Brilio.net - Vaksinasi menjadi salah satu prioritas untuk menekan pertambahan pasien Covid-19. Tak hanya untuk Indonesia, namun imbauan untuk vaksin dan menjaga protokol kesehatan (prokes) juga dilakukan negara lain, salah satunya Singapura.

Demi menertibkan kebijakan tersebut, National University of Singapore menerapkan beberapa aturan terkait pencegahan virus Covid-19. Dilansir brilio.net dari Worldofbuzz pada Minggu (3/10), kampus tersebut memutuskan untuk memberlakukan protokol kesehatan yang ketat.

Aturan ini tak hanya berlaku untuk mahasiswa, namun juga seluruh staff universitas. Sehingga, seluruh masyarakat kampus diminta untuk melakukan pemeriksaan tes Covid-19 dan membuat pernyataan kesehatan.

Selain itu mereka juga wajib menginstal aplikasi pelacakan Covid-19 Singapura, TraceTogether, di ponsel mereka. Bagi mereka yang tidak mematuhi pedoman tersebut, kampus akan memblokir akses internet dan WiFi, akun email, hingga penggunaan portal mahasiswa yang selama ini difungsikan untuk berbagai keperluan tugas kampus.

Kebijakan Universitas Singapura © Istimewa

foto: r/singapore via Worldofbuzz.com

Tak sekadar wacana, aturan tersebut juga tampak beredar di Reddit beberapa waktu ini. Dalam cuplikan aturan itu dijelaskan, mulai November 2021, mahasiswa yang tidak memiliki hasil tes mandiri Covid-19 yang valid dan aplikasi TraceTogether, akan dibatasi dari penggunaan wifi di kampus. Selain itu, mereka juga akan diblokir dari semua aplikasi kampus termasuk LumiNUS, portal mahasiswa Universitas Nasional Singapore.

Begitu juga yang diberlakukan untuk para staf kampus. Jika mereka tidak mematuhi prokes Covid-19, akses mereka untuk menggunakan akan dibatasi pada hari itu.

Pedoman kesehatan kampus itu juga diberlakukan untuk mahasiswa yang tinggal jauh dari kampus. Pada dasarnya, semua staf kampus dan mahasiswa yang tidak tinggal di area kampus harus mengikuti tes mandiri Covid-19 secara reguler untuk dapat mengakses WiFi NUS.

Dijelaskan, bagi yang sudah divaksin lengkap, hasil tes mandiri Covid-19 yang dimiliki akan berlaku selama 7 hari. Sedangkan, bagi mereka yang belum mendapatkan vaksin, hasil tes mandiri tersebut hanya berlaku 4 hari sebelum harus melakukan tes lagi.

Beruntungnya, alat tes mandiri yang disebut FET akan disubsidi sepenuhnya oleh pihak kampus untuk digunakan semua mahasiswa dan staf. Sehingga mereka dapat melakukan tes mandiri reguler dengan mudah, dan tanpa terbebani dari segi finansial.