Permintaan maaf dari konsumen.

Es Teh Indonesia juga menyayangkan kata-kata hewan dan kata kurang baik dalam kritik yang disampaikan pemilik akun tersebut. Berkaitan dengan hal itu, mereka meminta akun @Gandhoyy menghapus dan mengklarifikasi pernyataannya.

"Sehingga di sini saya sendiri ingin memohon maaf kepada PT. ES Teh Indonesia Makmur karena saya telah membuat twit yang ramai diperbincangkan publik yang berhubungan dengan salah satu produknya yaitu 'Chizu Red Velvet' yang saya beropini dan juga sekaligus menjelekkan nama produk, pemberian informasi yang keliru, kandungannya, dan nama perusahaan," tulis Gandhi, Minggu (25/9).

"Sekali lagi saya memohon maaf terhadap twit yang saya buat atas pencemaran nama baik PT. ES Teh Indonesia Makmur. Terima kasih," sambungnya.

Namun, rupanya konflik tersebut tidak berakhir sampai di situ. Warganet merasa tidak puas dengan sikap Public Relation (PR) Es Teh Indonesia yang melakukan somasi terhadap pelanggan alih-alih mengedukasi pelanggan. Somasi Es Teh pun ramai diperbincangkan di Twitter.

Tak sedikit dari warganet yang justru mempertanyakan takaran gula dari produk minuman tersebut. Hal tersebut turut menjadi perhatian dari dokter sekaligus pegiat media sosial, dr. Aan Kusumandaru, Sp. An. Ia merespons dan turut mempertanyakan kadar gula dalam produk Es Teh.

 

Hingga saat ini, Es Teh Indonesia belum memberikan tanggapan mengenai kandungan gula hingga gizi dari produknya.