Brilio.net - Menjalankan segala perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan predikat seorang muslim yang beriman. Sebab, orang yang beriman kepada Allah SWT nantinya akan mendapatkan petunjuk dan perlindungan dari Allah SWT.

Tak heran jika seluruh umat Islam berlomba-lomba untuk menjadi hamba yang terbaik di hadapan Allah SWT. Perlu diperhatikan, salah satu karakter yang harus dimiliki oleh seorang muslim dan disukai Allah SWT yaitu menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain.

Dalam ajaran Islam, seorang muslim diperintahkan untuk memberikan manfaat bagi orang lain tidak hanya mencari manfaat dari orang lain. Hal tersebut selaras dengan konsep dalam agama Islam yang penuh cinta, yaitu memberi. Sebagaimana dalam Hadist Riwayat (HR) Ahmad, At-At-Thabrani dan Ad-Daruqutni sebagai berikut:

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.”

Seorang muslim dapat memberikan manfaat bagi orang lain mulai dari hal-hal kecil. Salah satunya dengan menyerukan kebajikan dan melarang perbuatan mungkar. Perintah Allah SWT untuk menyeru dan menyampaikan kebaikan serta memahamkan umat terhadap hal-hal mungkar ini terdapat dalam Al Quran surah Ali Imran ayat 104:

Perbedaan khutbah, tabligh dan dakwah © berbagai sumber

foto: merdeka.com

Artinya:

"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."

Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengajak umat Islam lainnya untuk berbuat kebaikan, di antaranya melalui khutbah, tabligh dan dakwah. Secara umum, ketiganya memiliki tujuan yang sama untuk mengajarkan umat tentang Islam, memberi nasihat dan peringatan, serta menyeru ke jalan Allah SWT.

Lalu apa perbedaan khutbah, tabligh, dan dakwah? Kali ini, brilio.net telah merangkumnya dari berbagai sumber pada Senin (26/4) lengkap beserta keutamaannya.

Khutbah.

Istilah khutbah, tentunya sudah tidak asing lag didengar bagi umat Islam. Khutbah merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengomunikasikan sebuah pesan. Secara harfiah, khutbah berarti ceramah atau pidato. Kegiatan tersebut disampaikan kepada sejumlah umat Islam dengan syarat dan rukun tertentu yang berisi sebuah ajakan berbuat kebajikan, peringatan, pembelajaran, nasehat dan sebagainya.

Dalam ajaran Islam, terdapat berbagai jenis khutbah, di antaranya khutbah jum'at, khutbah Idul Fitri, khutbah Idul Adha, khutbah Istisqa' ataupun khutbah di dalam rangkaian sholat Kusuf dan Khusuf. Orang yang berkhutbah disebut sebagai khatib. Masing-masing khutbah memiliki syarat, rukun dan ketentuan tertentu.

Hal terpenting yang perlu diketahui yaitu pada khutbah jumat, jika khutbah tidak memenuhi rukunnya maka khutbah tidak sah.

Tabligh.

Berbeda dengan khutbah, tabligh berasal dari kata ballagha, yuballighu tablighon yang artinya menyampaikan. Secara istilah, tabligh adalah menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada muslim agar melakukan perbuatan yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari untuk bekal di akhirat.

Kegiatan tabligh yang sering kita jumpai saat kyai atau ustaz menyampaikan ajaran Islam di depan umum, baik pengajian di lapangan, atau hanya pengajian di masjid. Seorang yang menjadi pelaksana tabligh dinamakan muballigh jika seorang itu laki-laki atau muballighat jika perempuan. Allah berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 39:

Perbedaan khutbah, tabligh dan dakwah © berbagai sumber

foto: merdeka.com

Artinya:

"(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan tidak merasa takut kepada siapa pun selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan."

Hendaknya, seorang muballigh memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, agar mudah dipahami dan tidak kaku. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak umat Islam agar senantiasa selalu beriman kepada Allah SWT.

Dakwah.

Dakwah berasal dari bahasa Arab yakni da'a-yad'u-da'watan yang memiliki arti menyeru atau mengajak. Sementara itu secara istilah, dakwah merupakan kegiatan mengajak seseorang untuk meyakini dan mengamalkan aqidah (keyakinan ) dan syariah Islamiyyah (hukum Islam) untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari agar mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Rasulullah SAW bersabda dalam Hadist Riwayat (HR) Bukhari, sebagai berikut:

”Dari Abdullah ibn Amr sesungguhnya Nabi saw bersabda”: ”Sampaikanlah olehmu apa yang kalian peroleh dari aku walaupun hanya satu ayat"

Seseorang yang melakukan dakwah dinamakan da’i atau juru dakwah.

Perbedaan khutbah, tabligh, dan dakwah.

1. Khutbah memiliki waktu-waktu tertentu dalam pelaksanaannya, sedangkan tabligh dan dakwah bisa dilakukan kapan saja.
2. Khutbah memiliki syarat dan rukun, sedangkan tabligh dan dakwah tidak memiliki syarat dan rukun.
3. Khutbah memerlukan mimbar, sedangkan tabligh dan dakwah tidak memerlukan mimbar.
4. Khutbah dilakukan oleh seorang khatib yang hendaknya memiliki pengetahuan yang fasih tentang Islam sedangkan tabligh dan dakwah tidak demikian.
5. Khutbah dilakukan secara khusus dengan memiliki tata cara tertentu, sedangkan tabligh dan dakwah tidak.
6. Pelaksana khutbah disebut khatib, sedangkan tabligh disebut muballigh dan dakwah disebut da’i atau juru dakwah.

Keutamaan Menyeru Kebajikan.

Syekh Abdullah Ju'aitsan dalam kitabnya yang berjudul Meneladani Nabi dalam Sehari menyampaikan, menyeru kepada kebaikan merupakan amalan yang agung dan mulia. Bahkan, amalan ini wajib bagi seorang muslim yang mampu.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran surah Ali-imran ayat 110:

"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar...."

Selain itu, Abi Mas’ud ‘uqbah bin amir al anshari Radhiallahu’anhu telah berkata: Rasulallah Shalallahu’alaihiwasallam telah bersabda:

“Barangsiapa yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan maka baginya seperti pahala pelakunya.”
(H.R Muslim imarah No. 1893, H.R Tirmidzi al-ilmu No. 2673)

Dari Abi Hurairah Radhiallahu’anhu sesungguhnya Rasulallah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda :

"Barangsiapa yang mengajak kepada suatu petunjuk, maka dia memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala-pahala mereka. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka dia memperoleh dosa semisal dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikit pun dari dosa-dosa mereka."
(Shahih Muslim al-ilmu :2674)

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa umat Islam akan mendapatkan pahala yang melimpah dari Allah SWT apabila mereka mengajak, menyampaikan dan menyerukan kebajikan sesuai syariat Islam pada orang lain meskipun dalam hal kecil. Selain itu, seorang muslim juga akan terjaga dari kemungkaran dan diberikan ampunan atas dosa yang diperbuat.