Brilio.net - Sahur adalah salah satu momen yang spesial pada bulan Ramadhan. Menyantap makanan dan minuman sebelum waktu subuh ini memiliki peran penting untuk kamu yang berpuasa. Dengan menyantap sahur, kamu akan memiliki energi lebih ketika berpuasa. Aktivitas akan lebih lancar untuk dilakukan karena perut tidak dalam keadaan kosong.

Selain itu, menjalankan sahur juga menjadi salah satu bagian dari sunah Rasulullah SAW. Dalam menjalankan sahur secara tepat, Rasulullah SAW menganjurkan di sepertiga malam terakhir, mendekati waktu subuh. Hal ini seperti yang dijelaskan dalam alam hadits riwayat Imam Ahmad, "Umatku berada dalam kebaikan selama menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur."

Ketika sudah selesai menyantap menu sahur, jangan lantas langsung pergi untuk tidur lagi. Di samping memiliki efek kurang baik bagi kesehatan, Rasulullah menganjurkan agar umatnya segera beribadah setelah sahur. Salah satunya adalah mendirikan sholat Subuh yang waktunya berdekatan dengan batas akhir sahur.

Di balik momen sahur, ada beberapa hikmah yang bisa kamu rasakan. Manfaatnya nggak hanya untuk kehidupan di dunia, namun juga di akhirat. Simak penjelasannya dalam ulasan brilio.net yang dirangkum dari berbagai sumber pada Jumat (23/4) berikut ini.

1. Menjadi bagian dari sunah Rasul.

Hikmah mengerjakan sahur dalam ajaran Islam © freepik.com

foto: freepik.com

Menjalankan sunah Rasul adalah salah satu bentuk amalan yang perlu kamu lakukan. Begitu juga dengan menyantap menu sahur yang merupakan bagian dari sunah Rasulullah. Seperti tertulis dalam hadits yang diriwayatkan dari Anas ra, Rasulullah SAW bersabda,

"Sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam sahur itu mengandung keberkahan." (HR Syaikhani)

Sementara itu, dilansir brilio.net dari islam.nu.or.id, dalam kitab Is’afu Ahl al-Iman bi Wadza’if Syahri Ramadhan (hal. 59-60), Syekh Hasan al-Masyath menjelaskan bahwa Rasulullah telah menganjurkan untuk menyantap makan sahur. Dengan Nabi mencontohkan sahur, juga diartikan sebagai bentuk kasih sayang yang diberikan kepada umatnya.

2. Menghindarkan dari kondisi lemas.

Hikmah mengerjakan sahur dalam ajaran Islam © freepik.com

foto: freepik.com

Ketika berpuasa, kamu harus menahan rasa lapar dan haus selama lebih dari 10 jam. Tentu keadaan ini akan membuat perutmu dalam keadaan kosong selama waktu itu. Tubuh yang lemas jadi kondisi yang nggak bisa dihindari. Nah untuk meminimalisir hal itu, kamu bisa melakukan santap sahur.

Dengan sahur, maka kamu akan lebih memiliki tenaga untuk melakukan aktivitas pada siang hari. Perlu diingat, jangan sampai bulan Ramadhan yang banyak dianjurkan ibadah, justru kamu sia-siakan begitu saja karena seharian tubuh lemas sebab tidak sahur di malam harinya. Sehingga hal itu justru hanya akan membuatmu bermalas-malasan.

3. Batas akhir sahur mempermudah untuk segera beribadah.

Hikmah mengerjakan sahur dalam ajaran Islam © freepik.com

foto: freepik.com

Perlu kamu pahami, Rasulullah SAW memberikan anjuran tersendiri mengenai waktu yang tepat saat menyantap sahur. Umat Islam dianjurkan untuk melakukan makan sahur di akhir malam. Hal tersebut karena jika makan sahur dilakukan pada waktu tengah malam adalah saat kebanyakan orang dalam keadaan tidur pulas.

Maka dari itu, disarankan agar makan sahur dilakukan pada akhir malam. Karena ketika sahur selesai dikerjakan, kamu bisa segera menjalankan ibadah sholat subuh tanpa terhalang rasa kantuk karena menunggu terlalu lama. Rasulullah SAW menganjurkan agar umatnya tidak lantas tidur setelah sahur. Selain menjalankan sunah nabi, dengan cara ini kamu juga sekaligus menjaga kesehatan tubuhmu.

"Kami telah bersahur bersama Rasulullah SAW, kemudian kami berdiri mengerjakan salat subuh. Aku bertanya kepada Zaid, 'Berapa lama waktu antara habis sahur dengan salat subuh?', Zaid menjawab, "Kadar membaca 50 ayat Al-Qur’an." (HR Muslim).

Bahkan, secara khusus, Imam Bukhari dalam kitab Shahih-nya menuliskan satu bab yang membahas tentang orang yang sahur dan tidak tidur sampai tiba waktu sholat Subuh. Salah satunya adalah hadits yang mengisahkan Sahl bin Sa’d berikut, yang artinya:

Telah menceritakan kepada kami, Isma'il bin Abu Uwais, dari Saudaranya, dari Sulaiman, dari Abu Hazm, bahwa dia mendengar Sahl bin Sa'd berkata, "Suatu kali aku pernah makan sahur bersama keluargaku, kemudian aku bersegera agar dapat melaksanakan shalat Subuh bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

4. Makan sahur tidak dihisab oleh Allah SWT.

Hikmah mengerjakan sahur dalam ajaran Islam © freepik.com

foto: freepik.com

Hikmah selanjutnya adalah bahwa makan sahur tidak akan dihisab oleh Allah SWT. Padahal seperti yang kamu tahu dalam aturan, setiap apa yang kita makan akan dihisab oleh-Nya, tetapi orang yang sahur tidak. Dalam hadits Nabi disebutkan, yang artinya:

"Ada tiga hal (makanan) di mana seorang hamba tidak akan dihisab oleh Allah SWT, yaitu makanan sahur, makanan saat berbuka puasa, dan makanan yang dinikmati bersama saudara-saudara yang lain."

5. Menjadi pembeda puasa muslim dengan yang lainnya.

Hikmah mengerjakan sahur dalam ajaran Islam © freepik.com

foto: freepik.com

Sahur juga menjadi pembeda antara umat Islam dengan Yahudi dan Nasrani. Nabi Muhammad SAW bersabda, yang artinya:

"Yang membedakan antara puasa kita dan puasa Ahli Kitab adalah makan sahur."

Terkait hadits di atas, Imam Nawawi dalam Syarah Muslim menjelaskan yang artinya,

"Maknanya, yang menjadi pembeda dan keistimewaan antara puasa kita dan puasa mereka (Yahudi dan Nasrani) adalah sahur. Karena sesungguhnya mereka tidak sahur, sedangkan kita disunahkan untuk sahur." (Syarah Muslim Imam Nawawi, juz 7, hal. 207)