi dan cakrawala baru dalam dunia kuliner.

Seperti daging burger berbasis sayuran dan kacang kedelai dari Freshness Burger di Jepang ini.

Bebas daging hewan, burger buatan Jepang ini gunakan kacang kedelai

Foto: Vegetusco Wordpress

The Good Burger dari Freshness Burger Colowide Co. mencuri perhatian publk Jepang beberapa waktu lalu. Ketimbang menggunakan daging ternak sebagai patty, Freshness Burger menggunakan daging kreasi dari kacang kedelai dan dijual 480 Yen atau US $ 4.60 (dalam Rupiah sekitar Rp 50-60 ribuan).

Burger ini populer di kalangan wanita yang peduli kesehatan dan penjualannya dua kali lipat dari perkiraan kami, sebut manajer pemasaran Freshness Burger Rina Sakasai. Good Burger sendiri diracik di prefektur Kumamoto, Jepang oleh start up Daiz Inc. di mana mereka merupakan pemasok bahan untuk Fresness Burger. Kami secara akurat memastikan kondisi terbaik saat meracik demi mendapatkan tekstur dan rasa terbaik untuk produk kami, klaim kepala divisi teknologi Daiz Koji Ochiai saat ditanya tentang produk ciptaan mereka itu.

Bebas daging hewan, burger buatan Jepang ini gunakan kacang kedelai

Foto: NewzPad

Secara pencapaian teknologi tentu ini sebuah hal keren. Krisis makanan berbasis daging bisa diatasi dengan teknologi seperti yang dilakukan Daiz Inc. dengan daging berbasis kacang kedelai seperti itu. Penulis bukan vegetarian dan tidak menyangka jika diolah secara tepat kacang-kacangan seperti kedelai ternyata dapat memiliki tekstur serta rasa yang berasal dari daging hewan ternak seperti sapi. Hal yang hebat.

Tapi mungkin penulis tidak perlu terlalu heran mengingat kacang kedelai sendiri memang sumber makanan yang memiliki kandungan gizi tinggi dan bahkan bisa diolah sebagai susu sehat yang tidak kalah dari susu hewan ternak seperti sapi perah. Sehingga jika kacang kedelai bisa diolah jadi daging burger hal ini sebenarnya termasuk biasa saja atau normal. Tapi tentu tidak semudah itu mengolah kacang kedelai agar jadi mirip daging seperti yang dijual Freshness Burger Jepang tadi. Perlu ilmu dan dedikasi waktu untuk menemukan cara dan formulanya.

Di Indonesia sendiri sebenarnya lumayan banyak lokasi penjualan makanan berbasis sayuran yang diracik menyerupai daging hewan ternak, terutama di tempat-tempat makan atau restoran vegetarian. Tapi setahu penulis makanan-makanan di lokasi tadi relatif mahal harganya dibanding makanan konvensional yang mereka tiru. Sehingga sampai makanan vegetarian seperti burger ala Freshness Burger Jepang bisa berharga terjangkau untuk kantong publik, akan sulit makanan seperti ini untuk meraih pasar seluas makanan non vegetarian.

Bebas daging hewan, burger buatan Jepang ini gunakan kacang kedelai

Foto: Mainichi Shimbun

Di Jepang, burger berbasis kedelai seperti Good Burger dijual sekitar Rp 60 ribuan, sementara burger daging asli di Indonesia dijual kurang dari Rp 50 ribuan. Dari sini saja sudah bisa ditebak yang mana yang akan lebih laris dipilih penggemar burger, kan? Tapi semoga nanti ada burger seperti Good Burger dari Freshness Burger Jepang ini di Indonesia. Penulis pengin mencicipi!