Brilio.net - PT Es Teh Indonesia Makmur melayangkan somasi kepada salah satu pelanggan yang mengkritik lewat Twitter mengenai salah satu produknya yang dianggap terlalu manis. Komplain konsumen tersebut dianggap perusahaan yang dipimpin Nagita Slavina itu mengandung kata-kata yang tidak pantas.

Diketahui bahwa pemilik akun @Gandhoyy mengungkapkan komplainnya terhadap produk Es Teh Indonesia, Chizu Red Velvet. Ia menyampaikan keluhannya lewat cuitan yang kini telah dihapus. Ia menyebut produk Chizue Red Velvet terlalu manis seperti gula tiga kilogram yang dikocok.

"Abis minum es teh indonesia yang chizue red velvet pertama kali dan terakhir kali. [...] tapi gula 3 kg dikocok sama sp bahan kue [...]," demikian tulisnya, dilansir brilio.net pada Senin (26/9).

somasi es teh Indonesia © berbagai sumber

foto: Twitter/@txtdaribrand

Tak sedikit warganet yang mendukung cuitan tersebut. Sementara ada pula warganet yang memintanya untuk berhati-hati karena cuitan tersebut dapat dijerat dengan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Sementara itu, Es Teh Indonesia menanggapi komplain akan ditangani oleh tim legal dari perusahaan tersebut.

"Halo kak, terima kasih supportnya. Sehubungan dengan tweet tersebut, datanya sudah diterima oleh tim legal kami," tulis akun Es Teh Indonesia.

Tak berselang lama, akun @Gandhoyy mengunggah permintaan maaf sambil melampirkan surat somasi dari Es Teh Indonesia. Rupanya pihak manajemen Es Teh Indonesia melalui tim legalnya melayangkan somasi kepada pemilik akun Twitter @Gandhoyy pada Sabtu (24/9).

Dalam surat somasi tersebut, Es Teh Indonesia memberatkan poin klaim @Gandhoyy yang menyesatkan dan kata-kata hinaan. Es Teh Indonesia memberikan opsi terkait kebutuhan konsumsi gula atas produk mereka.

"Sehingga kurang pantas menyatakan bahwa produk Chizu Red Velvet seperti gula seberat 3 kg. Kami menganggap pernyataan tersebut dapat menyebabkan pemberian informasi keliru dan/atau menyesatkan kepada konsumen/publik," tulis keterangan dalam surat somasi.

 

 

Permintaan maaf dari konsumen.

Es Teh Indonesia juga menyayangkan kata-kata hewan dan kata kurang baik dalam kritik yang disampaikan pemilik akun tersebut. Berkaitan dengan hal itu, mereka meminta akun @Gandhoyy menghapus dan mengklarifikasi pernyataannya.

"Sehingga di sini saya sendiri ingin memohon maaf kepada PT. ES Teh Indonesia Makmur karena saya telah membuat twit yang ramai diperbincangkan publik yang berhubungan dengan salah satu produknya yaitu 'Chizu Red Velvet' yang saya beropini dan juga sekaligus menjelekkan nama produk, pemberian informasi yang keliru, kandungannya, dan nama perusahaan," tulis Gandhi, Minggu (25/9).

"Sekali lagi saya memohon maaf terhadap twit yang saya buat atas pencemaran nama baik PT. ES Teh Indonesia Makmur. Terima kasih," sambungnya.

Namun, rupanya konflik tersebut tidak berakhir sampai di situ. Warganet merasa tidak puas dengan sikap Public Relation (PR) Es Teh Indonesia yang melakukan somasi terhadap pelanggan alih-alih mengedukasi pelanggan. Somasi Es Teh pun ramai diperbincangkan di Twitter.

Tak sedikit dari warganet yang justru mempertanyakan takaran gula dari produk minuman tersebut. Hal tersebut turut menjadi perhatian dari dokter sekaligus pegiat media sosial, dr. Aan Kusumandaru, Sp. An. Ia merespons dan turut mempertanyakan kadar gula dalam produk Es Teh.

 

Hingga saat ini, Es Teh Indonesia belum memberikan tanggapan mengenai kandungan gula hingga gizi dari produknya.