Brilio.net - Gilang Endi seorang mahasiswa dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dikabarkan meninggal dunia saat mengikuti kegiatan Diksar Menwa (Pendidikan Dasar Resimen Mahasiswa), pada Minggu (24/10). Hingga saat ini masih belum diketahui jelas penyebab kematian mahasiswa Sekolah Vokasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) UNS angkatan 2020 tersebut.

Kabar tersebut juga dibenarkan oleh pihak UNS bahwa mahasiswanya bernama Gilang Endi meninggal dunia setelah mengikuti Diksar Menwa di Sungai Bengawan Solo, Kawasan Curug petang hari.

Kasatreskrim Polres Karanganyar, AKP Kresnawan Husein mengatakan, pihak keluarga korban mulanya melapor ke Polres Karanganyar. Lantaran kejadian tersebut berada di wilayah Solo, pihaknya mengarahkan agar keluarga melaporkan ke Polresta Surakarta.

"Sedang dalam penyelidikan polisi khususnya Polresta Surakarta untuk menemukan penyebabnya. Ada beberapa luka, tapi untuk kepastiannya kita tunggu hasil autopsi dari RSUD dr Moewardi Solo,” jelasnya mengutip dari Merdeka.com, Selasa (26/10).

Hal serupa juga diungkapkan oleh Kasatreskrim Polresta Surakarta, AKP Djohan Andika, yang membenarkan kejadian ini. Disinggung soal adanya penganiayaan, pihak Polres Surakarta belum berani menyimpulkan lebih jauh dan menunggu hasil otopsi dari RSUD dr Moewardi keluar.

"Kita akan melaksanakan klarifikasi kepada pihak-pihak yang melaksanakan kegiatan tersebut. Jumlah saksi dari panitia diksar masih masih kita dalami," kata dia.

Sementara itu, Sutanto selaku Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS melimpahkan penyelidikan insiden ini kepada pihak yang berwenang.

"Kami tidak masuk ke situ, jadi tunggu saja hasil otopsinya. Kalau kronologi awal yang saya ikut dengar adalah baik dari pihak komandan bataylon, komandan menwa, dan komandan provost mengatakan bahwa memang yang bersangkutan tidak ada gejala kesehatan khusus, hanya kakinya kram sehingga ada yang mendampingi secara khusus," katanya mengutip dari Antara.

Akibat insiden meninggalnya Gilang Endi, kegiatan Diksar Menwa yang dimulai pada Sabtu (23/10) hingga Minggu (31/10) diberhentikan sementara. Sutanto menjelaskan kegiatan tersebut dimulai dari pengecekan kesehatan, pengambilan helm, hingga orientasi lapangan.

"Peserta ini berjalan menuju fakultas teknik, kemudian menuju ke danau, berhenti di jembatan di situ. Selanjutnya ada aktivitas fisik, ada juga materi pada sore hari kembali ke markas di sini," ujarnya.

Pihak kampus akan merujuk pada bukti konkret yang ditemukan selama penyidikan untuk mengambil langkah kedepannya.

"Kami pokoknya akan mendasarkan pada bukti otentik yang bisa dipertanggungjawabkan baik secara hukum maupun medis untuk buat langkah jelas untuk unit kemahasiswaan seperti ini. Prinsipnya kami jaga praduga tak bersalah sebelum informasi lengkap dari pihak kepolisian," pungkas Sutanto.