Jika dulu karya seni bergerak ini kental dan sering diasosiasikan sebagai tontonan untuk anak-anak (dan sebenarnya stigma itu masih melekat di kelompok-kelompok masyarakat tertentu), tapi makin ke sini produsen membuktikan kalau anime tidak ada bedanya dengan karya seni bergerak lain seperti film teatrikal atau sinetron televisi.
Anime memiliki semua yang dimiliki film dan serial TV. Pembeda dasarnya hanya metode pembuatan di mana anime normalnya digambar dengan tangan dan/atau memanfaatkan teknologi komputer. Aktor dan aktris di dalamnya memang bukan manusia, namun suara mereka diisi oleh manusia sebenarnya. Para Seiyuu (pengisi suara/dubber anime) ini bahkan tidak kalah kelas dibandingkan aktor atau aktris film dan sinetron, setidaknya di negara penghasil anime dunia yaitu Jepang. Sehingga anime, suka tidak suka, harus didudukkan sejajar dengan karya seni bercerita yang sudah lebih dulu ada seperti film dan sinetron.
Seiyuu karakter Lucy Heartfilia, Aya Hirano (Sumber gambar: Sunset Love is All)
Sejarah memang menunjukkan kalau animasi seperti anime (Cartoon untuk produksi negara selain Jepang) diawali dengan tujuan sebagai tontonan untuk kelompok usia anak-anak. Seperti tayangan tokusatsu (show superhero lokal Jepang) di televisi, anime Jepang memiliki kisah dan muatan cerita bernuansa lokal Jepang. Hal wajar mengingat target pemasaran produk ini adalah anak-anak di Jepang. Namun lambat laun anime bertransformasi. Dari hanya menggunakan tema untuk anak-anak kecil, anime mulai digunakan untuk menceritakan kisah yang lebih dewasa dan kompleks. Persis seperti serial drama televisi atau film bioskop biasa.
Dan pada akhirnya anime tidak lagi bisa dikatakan sebagai produk untuk konsumsi bocah kecil saja karena ada anime dengan tema dewasa yang tentu tidak cocok ditonton anak kecil. Contoh mudahnya anime seperti Lupin Sansei / Lupin The Third atau Golgo 13. Dua judul ini memiliki kandungan cerita dan desain karakter dewasa. Sama sekali bukan tontonan untuk bocah.
Lupin the Third (Sumber gambar: Manga UK)
Di akhir tahun 2019 ini Jepang tetap menunjukkan kekuatan mereka sebagai produsen anime berkelas. Ada banyak judul rilis selama tahun 2019 per musim yang ada di sana (semi, panas, gugur, dan dingin). Beberapa dari mereka boleh dibilang berkesan untuk banyak penggemar anime. Tidak hanya di Jepang namun juga di negara lain termasuk Indonesia. Berikut beberapa judul anime produksi 2019 yang perlu kamu tonton.
1. Carole and Tuesday.
(Sumber gambar: Cinema Escapist)
Produksi: Studio BONES
Jumlah episode: 24
Tayang perdana: April 2019
Dua gadis dari dua status sosial berbeda ditakdirkan bertemu dan bersatu sebagai duet musisi di planet Mars. Bukan, ini bukan anime fiksi ilmiah walau memiliki latar belakang kehidupan di Mars (sesuatu yang tentu saja belum terjadi saat ini). Anime ini lebih ideal disebut drama musikal yang indah banget. Saya pikir dari trailer-nya saja kamu sudah bisa menebak kualitas dari anime ini. Very recommended.
https://www.youtube.com/watch?v=CBak9m0bcB0
2. Doctor Stone.
(Sumber gambar: Comic Book)
Produksi: Studio TMS
Jumlah episode: 24
Tayang perdana: Juli 2019
Aslinya merupakan manga/komik Jepang populer karya penulis Riichiro Inagaki dan ilustrator Boichi, lalu Doctor Stone diadaptasi ke bentuk anime dengan tetap berdasarkan plot di manga. Bercerita tentang ilmuwan sinting yang akan menyelamatkan dunia di mana orang-orang di dunia tersebut sudah berubah jadi batu hampir empat ribu tahun lamanya.
Anime ini juga menghibur dan tidak terlalu serius serta mengajarkan berbagai ilmu sains. Pesan-pesan seperti ini memang sering dilakukan kreator anime dengan tujuan pembelajaran pada penonton (dalam hal ini anak-anak Jepang). Belajar sambil bermain selalu efektif dan bangsa Jepang termasuk yang paling pintar melakukannya.
https://www.youtube.com/watch?v=9NxtW57oyKg
3. En en no Shobatai / Fire Force.
(Sumber gambar: YouTube)
Produksi: DAVID Production
Jumlah episode: 24
Tayang perdana: Juli 2019
Anime ini juga merupakan adaptasi manga karya Atsushi Okubo. Okubo-sensei sebelumnya menciptakan Soul Eater sehingga kalau mau dimirip-miripin, Fire Force sedikit memiliki kesamaan dengan judul tersebut walau tentu saja berbeda dalam tema. Fire Force bercerita tentang pemadam kebakaran. Tapi bukan pemadam kebakaran biasa karena mereka juga harus berjibaku melawan siluman yang menyebabkan kebakaran. Berbagai elemen khas Okubo-sensei (termasuk fan servis) ada di sini sehingga akan menarik untuk diikuti.
https://www.youtube.com/watch?v=Ijt145xD1TY
4. Fruits Basket.
(Sumber gambar: Funimation)
Produksi: Studio TMS
Jumlah episode: 25
Tayang perdana: April 2019
Anime ini merupakan remake dari anime berjudul sama yang dulu rilis tahun 2001. Keduanya berasal dari manga karya Natsuki Takaya. Perbedaannya adalah Takaya-sensei konon tidak menyukai anime versi 2001 karena melenceng alias tidak akurat menggambarkan isi manga buatannya. Dan fans juga setuju dengan sentimen tersebut. Produser mungkin belajar dari sana sehingga anime Fruits Basket versi 2019, setidaknya sampai saat ini, memiliki kandungan serupa dengan manga Fruits Basket Natsuki Takaya. Season dua direncanakan tayang 2020 dan pastinya melanjutkan kisah hidup Tohru Honda bersama pria-pria ikemen/tampan yang memiliki kutukan zodiak itu.
https://www.youtube.com/watch?v=6M7f41OJfcM
5. Yakusoku no Neverland / The Promised Neverland.
(Sumber gambar: IMDb)
Produksi: Studio CloverWorks
Jumlah episode: 12
Tayang perdana: Januari 2019
Di Jepang, manga/komik populer memiliki kemungkinan untuk diangkat jadi produk lain (anime, live action, video game). The Promised Neverland adalah salah satunya. Sementara manganya ditulis oleh Kaiu Shirai dan digambar Posuka Demizu, anime The Promised Neverland mengadopsi 1st arc dari manga atau chapter 1 s/d 37. Kisah tentang anak-anak yang hidup di panti asuhan dengan nuansa misterius ini termasuk sangat populer di Jepang, padahal manganya sendiri baru debut tahun 2016. Bisa dipastikan anime ini akan mendapatkan season selanjutnya karena mustahil merangkum The Promised Neverland hanya dalam 12 episode anime saja.
https://www.youtube.com/watch?v=ApLudqucq-s
6. Kimetsu no Yaiba / Demon Slayer.
(Sumber gambar: Amino Apps)
Produksi: Studio Ufotable
Jumlah episode: 26
Tayang perdana: April 2019
Rasanya ini judul anime paling happening di tahun 2019. Jadi pembicaraan di kalangan penggemar anime. Cosplay bertema Demon Slayer? Ada di berbagai konvensi anime atauevent Jejepangan, baik di Indonesia maupun luar negeri. Dan rasanya wajar saja sebab anime ini bagus banget, baik dalam hal grafis maupun cerita. Desain karakter? Waduh, menurut saya inilah alasan mengapa judul ini begitu populer di tahun 2019. Siapa yang tidak gemas melihat Nezuko?
Nezuko (Sumber gambar: YouTube)
Kimetsu no Yaiba berasal dari manga karya Koyoharu Gotoge dan bercerita tentang perjuangan Tanjiro Kamado untuk mengembalikan kemanusiaan adik perempuannya, Nezuko, yang berubah jadi siluman setelah ibu dan adik-adiknya yang lain dibantai oleh siluman. Dalam perjalanan, dia bersama Nezuko akan bertemu banyak orang (dan siluman) dan terlibat dalam perang panjang antara manusia dengan bangsa siluman yang sudah terjadi ratusan tahun.
Saya tidak akan heran kalau popularitas judul ini masih akan panjang jika diolah dengan baik. Animenya sendiri memenangkan penghargaan Best TV Anime 2019 dari majalah anime terkemuka Newtype. Studio yang mengerjakan anime ini sebelumnya dikenal lewat serial "Fate/Zero", "God Eater" dan "Tales of Zestiria the X" (berasal dari game RPG terkenal). Sesuai judul juga, di anime ini banyak adegan pembantaian siluman yang tentu tidak cocok ditonton anak kecil.
https://www.youtube.com/watch?v=VQGCKyvzIM4
Tahun 2020 nanti entah anime apa lagi yang akan jadi sefenomenal Kimetsu no Yaiba. Kamu punya pendapat? Anime 2019 mana yang jadi favorit kamu? Jangan-jangan tidak ada di daftar di atas ya?
