CoViD-19 sampai saat ini masih menjadi pandemi yang meresahkan seluruh masyarakat dunia. CoViD-19 sendiri merupakan nama penyakit yang disebabkan infeksi virus Corona jenis baru, yaitu SARS-CoV-2.

Dilansir dari situs World Helath Organization hingga 12 Mei 2020, ada lebih dari 4 juta orang positif terinfeksi, sekitar 1,4 juta orang telah sembuh, dan total 288.368 orang di seluruh dunia telah meninggal akibat infeksi virus ini. Selama masa pandemi banyak sekali kabar yang beredar di masyarakat perihal virus Corona jenis baru ini, padahal tidak semua informasi yang beredar adalah fakta.

Agar tidak menimbulkan kecemasan yang berlebihan, sebaiknya pilah fakta dan mitos mengenai virus ini. Dilansir dari Aljazeera.com, berikut fakta dan mitos mengenai virus SARS-CoV-2.

Berikut ini merupakan fakta mengenai virusSARS-CoV-2.

1.SARS-CoV-2 tidak lebih mematikan dibandingkan virus SARS dan MERS.

Apabila dibandingkan dengan virus Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) pada tahun 2004 dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS) pada tahun 2012, virus SARS-CoV-2 ini tidak terlalu mematikan. Hanya saja penyebarannya lebih cepat dibandingkan kedua virus tersebut. Sampai saat ini, mortality rate atau persen kematian akibat virus ini hanya menyentuh angka kisaran 3,4 %, jauh lebih rendah daripada SARS dan MERS.

2.Belum ditemukan vaksin untuk virus ini.

Vaksin untuk pencegahan virus ini belum ditemukan hingga sekarang. Para ilmuwan menyebutkan bahwa kecil kemungkinan virus ini akan dapat didistrubusikan secara massal sebelum tahun 2021. Sampai saat ini pun berbagai instansi dan ilmuwan di seluruh dunia telah melakukan berbagai upaya untuk percepatan dalam pengembangan vaksin SARS-CoV-2.

3.Perokok memiliki risiko kematian lebih tinggi apabila terinfeksi.

European Centre for Disease Control and Prevention mengumumkan bahwa seorang perokok yang terinfeksi SARS-CoV-2 memiliki risiko kematian yang lebih tinggi daripada yang tidak merokok. Hal ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Guoshuai Cai dari University of South Carolina, bahwa peningkatan risiko infeksi virus ini berhubungan dengan adanya peningkatan enzim ACE2. Enzim ACE2 pada paru-paru perokok ditemukan terdapat dalam jumlah yang lebih tinggi dari normal, sehingga seorang perokok yang terinfeksi akan menunjukkan gangguan pernapasan akut yang lebih parah. Bahkan, risiko kematian perokok akibat infeksi virus lebih tinggi daripada risiko kematian orang lanjut usia yang terinfeksi.

4.Sumber awal penyebaran virus belum diketahui secara pasti.

Banyak spekulasi yang menyebutkan bahwa virus SARS-CoV-2 bukan virus yang secara alami ada, akan tetapi merupakan hasil rekayasa genetik ilmuwan. Namun, berita yang beredar di situs-situs resmi kesehatan dan pemerintahan dunia menyatakan bahwa virus ini berasal dari pasar di Wuhan, Cina.

Faktanya, belum ada pernyataan yang benar-benar diakui sebagai penyebab pasti penyebaran virus ini. Ilmuwan di Cina terus melakukan determinasi sumber asal virus ini. Dugaan ilmuwan China tentang virus ini berasal dari kelelawar atau ular belum dapat dibuktikan penuh secara ilmiah.

Berikut ini merupakan mitos mengenai virusSARS-CoV-2.

1. Antibiotik ampuh untuk mengobati Covid-19.

Antibiotik tidak akan dapat mengobati Covid-19 karena antibiotik hanya dapat membunuh dan menghentikan pertumbuhan bakteri, bukan virus. SARS-CoV merupakan virus, bukan bakteri. Anggapan mengenai antibiotik ini mungkin muncul karena kurangnya informasi mengenai perbedaan bakteri dan virus. Adapun virus dan bakteri keduanya memang merupakan organisme yang tidak tampak dengan mata tanpa menggunakan alat seperti mikroskop. Namun, tentu saja ada perbedaan yang mendasar di antara keduanya.

2. Obat tradisional dapat membunuh virus

Pada dasarnya, obat tradisional hanya ampuh untuk meringankan gejala yang ditimbulkan oleh infeksi virus, bukan bertindak seperti vaksin yang dapat menghilangkn virus dari tubuh. Obat tradisional juga dapat menigkatkan sistem imunitas tubuh, sehingga tidak mudah terinfeksi virus. Anggapan bahwa obat tradisional dapat menyebuhkan Covid-19 tidak dapat dikatakan sebagai fakta.

3.SARS-CoV-2 hanya menginfeksi orang-orang dengan usia lanjut

SARS-CoV-2 dapat menginfeksi semua orang dari berbagai golongan umur, bukan hanya orang-orang dengan usia lanjut. Hanya saja, dampak dari infeksi virus ini pada orang-orang berusia lanjut yang memiliki riwayat penyakit lain akan lebih fatal. Orang berusia lanjut juga akan terlihat lebih sakit karena sistem kekebalan tubuhnya sudah menurun.

Hal yang perlu diperhatikan lagi, ada orang-orang yang tidak menunjukkan gejala padahal virus sudah menginfeksi tubuhnya. Ini biasanya terjadi saat seseorang memiliki sistem imun yang kuat, sehingga infeksi virus tidak menyebabkan peradangan atau rasa sakit pada tubuhnya. Kebanyakan orang tanpa gelaja adalah dari golongan usia muda. Karenanya, baik orang berusia lanjut, maupun golongan usia muda harus tetap waspada terhadap penularan virus ini.

4. Binatang peliharaan dapat menularkan virus ini.

Tidak ada bukti bahwa binatang peliharaan dapat terinfeksi virus SARS-CoV-2. Virus ini hanya menginfeksi organisme yang memiliki reseptor cocok dengan proteinnya, sehingga kecil kemungkinan ada mutasi yang mengakibatkan hewan seperti kucing dan anjing dapat terinfeksi. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan juga virus ini menempel pada tubuh binatang peliharaan dan menjadi sarana penularannya. Oleh sebab itu, kebersihan hewan peliharaan juga perlu diperhatikan.

Itu tadi beberapa fakta dan mitos yang harus kamu tahu agar dapat menyikapinya dengan bijak. Wabah Covid-19 sepertinya belum akan reda dalam beberapa waktu ke depan. Akan tetapi, kita tidak perlu terlalu panik dengan keadaan. Setiap permasalahan pasti ada solusi dan setiap cobaan dapat kita ambil hikmah. Tetap berusaha dan berdoa yang terbaik untuk saat ini. Stay safe, teman-teman.