Di tengah-tengah kepanikan dunia atas munculnya virus baru bernama Covid-19, para ilmuwan dan praktisi kesehatan harus tetap tenang namun cepat dalam menanggulangi dan menemukan solusi paling sesuai dengan keadaan saat ini.

Bila menurut Dr. Anthony Fauci, direktur dari Institut Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular atau NIAID menyatakan kepada reporter pada bulan Maret bahwa vaksin belum akan tersedia paling tidak selama 12 hingga 18 bulan ke depan karena masih dalam masa pengerjaan.

Sementara vaksin belum dihasilkan dan sudah banyaknya masyarakat yang terjangkit virus ini maka para praktisi pun memutar otak memikirkan solusi terkini untuk menanggulangi yang sedang terjadi, dengan menggunakan obat. Beberapa obat yang saat ini masuk dalam perhatian mereka, dirangkum dalam 7 daftar berikut.

1. Antiviral EIDD-2801.

Obat ini dinilai menjanjikan oleh praktisi kesehatan. Dalam masa percobaan tabung reaksi dengan paru-paru manusia dan sel saluran napas yang dilaporkan ilmuwan di jurnal Science Translational Medicine menunjukkan hasil yang positif.

2. Obat Flu Jepang.

Obat yang dikembangkan oleh Fujifilm Toyama Chemical di Jepang, dilaporkan dalam Live Science ini menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam menanggulangi kasus ringan sampai yang sedang. Laporan menunjukkan obat ini telah diuji kepada 340 pasien di Wuhan dan Shenzen. Sehingga dalam pernyataannya yang dilaporkan The Guardian, Zhang Xinmin, Menteri Sain dan Teknologi Cina menyatakan bahwa, "(Obat) ini memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan jelas efektif dalam perawatan."

3. Chloroquine dan Hydroxychloroquine.

Selama ini, Chloroquine dan hydroxychloroquine telah disetujui oleh badan Administrasi Makanan dan Obat-obatan di Amerika (The U.S. Food and Drug Administration) sebagai solusi untuk malaria, lupus, dan artritis reumatoid. Namun, riset awal pada manusia dan sel primata menunjukkan bahwa obat efektif untuk Covid-19.

Dokter-dokter di Cina, Korea Selatan, Prancis, dan Amerika saat ini menggunakan obat ini kepada beberapa pasien dengan diagnosa Covid-19. FDA Amerika saat ini sedang mempelajari hal ini lebih lanjut.

4. Obat Ebola yang gagal.

Obat ini terbukti tidak efektif untuk Ebola. Namun, dalam studi lab, obat ini telah terbukti efektif dalam menghambat pertumbuhan virus serupa, yaitu sindrom pernafasan akut yang parah (SARS) dan sindrom pernapasan asal Timur Tengah (MERS).

5. Kombinasi Obat HIV.

Obat antiviral kaletra ini, kombinasi lopinavir dan ritonavir, menghasilkan kegembiraan dini. Namun, data baru dari Tiongkok, yang diterbitkan 18 Maret di New England Journal of Medicine, tidak melihat ada manfaat tertentu ketika pasien menggunakan obat ini.

Sejumlah 199 pasien dengan kadar oksigen rendah diberikan obat ini. Hasilnya, lebih sedikit orang yang memakai kaletra meninggal, namun perbedaannya tidak signifikan secara statistik, artinya bisa saja kebetulan.

Bagaimanapun, studi lain masih dalam masa pengerjaan dan masih ada kemungkinan bahwa kombinasi obat ini dalam memberikan keuntungan langsung untuk pasien dengan Covid-19.

6. Obat Imunosupresan dan Arthritis.

Pada beberapa pasien Covid-19, virus itu sendiri tidak menyebabkan kerusakan. Tapi pada beberapa orang lainnya sistem kekebalan tubuhnya menjadi overdrive dan mengeluarkan serangan habis-habisan, yang dalam medis dikenal dengan badai sitokin. Sistem kekebalan tubuh yang bereaksi berlebihan dapat membawa kerusakan jaringan dan pada akhirnya berpotensi kematian.

Nah, untuk meredam badai sitokin inilah, dokter saat ini mencoba menggunakan immunosupresan yang dikenal dengan Actemra atau tocilizumab. Obat ini disetujui untuk mengobati rheumatoid arthritis dan juvenile rheumatoid arthritis. Ia memblokir reseptor sel yang mengikat interleukin 6 (IL-6). IL-6 adalah sitokin, atau sejenis protein yang dilepaskan oleh sistem kekebalan tubuh, yang dapat memicu kaskade inflamasi yang berbahaya.

7. Obat darah tinggi.

Losartan adalah obat generik untuk tekanan darah tinggi yang diharapkan para ilmuwan untuk membantu pasien Covid-19. Dilaporkan oleh Reuters, Universitas Minnesota telah meluncurkan dua percobaan klinis dengan menggunakan obat generik ini. Percobaan pertama akan mengevaluasi apakah losartan dapat mencegah terjadinya kegagalan multi-organ pada pasien dengan pneumonia COVID-19. Percobaan kedua akan mengevaluasi apakah obat dapat mencegah penyakit berkembang.

Demikian rangkuman mengenai daftar obat-obat apa saja yang hingga saat ini dalam perhatian ilmuwan dan praktisi kesehatan lainnya dalam menangani pasien dengan virus Covid-19.