Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengingatkan kita semua untuk waspada terhadap dampak dari perang Iran-Israel yang bisa memengaruhi sektor ekonomi kita. Ini bukan sekadar isu jauh, tetapi bisa berimbas pada pemutusan hubungan kerja atau PHK massal di Indonesia.

Menaker menegaskan bahwa perhatian khusus harus diberikan pada sektor industri yang berorientasi ekspor. Mengapa? Karena konflik ini akan memengaruhi perputaran ekonomi global.

"Kita harus terus memantau situasi ini. Saya pribadi memprediksi bahwa industri-industri yang mengekspor barang ke luar negeri akan merasakan dampaknya. Geopolitik yang tidak stabil pasti berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan," ungkapnya saat konferensi pers di kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta, pada Selasa (24/6).

Untuk mengantisipasi potensi PHK massal, Kemnaker telah menyiapkan strategi mitigasi. Salah satunya adalah program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) yang akan membantu para pekerja yang terkena PHK dengan memberikan bantuan tunai, pelatihan kerja, dan informasi lowongan pekerjaan baru.

"Kami juga menjalin koordinasi dengan Dinas Ketenagakerjaan Wilayah. Ini adalah langkah rutin yang kami lakukan. Selain itu, kami juga berkoordinasi dengan berbagai kementerian lainnya. Tema yang kami angkat adalah bagaimana kita merespons kondisi geopolitik global ini secara bersama-sama, karena ujungnya adalah Kementerian Ketenagakerjaan," tambahnya.

Pernyataan ini juga didukung oleh pengamat ketenagakerjaan, Timboel Siregar. Ia menegaskan bahwa dampak dari konflik ini akan terasa langsung pada permintaan barang ekspor Indonesia ke Timur Tengah.

"Tentu saja ada dampaknya. Permintaan dari luar akan berkurang, karena mereka sedang menghadapi masalah internal," jelas Timboel saat ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu.

Walaupun hubungan dagang Indonesia dengan Iran tidak sebesar dengan negara lain, tetap ada kontribusi penting, terutama dalam hal pasokan energi dan ekspor barang tertentu.

"Transaksi kita dengan Iran tetap ada. Terutama dalam hal pasokan energi dan permintaan barang. Jika mereka sibuk dengan masalah internal, permintaan barang dari kita juga akan berkurang. Ini jelas akan mempengaruhi suplai kita ke sana," tambahnya.

Timboel juga menekankan bahwa dampak ini tidak hanya terbatas pada Iran, tetapi negara-negara tetangga di Timur Tengah juga bisa terpengaruh, yang selama ini menjadi pasar penting bagi produk ekspor Indonesia.

"Negara-negara tetangga juga akan merasakan dampaknya," imbuhnya.

Terkait potensi PHK, Timboel memperingatkan bahwa jika konflik terus berlanjut, lonjakan PHK di Indonesia sangat mungkin terjadi. "Jika eskalasi ini terus berlanjut, saya yakin akan ada lonjakan PHK. Ini tidak hanya terbatas pada Iran, tetapi juga negara-negara tetangganya," ujarnya.

"Geopolitik internasional memang mempengaruhi tingkat pengangguran terbuka kita. Kita mungkin berpikir bahwa masalah ini hanya terjadi di Israel, Palestina, Ukraina, dan Rusia, tetapi kenyataannya dampaknya meluas hingga kawasan Asia Timur Tengah," tambahnya.