Mungkin kamu mengira bahwa memasak makanan secara langsung dalam jumlah yang banyak akan mempermudah sekaligus menghemat pengeluaran dan juga dapat mencukupi jatah makan untuk beberapa hari ke depan.Namun siapa sangka jika terlalu lama menyimpan makanandapat menyebabkannyamenjadi basi dan tidak layak dikonsumsi. Apabila dikonsumsi, makanan basi tersebut dapat menyebabkan terjadinya keracunan.

Apabila kamu atau orang-orang di sekitar kamu sudah terlanjur mengonsumsi makanan basi dan mengalami keracunan makanan, maka kamu perlu melakukan tindakan atau pertolongan pertama untuk memulihkannya.

Sebelum membahas tentang pertolongan pertama, ada baiknya jika kamu mengetahui gejala dari keracunan makanan basi.

1. Mual dan muntah.

Mual dan muntah merupakan gejala paling umum yang terjadi ketika seseorang mengalami keracunan makanan. Jika kondisi ini dibiarkan terus menerus akan menyebabkan cairan di dalam tubuh terkuras sehingga dapat menyebabkan tubuh lemas akibat dehidrasi.

2. Perut kram dan kembung.

Kondisi ini dapat menjdi salah satu pertanda bahwa ada yang tidak beres dengan sistem pencernaanmu. Apabila perut kram dan kembung berbeda dari biasanya (sangat nyeri) hingga menyebabkan selalu ingin buang air besar, maka hal tersebut bisa jadi pertanda adanya bakteri jahat di dalam usus yang mungkin saja berasal dari makanan basi.

3. Diare.

Apabila makanan basi yang dikonsumsi mengandung bakteri E.Coli atau Campylobacter, maka kemungkinan kamu akan mengalami diare, bahkan dengan tinja yang berdarah.

Berikut ini beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi keracunan makanan basi.

1.Perbanyak minum air putih, terutama jika mengalami mual dan muntah terus menerus. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi dehidrasi.

2. Kamu juga dapat mengonsumsi obat tablet berupa karbon aktif untuk menyerap racun di dalam saluran pencernaan.

3.Selain karbon aktif, konsumsi susu putih juga dapat meningkatkan racun di dalam saluran pencernaan dan merangsang penderita untuk muntah. Hal ini bertujuan untuk mengeluarkan racun agar tidak beredar di dalam tubuh. Namun minum susu tidak dianjurkan jika penderita mengalami diare.

4.Jika ingin muntah, maka usahakan untuk muntah dengan posisi kepala yang menunduk. Hal ini bertujuan agar cairan muntah tidak masuk kembali ke dalam tubuh.

5.Lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapat penanganan yang lebih tepat.