Berawal dari permasalahan sosial hingga saat ini yang masih banyak ditemui di Indonesia. Beberapa orang ini tergerak hatinya untuk menjalankan usaha yang tidak hanya untuk mengambil keuntungan semata, tetapi ada upaya untuk menolong sesama yang membutuhkan bantuan.

Dari latar belakang belakang yang berbeda mereka punya satu tujuan yang sama yaitu bermanfaat bagi sesama berkontribusi untuk kemajuan bangsa. Sudah banyak penggerak sociopreneur Indonesia yang sukses dan pastinya sangat menginspirasi.

Berikut 5 sosok Sociopreneur Indonesia yang buktikan wirausaha dengan membantu sesama bisa sukses.


1. GamalAlbinsaid

5 Sosok sociopreneur Indonesia paling inspiratif, patut diidolakan

Foto: Instagram/@gamalalbinsaid


Dilatarbelakangi oleh kisah nyata. Jakarta, 5 Juni 2005 lalu, Dokter Gamal menyaksikan sendiri seorang anak bernama Khaerunissa tidak bisa pergi berobat dan menghembuskan nafas terakhirnya di gerobak sampah ayahnya. Bocah tiga tahun itu menderita karena diare berkelanjutan. Khaerunissa tidak bisa ke dokter hanya karena ayahnya tidak memiliki uang untuk berobat.

Berangkat dari keprihatinantersebut, ia pun mendirikan Klinik Asuransi Sampah. Masyarakat kurang mampu bisa mendapatkan fasilitas kesehatan dengan menukarkan sampah. Atas ide inovatifnya tersebut, ia pun meraih banyak sekali penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri.



2. Alfatih Timur

5 Sosok sociopreneur Indonesia paling inspiratif, patut diidolakan

Foto: Instagram/@alfatihtimur


Berawal dari keinginan gotong royong yang memfasilitasi kebutuhan dana masyarakat untuk berobat maupun sebagai sarana beramal kepada yang terkena musibah. Timi bersama rekannya mendirikan kitabisa.com.

Pendiriankitabisa.comsendiri terinspirasi saat dirinya melakukan riset terhadap situs-situs penggalangan dana yang ada di dunia, salah satunya crowdfunding.com.Di tahun 2017, kitabisa.com berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp 162,8 miliar. Di tahun 2016, ia pun dinobatkan sebagai salah satu 30 Under 30 Forbes Asia atas inovasinya tersebut.

3. Azalea Ayuningtyas

5 Sosok sociopreneur Indonesia paling inspiratif, patut diidolakan

Foto: Instagram/@duanyam


Masalah malnutrisi yang diidap para ibu dan anak-anak di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada saat itu sudah sedemikian serius. Sekitar 45 persen anak-anak dan 50 persen ibu-ibu yang tinggal di wilayah tersebut menderita malnutrisi.

Ayu, lulusan Harvard University, Amerika, ini, bersama 6 orang rekannya membangun kewirausahaan sosial di Flores. Lewat DuAnyam, Ayu dan teman-temannya membantu ibu-ibu dan wanita di 15 desa di Flores untuk lebih banyak menghasilkan produk kerajinan anyaman dari daun lontar dengan menghasilkan tas, sepatu, dan beragam souvenir serta produk kerajinan berbahan daun lontar lain. Hingga saat ini, ada 12 hotel di Bali yang telah menjadi mitranya. Du'Anyam juga menitipkan produknya ke sejumlah mal seperti Pacific Place dan Grand Indonesia.



4. Agis Nur Aulia

5 Sosok sociopreneur Indonesia paling inspiratif, patut diidolakan

Foto: Instagram/@aguskunfath


Banyak pemuda yang enggan terjun di bidang pertanian karena dianggap tak menjanjikan atau kurang bergengsi. Tapi hal itu tak berlaku bagi Agis, sarjana muda cumlaude dari Univeritas Gajah Mada malah serius menggarap pertanian terpadu dan mengajak anak muda lainnya untuk ikut bertani.

Pasca mengikuti program Indonesia Bangun Desa (IBD), Agis memutuskan kembali ke kampung halaman untuk mengembangkan potensi di desanya. Keinginannya untuk berkontribusi mewujudkan swasembada pangan, mendorong Agis merintis usaha peternakan sapi perah, kambing etawa, dan domba. Lewat model pertanian dan peternakan yang ia gagas, sudah lebih dari 500 petani belajar di Jawara Banten Farm. Ini menurutnya berlum termasuk petani-petani yang setiap bulannya datang dari berbagai daerah mulai dari Aceh, Yogyakarta, Jawa Barat bahkan petani dari NTT. Mereka kebanyakan ingin mencontoh model pertanian yang dibangun oleh Jawara Banten Farm.

5. Dea Valencia

5 Sosok sociopreneur Indonesia paling inspiratif, patut diidolakan

Foto: Instagram/@deavalencia


Wanita lulusan Universitas Multimedia Nusantara, Tanggerang ini. Memang selalu memiliki cita-cita untuk menjadisocial culture entrepreneuryang mampu membawa batik ke pasar internasional.

Dea tidak bekerja sendiri. Kepekaannya terhadap kaum difabel membuat Dea ingin pula memberdayakan mereka. Di bisnis yang ia jalani, Dea dibantu dan didukung penuh oleh 80 orang karyawan, 40 orang di antaranya merupakan kaum difabel yang memiliki semangat dan kerja keras. Batik Kultur Dea pun semakin sukses bukan hanya di dalam negeri namun juga di luar negeri seperti Australia, Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Belanda, Jerman, dan beberapa negara lainnya. Dan kini meski usianya masih muda, Dea mampu meraup omset hingga milyaran rupiah dari usaha batiknya.

Tertarik untuk menjadi Sociopreneur sukses?
Yuk kita dukung dan doakan mereka yang sedang berjibaku wirausaha untuk membantu sesama.