Pernahkan kamu mendengar nama Muhammad Kusrin? Beberapa tahun lalu, namanya sangat luas diberitakan karena ia mampu merakit bahan bekas menjadi TV siap pakai. Sayangnya, karyanya yang telah dibuat susah payah harus dihancurkan di depan matanya sendiri oleh pemerintah Indonesia lantaran tidak memiliki label SNI.

Padahal, akan lebih baik jika pemerintah memberikan kesempatan kepada Kusrin dengan menyediakan fasilitas agar bisa mengembangkan penemuannya. Hal ini tentu merupakan langkah agar produk lokal bisa menjadi raja di negerinya sendiri. Namun sayangnya hal itu tidak dilakukan.

Tidak hanya Kusrin, ternyata masih banyak penemu asal Indonesia yang karyanya kurang dihargai oleh pemerintah kita.Ini limapenemu Indonesia yang karyanya kurang dihargai di Indonesia.

1. Dr. Khoirul Anwar - Pencipta teknologi broadbrand.

5 Penemu Indonesia ini karyanya lebih dihargai di negeri asing

Dr. Khairul Anwar merupakan ilmuwan Indonesia yang berhasil menciptakan teknologi broadband yang menjadi cikal bakal 4G LTE. Teknologi ini sekarang sudah banyak dikembangkan dan dipakai di berbagai negara. Salah satu ciptaannya berupa teknik transmisi wireless dengan dua buah Fast Fourirer Transform (FFT) bahkan juga mendapatkan penghargaan dari IEEE Radio and Wireless Symposium (RWS) pada tahun 2006 di California.

Khoirul Anwar awalnya berkeinginan menjadi dosen dan peneliti di Indonesia. Sayangnya ketika di-interview salah satu stasiun TV swasta nasional, secara tak langsung ia mengatakan bahwa pemerintah Indonesia kurang menghargai karya anak bangsa termasuk ciptaannya dan lebih suka membeli produk jadi dari luar.

Dr. Khairul Anwar merupakan lulusan terbaik ITB tahun 2000 dan melanjutkan pendidikan S2 dan S3 di Nara Institute of Science and Technology di Jepang. Diketahui ia kembali ke Jepang dan bekerja sebagai asisten profesor di School of Information, Science Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST).

2. Dr. Warsito P Taruno - Pencipta ECVT dan alat pembunuh kanker.

5 Penemu Indonesia ini karyanya lebih dihargai di negeri asing

Dr. Warsito merupakan ilmuwan Indonesia yang menyelesaikan pendidikan S3 di Shizouka University di Jepang tahun 1997. Ia dikenal karena penemuannya berupa alat pembasmi kanker otak dan payudara sekitar tahun 2010. Teknologi ciptaannya berbasis energi rendah yang dipadukan dengan teknologi terapi kanker.

Sayangnya ia tidak mendapatkan izin dari Lembaga Kesehatan Indonesia (LSI) ketika ingin membuat produk tersebut secara massal di Indonesia. Ia kemudian kembali ke Jepang dan ciptaannya mendapatkan apresiasi yang besar di Negeri Sakura itu. Teknologi Dr. Warsito bahkan kini juga sudah digunakan di berbagai negara seperti Malaysia, Cina, Amerika Serikat, Singapura, Eropa, Taiwan, dan India.

3. Randall Hartolaksono - Penemu pemadam api ramah lingkungan.

5 Penemu Indonesia ini karyanya lebih dihargai di negeri asing

Randall Hartolaksono merupakan penemu asal Surabaya yang berhasil menciptakan pemadam api ramah lingkungan dengan kulit singkong. Penemuan ini terjadi secara tidak disengaja. Saat masih kuliah, Randall yang mengemban pendidikan di University of London jurusan teknik mesin sedang meneliti saripati kulit singkong untuk bahan pelumas engsel robot. Di tengah penelitiannya, ia tak sengaja menumpahkan saripati singkong tersebut di atas api yang menyala, dan yang terjadi api tersebut langsung padam.

Randall yang takjub lalu melakukan penelitiannya sendiri dan berhasil menciptakan bahan pemadam api ramah lingkungan. Penemuannya mendapat pengakuan dan apresiasi yang luar biasa dari berbagai negara, bahkan ciptaanya digunakan dalam beberapa produk mobil di dunia seperti Ford sampai Petronas. Sayangnya tidak satu pun penelitian Randall yang mendapatkan lisensi atau sertifikat uji standarnya di negara ini, Indonesia.

4. Muhammad Nurhada - Kompor ramah lingkungan.

5 Penemu Indonesia ini karyanya lebih dihargai di negeri asing

Muhammad Nurhada merupakan penemu sekaligus dosen di Universitas Brawijaya, Malang. Nurhada dikenal karena berhasil menciptakan komporyang hemat bahan bakar dan ramah lingkungan karena berbasis biomassa yang emisi gas buangnya jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Kompor yang ia ciptakan tersebut diberi nama Kompor Biomass UB-03.

Bila dibandingkan dengan kompor berbahan bakar minyak tanah, kompor buatan Nurhada jelas lebih hemat bahan bakar. Selain itu kompor buatannya tidak menimbulkan asap seperti kompor dapur pada umumnya.

Sejak dikembangkan tahun 2008, sayangnya penemuan buatan Nurhada kurang laku di Indonesia. Bahkan sulit sekali menemukan satu pembeli dalam sebulan lataran banyak warga lokal yang suka menggunakan produk asing. Nurhada kemudian memasarkan penemuannya ke luar negeri. Siapa sangka penemuannya laku keras di India, Meksiko, peru, Timor Leste, Kamboja sampai di benua Afrika. Bahkan produknya tersebut sudah diproduksi secara massal di Norwegia.

5. Yogi Erlangga - Formula pencarian minyak.

5 Penemu Indonesia ini karyanya lebih dihargai di negeri asing

Yogi Erlangga merupakan doktor lulusan Universitas teknologi Delft, Belanda. Ia berhasil dinobatkan sebagai doktor matematika terapan termuda di sana tepatnya saat masih berusia 31 tahun. Dengan ilmu yang sudah ia dapatkan di sana, ia melakukan sejumlah risetdengan mengambil sample penelitian dalam hal efisiensi penggunaan minyak.

Dalam penelitiannya tersebut, Yogi berhasil memecahkan permasalahan yang selama bertahun-tahun coba dicari rumusnya dalam pencarian minyak secara cepat dan efisien. Yogi menggunakan unsur gelombang, pemetaan dan penghitungan secara detail dan sistematis dalam penelitiannya tersebut.

Hasilnya, sekarang ini rumus terapannya itu banyak dilirik oleh perusahaan-perusahaan minyak terkenal dunia, salah satunya Sheel.Sayangnya, harapan agar penelitiannya itu dapat lebih banyak digunakan oleh perusahaan di Indonesia tak terjadi. Justru perusahaan dari luar negeri yang lebih menghargainya.

Dalam blog pribadinya, Yogi menuliskan bahwa di tahun 1970, Indonesia, Malaysia, Korea Selatan dan Cina adalah negara yang sama dan tidak memiliki sesuatu yang dibanggakan. Di tahun 1970, Indonesia, Malaysia, Korea, Cina were nothing. Tahun 1980, Korea became something, Tahun 1990, Malaysia started to be something. Sekarang Cina is everything. Sayangnya, were still nothing. Sekarang terbukti, kan?

Tidak hanya lima penemu di atas, masih banyak karya anak bangsa yang bernasib sama. Sebut saja Ricky Elson dengan mobilnya, duo Arfi'an dan Arie, dan masih banyak lagi. Karya mereka yang bisa mengharumkan nama bangsa di kancah internasional justru kurang dihargai di tanahnya sendiri.