Brilio.net - Diakronik dapat diartikan sebagai salah satu konsep berpikir khas sejarah. Berpikir dengan pendekatan diakronik adalah salah satu pendekatan yang menganalisis evolusi atau perubahan sesuatu dari waktu ke waktu yang memungkinkan seseorang untuk menilai bagaimana perubahan tersebut terjadi sepanjang masa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diakronik adalah yang berkenaan dengan pendekatan terhadap bahasa dengan melihat perkembangan sepanjang waktu.

Selain itu, diakronik juga dapat dimaknai sebagai sesuatu yang bersifat historis. Diakronik juga merupakan salah satu cara berpikir secara kronologis sesuai dengan urutan peristiwa yang terjadi atau urut berdasarkan catatan suatu kejadian. Berpikir secara diakronik biasanya digunakan untuk merekonstruksi peristiwa sejarah atau digunakan untuk membandingkan kejadian sejarah pada waktu yang sama di tempat yang berbeda. Nah untuk mengetahui lebih rinci mengenai konsep berpikir diakronik, berikut brilio.net telah merangkumnya dari berbagai sumber pada Selasa (23/8).

Pengertian diakronik

konsep berpikir diakronik © berbagai sumber

foto: Unsplash/Wonderlane

Secara etimologis, kata diakronik berasal dari bahasa Yunani yaitu "dia" yang berarti melintas, melampaui, atau melalui dan "chronos" yang berarti waktu, sehingga diakronik dapat dikatakan sebagai sesuatu yang melintas, melampaui, atau melalui dalam batasan-batasan waktu. Cara berpikir diakronik sering dikaitkan dengan cara berpikir kronologis. Ketika seseorang mampu berpikir secara diakronik, ia mampu berpikir secara runut, teratur, dan berkesinambungan. Hal ini karena konsep berpikir diakronik lebih menekankan pada proses sehingga ketika menerapkan konsep ini, seseorang dapat mengidentifikasi suatu masalah dengan tepat.

Diakronik juga dapat dipahami sebagai suatu peristiwa yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dan tidak berdiri sendiri atau timbul secara tiba-tiba karena sejarah meniti gejala yang memanjang dalam waktu dan ruang. Konsep diakronik melihat bahwa peristiwa dalam sejarah mengalami perkembangan dan bergerak sepanjang masa. Melalui proses inilah manusia dapat melakukan perbandingan dan melihat perkembangan sejarah kehidupan masyarakatnya pada setiap zaman. Konsep berpikir diakronik dapat membantu untuk memahami setiap peristiwa sejarah yang terjadi di masa lalu secara runut. Selain itu, konsep berpikir diakronik juga dapat diterapkan untuk mengidentifikasi suatu permasalahan atau persoalan dengan mengkaji setiap peristiwa yang terjadi.

Secara sederhana, penerapan berpikir secara diakronik merupakan cara berpikir khas sejarah dengan memanjang dalam waktu dan mementingkan proses terjadinya sebuah peristiwa. Contoh penerapan berpikir diakronik adalah penjabaran kronologis keberadaan pemerintahan demokrasi liberal pada tahun 1950-1959. Materi demokrasi liberal dapat diuraikan secara memanjang dengan menguraikan kronologis pembentukan pemerintahan demokrasi liberal, jatuh bangun kabinet, hingga dikeluarkannya dekrit presiden pada 5 Juli 1959.