Brilio.net - Pernikahan yang dijalani dua insan tentu diharapkan membawa kebahagiaan hingga masa tua bahkan hingga ajal menjemput. Tak ada siapapun yang berharap perceraian menyentuh kehidupan. Jika tak dibarengi sikap dewasa dari masing-masing pasangan, masalah sepele pun bisa jadi pemicu putusnya status pernikahan ini. Seperti dialami oleh seorang pemuda asal Probolinggo, Jawa Timur Mahmudi (23).

Ketika itu, ia masih berstatus mahasiswa semester 8 Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Nurul Jadid Probolinggo. Meskipun hanya menyisakan skripsi, namun proses kelulusannya dia tunda terlebih dulu demi mengutamakan keinginan kekasihnya, Dila untuk segera melangsungkan pernikahan.

Mahmudi melalui sambungan bebas pulsa brilio.net 0-800-1-555-999 pada Kamis (3/12) bercerita, perkenalannya dengan Dila baru berjalan satu bulan, namun si perempuan yang bernama lengkap Faradila Lustiana Rani ini mengaku sudah cukup kenal dan menginginkan untuk tak berlama-lama pacaran. Mudi yang berencana menemui orangtua Dila setelah satu tahun pacaran, akhirnya mengalah pada sang pacar.

Meskipun sempat ragu, namun setelah berkonsultasi dengan kiai setempat, ditambah rasa cintanya yang sudah tumbuh semakin besar, Mudi memberanikan melanjutkan hubungan mereka ke pelaminan. "Namanya kalau sudah cinta ya gimana mas," tuturnya ketika ditanya alasan dia memberanikan memiliki ikatan di mata hukum maupun agama.

Pada Agustus lalu mereka bertunangan, dilanjutkan menikah pada bulan Oktober. Lima hari tinggal bersama di kediaman istri Mudi merasa semakin mengenali pendampingnya. Anak tunggal ini mulai merasa mengetahui lebih dalam lagi karakter istrinya setelah pernikahan berjalan sekitar 20 hari.

Kealpaan membawa telepon seluler ketika ke luar rumah ternyata berbuntut panjang. Ketika itu Mudi sedang sowan ke rumah salah seorang pemuka agama di sana. Selang beberapa jam, sepulangnya di rumah, istrinya merajuk karena menghubungi Mudi berkali-kali tak mendapat respons. Mudi tidak pula sempat pamit sebab sang istri sedang bekerja di toko baju ketika dia pergi dengan ibunya.

Dalam masa pertengkaran itu Mudi yang begitu meledak emosinya sampai menyatakan mau pisah. "Emosinya keluar semua, nggak pengalaman berkeluarga kan. Sampai lupa jaga omongan. Kata-kata itu terucap, trus dia nangis," terangnya.

Hal ini menyebabkan Dila merajuk berhari-hari. Perempuan berusia 19 tahun itu enggan makan sampai 2 hari. Pada suami ataupun mertua satu-satunya, Dila pun enggan bicara setelah kejadian itu.

Tak berapa lama, Dila dijemput oleh orangtuanya untuk kembali ke rumah dan tinggal bersama bapak dan ibunya, sesuai keinginannya. Mudi mengaku, ketika itu mertuanya masih beramah-ramah padanya. Namun setelah sang istri tak tinggal bersamanya lagi, mertuanya menampakkan ketidaksukaan padanya.

Hubungan Mudi dengan Dila ini akhirnya berujung pada perceraian yang kini sedang dalam proses. Dari pengalamannya ini, Mudi berpesan. "Semantap-mantap hati harus dipikirkan lagi, jarak berapa bulan dari perkenalan untuk jenjang yang lebih tinggi. Jangan terlalu langsung percaya, lihat dulu situasinya,"

Dia tak menyangka kisah pernikahannya ini begitu singkat. Dulunya, Dila sempat bilang ke ibu Mudi jika sudah menikah nanti dia menyatakan tidak mau pulang ke rumah orangtuanya lagi dan memilih tinggal bersama suami. Namun kini Dila pula yang menginginkan perpisahan cepat.

Mudi mengaku menerima takdir ini. "Semoga sudah mantap dengan pilihan dia, aku sudah plong nggak ada beban buat aku," tuturnya dengan suara berat.