Berangkat dari ilmu "titen", masyarakat Jawa dapat menangkap makna di balik tanda-tanda datangnya keberuntungan melalui suatu mimpi. Bila mengacu pada Primbon Betaljemur Adamakna, mimpi digolongkan menjadi tiga macam, yakni: Sasmitoningroh, daradasih, dan cakrabawa. Namun dari ketiga mimpi tersebut hanya sasmitaningroh dan daradasih yang dianggap mimpi sejati dan bakal menjadi kenyataan.

Untuk mengetahui apakah mimpi itu digolongkan sasmitaningroh, daradasih, atau cakrabawa; maka langkah pertama yang harus diambil yakni mengetahui kapan hari dan pasaran mimpi itu terjadi. Misal mimpi terjadi pada hari Sabtu Wage. Maka karakter bilangan hari dan pasaran Sabtu Wage kita jumlahkan: Sabtu (9) + Wage (4) = 13. Hitungan ke 13 akan jatuh pada sasmitaningroh yang berarti mimpi sejati.

Untuk mengetahui kapan mimpi sejati tersebut bakal menjadi kenyataan dengan cara menghitung, sebagai berikut: Hari (1), bulan (2), tahun (3), windu (4), hari (5), bulan (6), tahun (7), windu (8), hari (9), bulan (10), tahun (11), windu (12), hari (13). Dari sini, kita ketahui bahwa mimpi itu akan terjadi pada hitungan hari (seminggu atau di bawah 1 bulan).

Adapun mimpi-mimpi sejati yang bakal memberikan tanda-tanda bakal datangnya keberuntungan, antara lain sebagai berikut.

1. Berada di lautan.

2. Berjalan di atas air tanpa menapakkan kaki.

3. Mendaki gunung dengan ringan dan tanpa hambatan.

4. Berada di puncak gunung.

5. Mendaki gunung dan kemudian menghuni rumah di tempat itu.

6. Mendaki gunung dan memetik buah-buahan di tempat itu,

7. Memasuki masjid.

8. Memasuki bangunan loteng.

9. Makan kue apem.

10. Makan sambil berdiri.

11. Makan daging mentah.

12. Minum air dari dalam periuk.

13. Minum air kental.

14. Minum air sungai yang terasa asin.

15. Minum air pohan.

16. Merasa menjadi gajah.

17. Merasa menjadi burung.

18. Merasa ada lautan.

19. Mengenakan pakaian orang miskin.

20. Mengenakan pakaian orang berjiwa luhur.

21. Melihat bintang jatuh yang kemudian bintang itu memasuki rumah.

22. Melihat dirinya yang diliputi cahaya matahari atau bulan.

23. Melihat api dari langit yang membakar rumahnya.

24. Melihat rumahnya terbakar sampai habis.

25. Melihat rumahnya dimasuki orang ningrat atau pertapa.

26. Melihat rumahnya tinggi.

27. Melihat pintu rumah yang bagian atasnya lebar.

28. Melihat sapi yang berlari kencang.

29. Melihat dirinya menunggang gajah dan diiringi sekelompok gajah.

30. Melihat sungai kecil yang berair bening.

31. Melihat air bah.

32. Melihat sumur yang ada ikannya.

33. Melihat rumahnya penuh tinja.

34. Matahari dan bulan turun di rumahnya.

35. Bintang kemukus jatuh di rumahnya.

36. Kepalanya ditumpahi minyak wangi.

37. Jika badannya menderita sakit.

38. Pergi jauh segera pulang.

39. Menggali kuburan orang mati.

40. Menjamah atau merawat orang mati.

41. Dipukul dengan kayu.

42. Dikejar-kejar pencuri.

43. Diomeli dan dimarahi orang lain.

44. Tubuhnya terluka.

45. Jari-jarinya mengeluarkan bulu.

46. Kepalanya mengeluarkan sepasang tanduk.

47. Menangkap berbagai jenis ikan yang hidup di air tawar.

48. Naik perahu layar yang melaju cepat.

49. Apabila melihat pengantin pria dan wanita yang dipertemukan (tidak diarak). Sementara pengantin wanita itu mengenakan busana putri raja.

50. Merawat orang tua.

51. Memasukkan batu di dalam rumahnya.

52 Menyembelih kerbau.