Brilio.net - Hampir semua orang sepakat bahwa pandemi Covid-19 membawa banyak perubahan di segala aspek kehidupan manusia. Pandemi yang sudah berlansung selama delapan bulan membuat masyarakat harus bisa beradaptasi dengan kebiasaan baru.

Tak hanya soal metode bekerja dan belajar yang mengalami perubahan signifikan, gaya hidup masyarakat pun demikian.

Kesehatan kini menjadi faktor penting yang tak boleh luput dari perhatian. Demi terhindar dari berbagai virus dan bakteri, segala upaya dilakukan banyak orang untuk menjaga kekebalan butuh.

Gerakan 3M, yakni mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak fisik menjadi cara ampuh yang diterapkan masyarakat sebagai upaya melindungi diri dari virus Covid-19. Kementerian Kesehatan RI melalui website resminya juga menekankan bahwa menjaga kebugaran agar sistem imunitas tubuh meningkat adalah langkah utama.

Selain menerapkan protokol wajib 3M, banyak masyarakat yang mulai sadar akan pentingnya menjalani gaya hidup sehat. Memperhatikan asupan makanan dan menyempatkan waktu untuk olahraga menjadi kebiasaan baru yang mulai diterapkan.

Bagi masyarakat, kebiasaan tersebut dianggap menjadi dampak positif dari pandemi ini.

Kebiasaan hidup sehat pendami bisa bertahan? © 2020 brilio.net

foto: dok.pribadi

"Di samping untuk menangani Covid-19 juga bermanfaat juga kan untuk kita. Untuk menjaga kebersihan agar terhindar dari virus," kata Resta Anggraeni, guru di MAN Grobogan kepada brilio.net, Rabu (11/11).

Bagi Resta, pandemi membuatnya mau tidak mau menjalani gaya hidup yang berbeda. Jika dulu ia bebas bisa pergi ke mana saja, kini Resta memilih untuk langsung kembali ke rumah setelah melakukan aktivitas yang mengharuskannya keluar. Ia juga rutin menjalani olahraga seperti badminton dan aerobik di rumah.

Kebiasaan hidup sehat pendami bisa bertahan? © 2020 brilio.net

Kegiatan badminton Resta. foto: dok.pribadi

Tak hanya pada diri sendiri, Resta juga menerapkan disiplin hidup sehat untuk keluarganya. Cuci tangan sebelum masuk ke rumah dan membasuh badan setelah beraktivitas dari luar menjadi kewajiban yang ia terapkan bagi suami dan ketiga anaknya.

Nggak cukup dengan olahraga dan menjaga kebersihan, Resta juga rutin mengonsumsi vitamin.

Diakuinya, semua kebiasaan tersebut memang baru ia jalani setelah pandemi memasuki Indonesia.

Ia semakin ketat melakukan upaya perlindungan diri setelah Kabupaten Grobogan menjadi kawasan zona merah dengan 669 kasus Covid-19 hingga Kamis (11/11).

"Sekarang ke mana-mana benar-benar membawa hand sanitizer dan sering cuci tangan. Kalau nggak cuci tangan aja tuh rasanya gimana gitu," tambahnya.

Bagi mereka yang sudah membiasakan diri dengan gaya hidup sehat, masa pandemi justru membuat mereka semakin kencang menjalankan pola hidup sehat. Meski sudah terbiasa dengan hidup sehat, namun rasa khawatir akan tertular virus Covid-19 tetap membayang-bayangi.

Hal tersebut pulalah yang dirasakan salah satu warga asal Sambak, Purwodadi, Sri Penny. Meski mengaku sudah menjalani hidup sehat sejak sebelum pandemi, namun perempuan berusia 39 tahun ini tetap tak lengah untuk melindungi diri dari berbagai virus.

"Kita manusia biasa yang takut dengan ancaman corona ya. Jadi ke mana-mana pakai masker dan hand sanitizer," ungkapnya.

Bersepeda jadi salah satu cara Penny untuk menjaga kekebalan tubuhnya. Penny sendiri mengaku sudah rutin melakukan kegiatan bersepeda jauh sebelum pandemi. Namun, adanya pendemi membuat rutinitas bersepedanya menjadi lebih intens.

Bagi Penny, bersepeda menjadi olahraga yang dirasa aman untuk dilakukan di tengah pandemi karena bisa dilaksanakan sendiri. Selain bersepeda, Penny juga memilih untuk menyudahi kebiasaan membeli makanan di tempat ramai untuk sementara.

Ia juga mengaku belum berani untuk berpergian di tempat-tempat wisata. "Kalau pun jajan saya benar-benar milih tempat yang bersih dan higienis. Seringnya juga kalau jajan lebih banyak ke sayur-sayuran," jelasnya.

Kebiasaan baru yang tak boleh ditinggalkan

Tak bisa dipungkiri kalau pandemi menciptakan tren baru, yakni gaya hidup sehat yang diseriusi banyak orang. Berbagai panduan untuk menjalani hidup sehat pun menjadi informasi yang banyak diburu.

Beberapa kegiatan olahraga seperti sepeda menjadi aktivitas yang kompak dilakukan masyarakat.

Secara tidak sadar, upaya-upaya yang dilakukan demi menjaga kekebalan tubuh tersebut kini justru menjadi kebiasaan yang sudah melekat.

Di tengah kekhawatiran akan tertularnya Covid-19, Penny beranggapan, pandemi juga membawa dampak positif bagi kehidupan manusia yang sebelumnya tak pernah mengindahkan kesehatan dan kebersihan tubuh.

"Kita benar-benar dipukul keras tentang bagaimana kita menjaga kesehatan dari pola hidup, dari pola makan, pola hidup sehat membuat kita benar-benar terkonsep," ungkapnya.

Kebiasaan hidup sehat pendami bisa bertahan? © 2020 brilio.net

Kegiatan bersepeda. foto: dok.pribadi

Meski kebutuhan untuk hand sanitizer, masker, vitamin dan lain-lainnya menambahkan anggaran rumah tangga, namun hal tersebut tak menjadi alasan untuk menyudahi kebiasaan tersebut. Keduanya sepakat bahwa kebiasaan untuk menjaga badan agar tetap sehat ini harus terus dilakukan meski pandemi sudah usai.

"Kebiasaan-kebiasaan yang memang baik untuk diri kita dan orang lain akan tetap saya teruskan, meskipun pandemi dianggap nggak ada. Karena bagi saya menjaga kesehatan dan kebersihan di mana-mana itu penting," kata Penny.

Hal senada disampaikan Resta. Meski kebiasaannya memulai hidup sehat karena tren di tengah pandemi, namun Resta tak ingin tren tersebut berhenti meski keadaan sudah normal kembali.

Baginya, segala sesuatu yang menciptakan dampak positif dan bermanfaat harus terus dijaga.

"Ya awalnya memang tren, tapi tren itu kan manfaatnya banyak. Nggak hanya terhindar dari Covid-19, tapi juga virus-virus lain," tutup Resta.