Sepuluh tahun lalu, Toni Stark pulang ke rumah dan menemukan Nick Furry telah menunggunya dalam ruangan yang entah kenapa dia tidak menyalakan lampunya. Nick Furry mengajak Tony Stark untuk menjadi bagian dari perkumpulan pahlawan super. Setelah kejadian itu adalah kita mendapati belasan film paling absurd, rumit, dan paling digilai penonton di seluruh dunia.

Nyaris semua film-film dari Marvel Studios tidak mendapati masalah berarti, kerugian, atau kritikan pedas yang membuatnya jadi film yang, katakanlah gagal. Kalau kita menelaah, meneliti, dan menelisik sedikit sebenarnya Marvel Cinematic Universe dulu bisa saja menjadi franchise yang gagal. Inilah beberapa alasannya.

5. Marvel hampir menyerah bahkan sebelum mereka mulai.

5 Alasan Marvel Cinematic Universe bisa saja jadi franchise yang gagal

Robert Downey Jr. dilaporkan dibayar sekitar $40 juta untuk perannya di Captain America: Civil War, dan saya membayangkan dia dibayar mungkin 10 kali lipat ditambah mobil ferarri untuk membintangi Avangers 4. Sekarang mari kita ke tahun 1998, saat Marvel berkata pada Sony Pictures, "Hey, kalau kamu mau mengakuisisi semuuuuaaaa karakter Marvel, kamu cuman butuh bayar $25 juta ke saya."

Ya, superhero selalu menjadi aset yang menggiurkan, tapi itu setelah film Spider-Man menghasilkan sekitar $100 juta hanya dalam waktu satu minggu. Sebelum itu Marvel telah menyatakan kebangkrutannya pada tahun 1996 setelah kegagalan mereka seperti mengharapkan semua pembaca komik membeli 100 eksemplar komik per minggu supaya mereka dapat menghasilkan sebanyak mungkin uang.

Di lain pihak, Sony sepertinya tertarik pada Spider-Man. Dan di saat Sony mungkin tidak akan setengah-setengah dalam membuat sebuah film Iron Man atau Thor pada akhirnya. Namun, dua karakter itu tetap akan menjadi pemain pendukung. Hal itu tetap tidak akan mengubah pendirian Avi Arad, yang merupakan kepala divisi Marvel pada saat itu dan memiliki hubungan yang dekat dengan Sony, bahwa ia begitu terpesona pada Trilogi Spidey-nya Sam Raimi. Arad sudah mengatakan, "Tapi jika kita ingin melakukannya, membuat film kumpulan Superhero, proyek ini harus berpusat pada Spider-Man."

Intinya adalah, jika Sony sebelumnya membeli semua karakter Marvel layaknya Warner Bros, Marvel bisa saja tidak akan pernah bisa menikmati hasil dari kesuksesan film mereka seutuhnya seperti saat ini, dan kita tidak akan pernah melihat kekuatan dari Kevin Feige, yang telah membangkitkan imajinasi dan impian yang pernah kita tulis di buku harian. Kita mungkin tidak akan pernah melihat The Avangers untuk beberapa alasan. Bahkan kita tidak akan pernah melihat pesta pahlawan super sepertiInfinity Wars. Alih-alih mungkin kita hanya akan mendapatkan Spider-Man 10yang akan membuat kita melihat Willem Dafoe bicara pada dirinya sendiri di depan cermin selama berjam-jam.

4. Merekrut Robert Downey Jr. merupakan risiko besar.

5 Alasan Marvel Cinematic Universe bisa saja jadi franchise yang gagal

Ya, jika ditanya siapa actor in the leading role-nya MCU selama sepuluh tahun terakhir ini, maka jawabannya adalah Robert Downey Jr. Penonton menyukainya karena dia jenaka, berjiwa petualang, benar-benar apa yang kita impikan mengenai bagaimana seharusnya Tony Stark. Namun para pendiri Marvel tidak ingin merekrutnya sebelum film Iron Man pertama rilis.

Rupanya, mereka mengatakan tidak berkali-kali dan tidak sulit menemukan alasan mengapa mereka tidak mau Downey yang menjadi aktor yang mencirikan kerajaan film mereka. Mungkin bagi kalian yang hanya tahu Robert Downey Jr adalah pemeran Sherlock Holmes, atau Tony Stark tidak tahu bahwa di tahun 90an hingga awal 2000an, Downey bukan terkenal karena kemampuan aktingnya, tapi ia lebih terkenal karena ia seorang pencandu narkoba untuk waktu yang lama hingga sering keluar masuk penjara. Ia sudah seperti Lindsey Lohan versi pria pada saat itu. Di 2000, ia menjadi sampul suatu majalah dengan Headline "Can He Save Himself?"

Marvel juga sudah merencanakan merekrut orang lain untuk berperan sebagai Tony Stark, dan tentunya kalian sudah tahu siapa dia. Yup, Tom Cruise. Tapi rupanya Cruise tidak berminat berpartisipasi dalam proyek seperti ini dan Favreau juga seperti itu, dan sekarang Robert Downey Jr. malah menjadi CR7 di semesta Marvel yang bahkan membuat Marvel seolah tidak pede meluncurkan trailer Spiderman: Homecoming tanpa kehadirannya di dalamnya. Trailer Spiderman: Homecoming seolah dibuat terlihat seperti Iron Man 4. Di awal 2000an kalimat "muka Robert Downey Jr. dibutuhkan untuk ngejual tiket Spider-Man" akan terdengar seperti lelucon.

Bagaimana kalau dulu Tom Cruise setuju? Apa Iron Man akan se-booming itu? Mungkin. Mungkin kualitasnya juga akan sekeren seri Mission Impossible. Tapi bagaimana kalau hasilnya malah seperti The Mummy yang kita semua tahu bagaimana kualitas film itu. Film action fantasy yang mudah dilupakan beserta rencana Dark Universe yang entah apa akan dilanjutkan.

Dan kalaupun Iron Man versi Tom Cruise berhasil, apakah Marvel bisa membuat Tom Cruise betah memainkan karakter yang sama selama sepuluh tahun dan sembilan film, termasuk menjadi cameo yang membosankan? Dengan Downey, Marvel memiliki actor sekelas Oscar, bisa sepenuhnya percaya pada kemampuannya, dan mau menjadi karakter berengsek yang bertransformasi menjadi pahlawan super yang merasa bertanggung jawab atas keselamatan setiap nyawa manusia. Dia sempurna dan bisa diapakan saja. Dia adalah aktor yang diinginkan semua produser dan sutradara.

Bahkan franchise yang lain tidak bisa menahan aktor mereka selama itu. Menahan satu pemeran James Bond dalam enam tahun saja sudah merupakan hal yang langka, dan gairah penonton pada franchise 007 sudah mulai memudar. Dan beberapa tahun setelah penampilan memukau Christian Bale beserta suara growl-nya yang khas, Warner Bros. merekrut aktor berkelas lainnya untuk memerankan Batman. Namun apa yang terjadi? Dua film Batman versi Ben Affleck malah menghasilkan film yang bisa dikatakan gagal. Batman V Superman mungkin hanya gagal memikat hati kritikus, namun Justice league hancur secara pendapatan dan 'diludahi' para penonton. Ya, merekrut aktor besar belum tentu akan membuat film itu menjadi besar pula. Namun lihat Marvel, mereka merekrut aktor yang bisa dikatakan berasal dari 'tong sampah', namun mereka bisa membuat film yang berakar hingga sepuluh tahun lamanya.

3. Di atas kertas, Guardians Of The Galaxyterdengar seperti kekacauan belaka.

5 Alasan Marvel Cinematic Universe bisa saja jadi franchise yang gagal

Katakanlah kamu adalah pemimpin Marvel. Sekitar dua tahun setelah Iron Man rilis, seseorang berkata, "Rencana ini sepertinya akan berhasil, dan fans akan mendapat superhero baru. Jadi bagaimana kalau kita membuat film seluas seri Star Wars tentang beberapa karakter asing yang kebanyakan fans tidak kenal, tanpa referensi Iron Man, dibintangi aktor yang lebih sering di acara sitkom dan film komedi, ditemani pria kekar mantan pegulat WWE, dan disutradari oleh sutradara yang belum pernah membuat film Blockbuster sebelumnya?"

Bisakah kamu menganggap ide film itu masuk akal? Apalagi waktu itu MCU baru berupa pondasi dan bukannya kastil seperti sekarang. Namun Feige malah mengambil ide itu pada musim panas di tahun 2010 dan langsung memulai produksi, bahkan sebelum The Avengers rilis dan film ini membuat Marvel semakin tak terkalahkan.

Ini adalah film yang menghabiskan biaya bahkan lebih dari kebanyakan film MCU, tapi karakter film mana yang tidak pernah mendapatkan sorotan lebih dari film berdasarkan komik. Namun, tidak ada episode film animasi Spider-Man di tahun 90-an yang menghadirkan Star-Lord dan karakter guardian lainnya. Mereka merupakan karakter Marvel B-List saat mereka memulai debutnya, dan karakter paling terkenal pada film ini adalah sewujud CGI yang hanya bisa mengucapkan tiga kata saja. Namun yang paling aneh dari itu semua itu adalah fakta bahwa semua kegilaan ini ternyata berhasil.

Kalian bisa mengatakan Marvel benar-benar percaya pada visi James Gunn untuk film ini, namun pertanyaan sebenarnya adalah segila apa mereka sehingga percaya pria ini bisa mengeksekusinya? Sebelum Guardian of the Galaxy, Gunn terkenal karena menjadi penulis naskah untuk film Scooby-Doo di tahun 2002. Kita semua tahu film itu bahkan tak pernah masuk Box office. Dan jangan bahas kualitas filmnya.

2. MCU adalah sebuah rangkaian cerita yang amat panjang dan hampir mustahil dibuat.

5 Alasan Marvel Cinematic Universe bisa saja jadi franchise yang gagal

Kekaguman terbesar saya terhadap Marvel Cinematic Universe adalah bagaimana mereka bisa merangkai setiap film dengan sutradara, penulis naskah, karakter, budaya, hingga genre yang berbeda-beda menjadi satu kesatuan utuh. Seolah MCU adalah judul dari suatu film yang berdurasi puluhan jam. Saya masih ingat, saat saya selesai menonton Avengers: Infinity Wars,saya langsung speechlees dan terjaga sepanjang malam memikirkan film ini. Bukan karena film itu bagus luar biasa, namun karena saya tersadarkan bahwa ternyata Marvel telah membuat cerita terpanjang, paling terstruktur, dan terluas dari pada franchisefilm kebanyakan yang hanya fokus pada satu misi dan sekelompok karakter saja.

Saat ini mudah mengatakan Infinity War adalah sebuah mesin print uang, tapi kamu tidak akan bisa menyebutkan film apa yang menggunakan treatment yang sama seperti film itu. Kita membicarakan kesuksesan film itu secara kritik dan komersil yang mana film itu adalah puncak dari sebuah plot yang terbangun selama sepuluh tahun dan 19 film yang tidak membuat penontonnya overdosis. Mari kita beralih ke hal lain dan coba menelaah apa yang akan terjadi saat studio lain, dengan akses uang dan para kreatif yang banyak, melakukan hal yang sama.

Setelah genre superhero mulai disegarkan kembali oleh Spider-Man dan Spider-Man 2, Sony memutuskan bahwa Sam Raimi sepertinya membutuhkan kontrol yang sedikit saja dan tambahan karakter Villain yang tidak perlu untuk pamungkas trilogi mereka. Dan itu adalah akhir dari seri Spider-Man. Mereka telah menyelesaikannya. Lalu kemudian mereka memutuskan untuk me-reboot kembali seri itu dengan pendekatan yang berbeda, namun mereka tidak bisa menahan diri hingga film kedua untuk menjejalkan karakter Villain mereka lagi. Dan benar saja, Spider-Man versi Andrew Garfield bahkan tidak membuat triloginya, seolah seri itu sengaja dimatikan.

Seri X-Men membuat tiga film sebelum akhirnya bisa dikatakan memulai ulang seri mereka dengan First class dan membuat tiga film (lagi) solo Wolverine yang film pertamanya menyebalkan, film keduanya terlalu mediacore, sedangkan film pamungkasnya bahkan bisa menembus Oscar. Kemudian setelah Batman versi Tim Burton usai, Warner Bros. memastikan reboot Batman akan segara datang dengan merekrut sutradara yang hanya tertarik pada Batman, lagi-lagi Trilogi, dan Trilogi Batman yang ini berakhir dengan mentahtakan diri sebagai film superhero terbaik, dan salah satu Trilogi terbaik yang pernah ada. Dan mari kita jangan bahas DCEU kali ini.

Serius deh, franchise mana yang bisa bertahan tanpa mengulang kembali jalan cerita atau bahkan membuat ulang keseluruhan filmnya? Yang paling dekat adalah seri The Fast And The Furious, yang memulai debutnya pada tahun 2000 dan itu terus berlanjut hingga menelurkan spin off seperti Tokyo Drift dan yang akan datang akan mengisahkan karakter yang diperankan the Rock dan Jason Statham. Tapi jujur saja, berapa lama lagi franchise ini akan bertahan? Apakah hingga Fast & Furious: Galaxy Road di 2070? Setidaknya jika merunut rencana Paramount, seri ini masih memiliki dua film yang akan rilis. Setelah itu? Who knows.

Sedangkan MCU mungkin akan bertahan hingga beberapa dekade lagi. Bahkan jika Captain Marvel atau seri ini jadi seri yang miss and hit, film Marvel tetap akan rilis dan tetap akan memiliki penonton setia. Dan tentu saja merajai Box Office dan itu semua karena kekokohan cerita dan banyaknya hal yang bisa dieksplorasi.

1. Tidak ada franchise lain yang sepotensial Marvel dalam hal film stand alone.

5 Alasan Marvel Cinematic Universe bisa saja jadi franchise yang gagal

Katakan kamu punya uang yang tidak terbatas, hanya tumpukan uang yang kamu lihat setiap hari di setiap sudut rumahmu, kemudian kamu melihat MCU dan kamu pikir kamu punya semacam taktik yang kamu yakin bakal berhasil, katakanlah kemudian kamu merekrut semua orang-orang mereka untuk mendapatkan para kreatif yang identik untuk memuluskan gagasan itu.

Tentu saja, filmmu akan bebagi semesta dengan film-film solo lainnya yang hits, yang mana telah membangun karakter-karakter itu menjadi sekelompok selama bertahun-tahun. Ya, gagasan itu pasti berhasil.

Tunggu dulu, memang materi apa yang kamu punya hingga sepercaya diri itu?

Mungkin uangmu yang banyak dapat mengancam posisi Star Wars di Disney? Siapa peduli? Disney memproduseri serial animasi yang keren seperti The Clone Wars dan Rebels, tapi mereka tidak akan bisa bersaing dengan "Karakter terkenal, tapi baru muncul di layar lebar" saat film kamu memiliki gelar film spinoff. Film Solo: A Star Wars story yaaa, lumayanlah, namun karakter Star Wars mana yang bisa sepadan saat disandingkan dengan Black Panther?

Amazon tengah membuat serial Lord Of The Rings, saya rasa itu bakal menjadi film yang independen dari Trilogi pertamanya, sejak kita tidak berfikir Peter Jackson akan menurun dari segi kualitasnya, tapi setelah trilogi The Hobbit membuat saya bahkan tidak ingin melihat atau mendengar sesuatu berbau Middle Earth hingga the Age of Man usai. Tapi bagi kalian yang menyukai kisah Bilbo beserta para Kurcaci, kira-kira seperti apa semesta Thor: Ragnarok? Kira-kira berapa orang yang tertarik dengan serial mengenai kerajaan Asgard yang dikemas ala Games Of Thrones dengan Odin sebagai karakter utamanya? Ya, kamu akan semakin tenggelam dalam uangmu.

Oke, segitu dulu. Intinya adalah kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi esok. Sesungguhnya saat kita menyerah, saat itulah kita kalah.