Brilio.net - Taawun berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti sikap saling menolong. Dalam artian lain, taawun adalah sikap kebersamaan, sikap saling memiliki, dan sikap saling membutuhkan antara sesama manusia.

Seperti yang kita ketahui bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang seringkali membutuhkan bantuan orang lain. Maka dari itu, dalam agama Islam juga mengajarkan umatnya untuk senantiasa saling menolong dalam hal kebaikan.

Hal ini memberikan pemahaman bagi setiap manusia, bahwa sikap saling tolong menolong perlu ditanamkan. Sebab, dengan sikap taawun tidak akan ada suatu beban yang dirasakan berat, apalagi jika perbuatannya tersebut dilakukan dengan ikhlas dan tanpa pamrih.

Hikmah dari memiliki sikap tolong menolong dapat mempererat tali persaudaraan, menciptakan hidup yang tentram tanpa musuh dan harmonis, serta menumbuhkan rasa gotong royong antar sesama. Lebih lanjut, dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, berikut penjelasan sikap taawun serta dalilnya dalam Islam, Kamis (21/4).

 

Taawun adalah sikap saling menolong © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

1. Nilai positif taawun.

Sikap taawun atau tolong menolong sangat dibutuhkan bagi setiap orang dalam kehidupan bermasyarakat. Karena, tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri, setiap manusia pasti membutuhkan pertolongan orang lain.

Dalam buku berjudul "Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII" yang ditulis oleh Syuhada dan Abdillah, berikut ini nilai positif yang terkandung dalam sikat taawun.

a. Meringankan tugas berat karena dilakukan secara bersama-sama.

b. Terwujudnya persatuan dan kesatuan sesama anggota masyarakat.

c. Terpenuhi kebutuhan hidup berkat kebersamaan.

d. Menimbulkan rasa simpati antara kelompok masyarakat lain karena melihat kekompakkan dalam menghadapi suatu urusan bersama.

e. Menjaga sikap kebersamaan, rukun, damai, serta mempunyai rasa saling memiliki dan sikap saling membutuhkan antara sesama manusia.

2. Bentuk perilaku taawun.

Manusia senantiasa selalu berinteraksi dan berhubungan satu sama lain, karena manusia saling membutuhkan. Maka dalam berinteraksi perlu dikembangkan sikap taawun dalam bentuk perilaku, diantaranya seperti berikut.

a. Membiasakan diri rela berkorban sesuai kemampuan untuk kepentingan bersama.

b. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan sendiri dan keluarga.

c. Mempunyai rasa saling memiliki dan sikap saling membutuhkan antara sesama manusia.

d. Mempunyai sikap peduli lingkungan, sikap sosial yang tinggi, serta menjaga sikap kebersamaan.

Contoh sikap taawun.

- Mengunjungi saudara saat sedang sakit atau saat terjadinya musibah. Sebagaimana hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda;

"Haqqul muslimu'alal muslimi khamsun raddus-salamo wa'iyaadatul mariidi wat-tibaa'ul jaana'izi wa ijaabatud da'wati wa tasymiitul'aatsi."

Artinya: "Hak muslim atas muslim yang lain ada lima perkara, yaitu menjawab salam, mengunjungi yang sakit, mengantarkan jenazah ke kubur, memenuhi undangan, dan mendoakan yang bersin." (HR. Bukhari).

 

Taawun adalah sikap saling menolong © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa saling tolong menolong dalam hal kebaikan. Perintah untuk bersikap taawun ada dalam Alquran dan hadits, berikut ini penjelasannya.

a. Surat Al-Maidah ayat 2.

"... Wa ta'aawanuu'alal-birri wattaqwaa wa laa ta'aawanuu 'alal ismi wal'udwaan...".

Artinya:

"... Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan...". (QS. Al-Maidah [5]:2)

b. Surat At-Taubah ayat 71.

"Walmu'minuuna wal mu'minaatu ba'duhum awliyaaa'u ba;d; yaamuruuna bilma'ruufi wa yanhawna 'anil munkari wa yuqiimuunas Salaata wa yu'tuunaz Zakaata wa yutii'uunal laaha wa Rasuulah; ulaaa'ika sayarhamuhumul laah; innallaaha 'Aziizun Hakiim".

Artinya: "Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Maha Berkuasa, Maha Bijaksana".

c. HR Muslim no. 1017.

"Wa man sanna fil islaami sunnatan sayyiatan kaana alaihi wizruhaa wa wizru man amila bihaa min ba’dihi min gaoyri an yanquso min auzaarihim syay un".

Artinya: "Barangsiapa yang memberi petunjuk pada kejelekan, maka ia akan mendapatkan dosa dari perbuatan jelek tersebut dan juga dosa dari orang yang mengamalkannya setelah itu tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun juga.” (HR. Muslim no. 1017).