Brilio.net - Ada momen yang menarik ketika mengikuti salat tarawih di masjid kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada Rabu (4/4) lalu. Tak seperti di masjid lain, pelaksanaan salat witir usai tarawih terpisah menjadi dua kelompok. 

Kelompok pertama adalah jamaah yang melaksanakan 11 rakaat tarawih dan kelompok kedua melaksanakan 23 rakaat tarawih. "Kalau tarawih kita tidak terpisah ya, yang dilaksanakan terpisah itu hanya witirnya, bukan tarawihnya,” jelas Alif, pengurus takmir masjid kampus UIN Sunan Kalijaga. 

Salat tarawih di masjid kampus UIN Jogja © 2023 brilio.net

foto: Millenia ramadita

Pelaksanaan salat tarawih seperti ini sudah menjadi tradisi di masjid kampus UIN Sunan Kalijaga tiap Ramadan. Meskipun tidak diketahui siapa pelopornya dan kapan pertama kali dilaksanakannya, salat tarawih dengan witir terpisah masih bertahan sampai sekarang. 

"Untuk awal mulai dilaksanakannya saya kurang tau, tapi selama saya jadi takmir di sini pelaksanaannya sudah seperti ini,” tutur Alif yang sudah menjadi takmir masjid selama 4 tahun terakhir. Pelaksanaan tarawih dengan witir yang terpisah ini bertujuan untuk memberi wadah kepada seluruh jamaah secara adil.

Salat tarawih di masjid kampus UIN Jogja © 2023 brilio.net


 

foto: Millenia ramadita

Dalam pelaksanaannya, salat tarawih dimulai dalam satu jamaah. Setelah tarawih diselesaikan sampai rakaat ke-8, Imam akan mengumumkan kepada jamaah 11 rakaat untuk berpindah melaksanakan salat witir di selasar bagian barat masjid. Sedangkan, jamaah 23 rakaat akan kembali melanjutkan salat tarawih berjamaah di dalam masjid.

Jamaah yang sudah berkumpul di selasar barat masjid akan melanjutkan salat witir berjamaah dipimpin oleh imam yang bertugas. Pada bagian ini imam salat witir juga difasilitasi mikrofon yang tersambung untuk sound system di bagian selasar. "Sound system itu ada 3 bagian, ada yang bagian yang khusus di dalam, di selasar, sama bagian luar. Meskipun agak bocor tapi bisa terdengar jelas,” lanjut Alif