Brilio.net - Ada saja tingkah siswa-siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 3 Jakarta saat belajar. Mereka tidak jarang mempunyai tindakan yang kadang sulit diprediksi para guru. Karena itu para guru harus bisa memahami semua yang mereka lakukan serta mencari tahu kenapa siswanya melakukan sebuah tindakan, terutama mereka yang merupakan siswa autis dan down syndrome.

Mendidik siswa autis memang membutuhkan kesabaran dan keahlian serta pengalaman. Hal inilah yang dialami Sukarni (50), salah salah satu guru berpengalaman yang dimiliki SLBN 3 Jakarta. Guru yang sudah mengajar di SLB sejak tahun 1990 ini mengaku sudah terbiasa dengan tingkah anak autis.

Menurutnya, anak autis punya dunia sendiri. Bahkan anak autis mendengar suara-suara yang tidak didengar orang pada umumnya. Mereka hidup bersama suara-suara tersebut.

"Sering saat diterangkan pelajaran mereka tidak fokus pada pelajaran, namun bersama suara-suara yang dia dengar sendiri," kata Sukarni kepada brilio.net saat menemani siswanya mengunjungi Museum Gajah beberapa waktu lalu.

Sukarni  © 2016 brilio.net

Sukarni bercerita, saat pelajaran berlangsung ada siswa autis yang tiba-tiba keluar dan memukul dirinya. Sebagai guru yang berpengalaman dia tidak lantas marah. Namun mencoba sabar bertanya kenapa muridnya itu memukulnya. Rupanya siswa autis itu memukul karena disebabkan suara-suara yang dia dengar.

BACA JUGA KISAH NYATA BIKIN MEWEK: Bukti ketulusan, pengantin ini menikah dengan mahar segelas air putih

Ada juga siswa autis yang tiba-tiba terlihat bergembira penuh riang padahal pelajaran sedang berlangsung. "Mendidik anak autis dan juga down syndrome tidak bisa dengan cara men-general-kan karakter mereka. Kita harus mendidik dengan pendekatan per individu, sebab mereka mempunyai karakter yang berbeda-beda," tambah Sukarni.

Menurutnya, sebenarnya anak autis juga mempunyai potensi besar sebagaimana anak pada umumnya. Bahkan potensi mereka bisa melebihi siswa pada umumnya jika bisa dikembangkan dengan baik.