Menjaga hubungan baik dengan mertua sepertinya sudah jadi kewajiban bagi sang menantu. Kalau kamu di posisi sebagai anak menantu, pastinya sudah paham sekali dengan hal ini, bukan?

Mertua selayaknya kamu anggap sebagai orang tua sendiri. Menyayangi dan menghormati mertua sama seperti orang tua kandung. Bagaimanapun, mertua adalah orang tua dari suami atau istri yang kamu cintai. Tentunya tidak hanya anaknya saja, kan, yang harus kamu nikahi. Ada keluarga yaitu orang tua dan saudara-saudaranya. Tanpa adanya hubungan baik antara kamu dan keluarga pasangan, bisa berdampak buruk dalam hubungan rumah tanggamu.

Tapi, bagaimana jika mertua terlalu ikut campur dalam urusan rumah tanggamu dan pasangan? Apakah kamu akan membiarkan hal itu terus berlanjut hingga membuat hidupmu tak nyaman?

Tidak perlu panik, di sini ada beberapa tips supaya mertuamu tidak lagi mengontrol alias terlalu ikut campur urusan rumah tangga yang sedang kamu jalani. Apa saja tipsnya? Simak, yuk.

1. Sampaikan ke pasangan.

Ketika mertua lupa batasan dan terlalu ikut campur dalam urusan rumah tangga, kamu perlu sampaikan keluhan itu ke pasangan. Jika kamu sebagai istri, terbuka dan jujur ungkapkan perasaan tak nyamanmu pada sang suami. Sampaikan dengan bahasa yang baik mengenai masalah tersebut. Kalau suamimu mampu berpikir dewasa, tentu dia akan mengambil langkah bijak. Sampaikan keluhan apa adanya tanpa melebih-lebihkan masalah.

Minta suami menyampaikan ke orang tuanya untuk tidak perlu memusingkan segala urusan rumah tangga kalian. Kalianlah yang berhak mengatur dengan penuh tanggung jawab. Tentunya, dia harus menggunakan bahasa yang sopan supaya mertua tidak tersinggung.

Ingatkan suami untuk bisa bersikap tegas, tidak selalu mengiyakan alasan mertua seandainya memang tidak masuk akal. Bukan maksud melawan, tapi hanya menegaskan bahwa rumah tangga biarlah jadi urusan anak dan pasangan, bukan orang lain. Orang tua atau mertua harus tahu batasan supaya tidak terlalu mengontrol segala hal yang bukan haknya.

2. Cobalah memahami.

Sebagai anak menantu, cobalah memahami karakter sang mertua. Kenali dia lebih dalam sehingga kamu tidak kaget akan segala sikap maupun tingkahnya. Mungkin selama ini kamu bingung bahkan kesal dengan perilaku sang mertua yang membuat hidupmu tak nyaman. Untuk mencoba mengerti, kamu bisa menanyakan tentang mertua ke suami.

Tidak perlu terlalu memusingkan hal-hal yang dilakukan mertua jika memang masih bisa ditoleransi. Ingat, setiap manusia pasti punya kelemahan, termasuk kamu sendiri. Mungkin, sang mertua juga tidak menyadari tindakannya yang bikin kamu kesal, kecuali kamu memberitahunya dengan cara halus.

Sebagai menantu yang baik, bersabarlah semampumu. Turuti saja keinginan mertua selama hal itu memang positif, tidak berakibat fatal atau membahayakan. Setidaknya, dengan hal itu mertua merasa dihargai.

3. Ajak berdiskusi.

Jika mertua sudah bertindak kelewatan dalam mencampuri urusan rumah tanggamu dan pasangan, ajaklah untuk berdiskusi. Bawa mertua ke tempat makan atau sekadar minum kopi, dan sampaikan padanya tentang masalah yang kamu hadapi.

Sampaikan pada mertua dengan bahasa yang lembut (namun tetap tegas) bahwa dia harus mempercayakan segala urusan rumah kepadamu dan suami saja. Katakan juga padanya, kamu dan suami pasti akan meminta saran dan nasihat darinya saat kalian membutuhkan hal itu. Tapi, untuk hal-hal umum dan masih bisa diatasi, biarlah kamu dan suami yang mengatur dengan segala konsekuensinya. Bagaimanapun, kamu dan pasangan yang paling tahu kondisi rumah tangga kalian, bukan?

Kalau pembicaraan yang kamu sampaikan itu membuat situasi agak tegang, cobalah untuk membahas hal-hal ringan dan menyenangkan. Hal itu untuk mencairkan suasana. Misal, dengan memuji penampilan sang mertua yang menurutmu bagus. Atau, membahas makanan kesukaan mertua yang rencananya akan kamu belikan buat dia. Lakukan itu dengan niat tulus, ya.

4. Tenangkan pikiran.

Memanglah sangat tidak nyaman kalau mertua terlalu mengontrol dan ikut campur banyak hal dalam pernikahanmu. Tapi, jangan sampai hal itu membuatmu jadi stres sendiri, bahkan berujung depresi. Jangan, dong, ya!

Jika tindakan mertua membuatmu sedih dan kecewa, cobalah untuk memenangkan pikiran. Segala urusan tidak akan bisa beres kalau kamu sendiri stres dengan satu hal tersebut.
Lakukan relaksasi seperti meditasi. Atau, kamu bisa berkebun di halaman rumah, membaca buku, memasak menu baru, menonton film lucu, bermain dengan anak atau hewan peliharaan, dan segala hal menyenangkan yang bisa menghibur hatimu.

Ingat, jernihkan pikiran sebelum mendiskusikan masalah dengan suami. Jika sama-sama emosi dan amarah tidak terkendali, kamu dan suami bisa berdebat hebat berujung pertengkaran. Tidak mau, kan, jika hal itu sampai terjadi?

Pahami bahwa suami tentu sangat menghormati orang tuanya. Penting menyampaikan keluhan dengan bahasa yang baik. Jika kamu salah bicara apalagi sampai menghina, tentu suami tidak akan terima. Kamu sama saja menyakiti perasaannya juga. So, berhati-hatilah saat berucap atau menyampaikan suatu hal kepada siapa pun, termasuk ke suami tercinta.

5. Pilih tinggal terpisah.

Memilih tempat tinggal, usahakan untuk tidak serumah dengan mertua. Tidak masalah jika harus menyewa rumah dulu seandainya keuangan belum mencukupi untuk membelinya. Lakukan saja jika itu memang yang terbaik.

Tinggal terpisah dari orang tua atau mertua memungkinkan kamu dan pasangan jadi lebih mandiri mengatasi segala urusan rumah tangga. Bukankah itu penting? Bayangkan jika kamu dan pasangan masih mengandalkan orang tua untuk memecahkan sebagian besar urusan rumah tangga kalian? Tentu hal itu tidak pantas sebagai orang yang sudah sama-sama dewasa.

Selain itu, mertua jadi lebih sungkan mencampuri urusan rumah tangga kalian, beda jika saat kamu dan pasangan tinggal seatap dengan orang tuanya. Potensi untuk mertua mengontrol atau mencampuri urusan rumah tangga kalian tentu jadi lebih besar.

6. Sayangi mertua.

Mertua belum tentu berniat buruk walau dengan sikapnya yang menurutmu menyebalkan. Mungkin dia memang terlalu sayang dan peduli dengan anak dan pasangannya sehingga lupa batasan. Dia pun akhirnya tidak sadar bertindak kelewatan dalam mencampuri urusan rumah tangga sang anak. Tentunya, mertua perlu diberitahu akan hal tersebut sebelum kamu dan pasangan memutuskan mengambil langkah yang lebih jauh.

Sebagai menantu yang baik, kamu perlu memberikan perhatian kepada sang mertua. Perlakukan mereka sebagaimana kamu memberikan perhatian kepada orang tuamu sendiri. Kamu bisa memberikan hadiah-hadiah kecil kepada mertua seperti baju baru, perhiasan, kacamata, makanan kesukaannya atau alat berkebun. Lakukan itu walau tidak sedang merayakan hari spesial. Tidak perlu barang-barang mahal kalau memang keuanganmu sedang pas-pasan, terpenting adalah niat tulusmu.

Sesekali, berikan waktu untuk suami menghabiskan waktu bersama orang tuanya tanpa kehadiranmu. Mungkin mereka membutuhkan momen bersama tanpa kehadiran orang lain. Hal itu bisa jadi momen sangat berharga bagi orang tua dan anak. Apalagi jika memang mereka jarang melakukannya karena suami terlalu sibuk bekerja. Dalam hal ini, kamu memang harus mampu mengerti, bijak dan berpikir dewasa.

Dengan segala sikap baik yang kamu tunjukkan, semoga sang mertua jadi sadar dan mampu mengubah sikapnya yang menyebalkan selama ini. Bukankah anaknya beruntung mendapatkan pasangan yang baik hati dan pengertian seperti kamu?

7. Bertindak tegas.

Jika semua usaha di atas tidak mampu menyelesaikan masalah atas sikap sang mertua, kamu harus mengambil langkah tegas. Berumah tangga tentu membutuhkan rasa nyaman di dalamnya. Tentu butuh dukungan satu sama lain antara suami dan istri. Kamu dan pasangan berhak bahagia. Bagaimana kamu dan pasangan sanggup mengatasi segala rintangan, menjalani suka dan duka, jika satu masalah saja tidak pernah terselesaikan dengan baik?

Kalau pasanganmu tidak bisa tegas dan membiarkan orang tuanya tetap ikut campur dalam urusan rumah tangga kalian, mungkin berpisah adalah pilihan terbaik. Sebelum mengambil keputusan tersebut, tentunya kamu dan pasangan harus pikirkan matang-matang. Ambil sikap tegas untuk menyelesaikan masalah apapun dalam rumah tangga sebelum berakhir pada perceraian. Jangan sampai ada penyesalan setelah terjadi perpisahan.