Brilio.net - Sunan Ampel merupakan salah satu tokoh Wali Songo yang punya peran besar dalam penyebaran Islam di daerah Surabaya dan sekitarnya. Nama aslinya Raden Rahmat. Ada juga yang mnyebut bahwa namanya adalah Muhammad Ali Rahmatullah bin Ibrahim Al-Samarqandy. Pemberian nama Ampel karena Raden Rahmat bermukim di Ampel Denta atau Ampel yang saat ini terletak di Kecamatan Semampair, Surabaya, Jawa Timur.

Karakternya yang terkenal bijak mengelola perbedaan pendapat membuat dirinya didapuk menjadi sesepuh Wali Songo dan mufti atau juru fatwa setanah Jawa sepeninggal Maulana Malik Ibrahim.

Dilansir brilio.net dari buku Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual terbitan Kompas, cerita tutur menyebutkan bahwa ajaran Sunan Ampel yang sangat terkenal adalah falsafah "Moh Lima" yang artinya tidak melakukan lima hal tercela. Kelima hal tersebut adalah moh main (tidak mau judi), moh ngombe (tidak mau mabuk), moh maling (tidak mau mencuri), moh madat (tidak mau menghisap candu), dan moh madon (tidak mau berzina). Falsafah ini tampaknya menjawab problem kemerosotan moral warga Majapahit waktu itu.

Dikutip dari berbagai sumber, cerita yang berkembang menyebutkan bahwa Sunan Ampel diminta Raja Majapahit untuk memperbaiki moral masyarakat Majapahit yang semakin merosot. Agama Hindu menjadi ajaran pokok warga Majapahit saat itu. Salah satu sekte Hindu yang ada adalah Hindu Tantrik yang mengajarkan ajaran filsafat hedonis, ajaran di mana terdapat larangan membatasi nafsu.

Oleh karena itu, supaya seseorang meraih kebahagiaan harus melakukan sebanyak-banyaknya 5 M, yaitu Madya (minum minuman keras sampai mabok), Mangsa (makan daging sebanyak-banyaknya), Matsya (makan ikan sebanyak-banyaknya), Mudra (makan nasi, gandum, jagung, biji-bijian sebanyak-banyaknya), dan Maithuna (melakukan hubungan seks dengan perempuan).

Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Majapahit kacau karena rakyatnya semakin tak bisa diatur karena larangan yang serukan dianggap bertentangan dengan nilai tantrik. Hingga akhirnya Sunan Ampel dapat memperbaiki moral warga Majapahit dengan falsafah "Moh Lima" yang ia buat.

Falsafah Moh Lima pun masih dikenal hingga kini di daerah yang masih memegang ajaran Jawa turun temurun. Falsafah "Moh Lima" menjadi kunci sebagai larangan berbuat maksiat.

PERLU JUGA UNTUK KAMU BACA:

Masalah klasik saat bulan puasa, bau mulut! Begini cara mengatasinya

Menag: Tak perlu memaksa tutup warung di bulan puasa

Begini cara menentukan awal Ramadan dan Syawal

Puasa bukan halangan berolahraga, kamu bisa melakukannya begini

5 Spot ngabuburit asyik dan murah di Yogyakarta

Di zaman Muhammad SAW, imsak ditandai selesainya bacaan quran 50 ayat

Hindari minum teh saat sahur, ini alasannya

Ini kenapa bulan dalam kalender Jawa mirip dengan kalender Hijriyah

Evolusi hijab dari masa ke masa di Indonesia, cantik dan bikin gemes

Ini proses pengamatan bulan untuk menentukan awal Ramadan dan Syawal

Ini kota di Amerika yang menerapkan hukum syariah Islam

Ini dia sahur ala anak kos masaknya pakai rice cooker dan setrikaan

Belajar keteguhan hati dari Bilal, budak yang jadi muazin pertama

Ini rentang waktu puasa di seluruh dunia, paling lama 22 jam