Maret 2020, virus yang dikenal dengan Covid-19 mulai menyebar ke Indonesia. Tentu saja hal ini menimbulkan banyak kekhawatiran bagi masyarakat, mengingat jumlah angka kematian manusia di seluruh dunia akibat virus ini tidaklah sedikit. Bahkan, pada bulan yang sama WHO menetapkan Covid-19 sebagai pandemi global yang berarti wabah ini bukanlah suatu hal biasa karena penyebarannya sudah begitu luas ke berbagai negara.

Covid-19 yang penyebarannya melalui kontak manusia menjadi suatu hal yang sulit untuk diprediksi bersamaan dengan adanya berbagai interaksi yang terjadi di kalangan manusia. Tak hanya itu, membludaknya pasien atau jumlah kasus positif serta tenaga medis yang kewalahan dalam menangani pasien Covid-19 menjadi penyebab banyaknya korban berjatuhan akibat wabah ini.

Melihat hal itu, tentu saja pemerintah tidak tinggal diam, sejumlah wilayah yang melakukan karantina mandiri yang tentunya demi keselamatan masyarakat sekaligus untuk meminimalkan angka penyebaran Covid-19. Selain itu, masyarakat pun dituntut untuk tidak melakukan interaksi dengan orang lain dan mendapat imbauan untuk berdiam di rumah (stay at home) jika memang tidak ada kepentingan.

Tentu saja kebijakan yang diambil ini bukan tanpa memberikan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk sektor pendidikan.Pada pertengahan Maret 2020, pemerintah mengambil keputusan untuk meliburkan sekolah-sekolah karena dikhawatirkan aktivitas yang dilakukan di sekolah justru akan membuat angka penyebaran Covid-19 di Indonesia meningkat. Ketidakpastian sampai kapan waktu libur mendadak ini berakhir tentunya membuat khawatir para peserta didik.

Pemerintah pun akhirnya memutuskan untuk mengganti kegiatan belajar mengajar menjadi dilaksanakan di rumah masing-masing dengan sistem daring. Dengan adanya keputusan ini, tentunya semua elemen pendidikan, baik itu dari peserta didik ataupun dari tenaga pendidiknya harus memiliki sarana sebagai penunjang dari dilaksanakannya pembelajaran daring ini yang notabene menggunakan teknologi seperti ponsel atau bahkan laptop.

Yang perlu digarisbawahi di sini adalah peran atau kontribusi seperti apa yang bisa kita lakukan sebagai generasi muda agar sistem pendidikan daring ini dapat berjalan dengan efektif dengan harapan dapat memulihkan pendidikan di Indonesia di tengah pandemi yang tak kunjung usai.

Ada begitu banyak hal terkait peran yang bisa dilakukan oleh generasi mudaguna memulihkan pendidikan Indonesia saat pandemi seperti ini, di antaranya sebagai berikut.

1. Memperbanyak literasi.

3 Kontribusi yang dapat diberikan oleh generasi muda saat pandemi

Hal yang paling mendasar tetapi memiliki kontribusi besar adalah literasi. Kamu tentu sudah tidak asing dengan istilah "Buku adalah jendela dunia", dan salah satu cara untuk melihat luasnya dunia adalah dengan membaca buku. Namun, perlu kamu ingat bahwa buku bukanlah satu-satunya sumber yang bisakamu gunakan untuk meningkatkan literasi.

Saat pandemi seperti ini, tentunya kamu harus memiliki kemampuan untuk bisa menganalisis suatu informasi yang beredar di sekitarmu guna memastikan kebenarannya. Kebiasaan literasi bisa menjadi salah satu cara bagimu untuk mengasah kemampuan itu.

Di sisi lain, kegiatan literasi bagi sebuah pembelajaran akan selalu berorientasi pada yang namanya berpikir kritis. Generasi muda sekarang ini perlu memiliki kemampuan untuk berpikir kritis karena dengan kemampuan ini kamu akan terbiasa untuk menganalisis sebuah permasalahan dan berusaha untuk mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut.

Mengutip pernyataan dari H.A.R. Tilaar yang mengatakan bahwa berpikir kritis merupakan tujuan yang ideal di dalam pendidikan karena mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan kedewasaannya. Hal ini berarti ketika peserta didik memiliki kemampuan untuk berpikir kritis, artinya ia sudah mempunyai bekal untuk kehidupan yang akan ia hadapi pada masa mendatang. Pola pikir seperti ini bisa kamu terapkan dalam dirimu di tengah kondisi pandemi sekarang ini sebagai cara untuk menghadapi dunia pendidikan saat masa transisi atau saat pendidikan berjalan kembali dengan normal.

Mungkin sebelum adanya pandemi ini, kamu memiliki kesibukan masing-masing yang membuat waktumu untuk melakukan literasi menjadi terbatas. Oleh karena itu, saat lebih banyak menghabiskan waktu di rumah seperti sekarang, mengapa tidak kamu manfaatkan untuk melakukan pembiasaan literasi ini?

2. Mengikuti acara seminar online.

3 Kontribusi yang dapat diberikan oleh generasi muda saat pandemi

Diputuskannya kebijakan pembelajaran daring ini akan membuatmu selalu berkecimpung dengan dunia internet. Generasi muda pada era modern ini tentulah harus bisa mencari berbagai sumber yang bisa kamu jadikan sebagai ajang untuk suatu pembelajaran, salah satunya melalui seminar online.

Ada begitu banyak pihak yang membagikan ilmunya dengan mengadakan sebuah seminar onlinelewat berbagai macam topik. Acara ini tidak selalu mengenai hal yang berbau akademik. Lebih dari itu, sekarang ini seminar online sudah banyak muncul dengan pembahasan topik yang beragam, mulai dari kepemimpinan, organisasi, penelitian, bahkan hingga keagamaan. Tujuan dari acara ini sendiri ialah untuk memberikan ilmu kepada para partisipan serta memotivasi mereka dengan hal yang bermanfaat.

Sebagai generasi muda, mengapa tidak memanfaatkan media yang kamu punya untuk mengikuti serangkaian acara seminar onlineguna mengisi waktu luang saat kondisi pandemi ini? Dengan mengikuti acara ini, kamu tidak hanya mendapatkan ilmu yang bermanfaat tetapi juga bisa membuat pola pikirmu berkembang sebab terkadang pemateri dalam sebuah seminar online sering membagikan berbagai pengalamannya sendiri yang pastinya memiliki sebuah poin atau makna yang dapat kamu ambil.

Sejatinya, kamu tidak harus mengikuti seminar online dengan topik yang berkaitan tentang akademik. Selama itu bisa memberikan manfaat kepadamu, maka bisa membuat wawasanmu menjadi luas serta dapat menjadi sumber inspirasi. Jadi, mengapa tidak kamu coba?

3. Menulis jurnal atau artikel di blog.

3 Kontribusi yang dapat diberikan oleh generasi muda saat pandemi

Bagi kamu yang memiliki hobi atau minat dalam menulis, mengapa tidak menuangkan tulisan tersebut dalam sebuah jurnal atau blog saja? Sementara buat kamu yang ingin mencoba hal baru, menulis jurnal atau artikel bisa menjadi salah satu solusi yang bisa kamu lakukan saat pandemi seperti ini.

Menulis bisa membuatmu menjadi aktif berpikir sehingga kamu bisa menganalisis sekaligus memecahkan sebuah masalah. Dalam menulis kamu juga bisa mengembangkan pengetahuanmu sebab penulisan yang terencana dan tertata pasti mempertimbangkan berbagai aspek, seperti pemilihan kosakata, penyusunan kalimat, serta gaya bahasa. Secara tidak sadar, ketika menuangkan pikiranmu dalam bentuk tulisan, saat itulah kamu sedang menjalani proses belajar di mana kamu berusaha menggali pengetahuan dan pengalaman yang selama ini tersimpan dalam dirimu.

Ketiga hal di atas bisa kamu lakukan sebagai kontribusi dalam upaya memulihkan pendidikan di tengah pandemi yang tak kunjung usai. Kontribusi tersebut mungkin terlihat seperti suatu hal yang dasar tetapi bisa berpengaruh besar bagi pendidikan karenadapat melatihmu untuk menjadi pribadi yang bisa berpikir kritis, mampu memecahkan masalah, serta memiliki wawasan luas.

Pendidikan bisa pulih dalam keadaan apa pun dengan syarat subjek yang mengisi pendidikan itu ialah pribadi yang memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan itu sendiri, tidak hanya untuk diri mereka tetapi juga bagi semua elemen manusia.