Brilio.net - Ketika kita masih kecil, pasti selalu disuguhkan dengan film dongeng dari Aladdin dan Putri Jasmine. Keindahan negeri dongeng itu kadang membuat kita penasaran dan tertarik untuk berada di dalam negeri dongeng tersebut.

Tapi ternyata untuk bisa merasakan sensasi berpetualang ala negeri dongeng seperti itu, bisa kamu rasakan dalam dunia nyata lho. Salah satu sudut tersembunyi di provinsi Riau menyajikan sepotong negeri seribu satu malam yang belum banyak terungkap keindahannya oleh banyak orang.

Maka tak heran, sensasi gurun pasir yang selama ini hanya bisa didapatkan jika berkunjung ke Timur Tengah, nyatanya petualangan serupa bisa didapatkan di Gurun Pasir Telaga Biru yang terletak di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. Tepatnya di Desa Busung, Kecamatan Tanjung Uban.

Gurun Telaga Biru Bintan Kepri © 2020 brilio.net

Untuk mencapai lokasi ini, perjalanan yang harus kamu tempuh sejauh 57 kilometer. Terhitung dari Bandara Internasional Raja Haji Fisabilillah di kota Tanjungpinang akan memakan waktu sekitar 1 jam perjalanan. Sementara, dari Pelabuhan Tanjung Uban, pengunjung cukup menempuh perjalanan darat sejauh 17 kilometer atau selama 20 menit saja.

Dalam perjalanan, pengunjung akan disuguhkan pemandangan yang didominasi hutan-hutan dataran rendah, kebun karet, dan rawa-rawa. Sesekali terlihat satu dua rumah penduduk dengan jarak yang berjauhan.

Gurun Telaga Biru Bintan Kepri © 2020 brilio.net

Setelah menempuh perjalanan yang cukup berkelok, kamu akan tiba di lokasi Gurun Pasir Telaga Biru. Pengunjung akan disambut dengan hamparan pasir putih yang cukup luas. Gundukan pasir yang membentuk gunung pasir tersebut semakin memperkuat kesan padang pasir di destinasi ini.

Selain pemandangan hamparan pasir putih, di lokasi ini juga terdapat sejumlah telaga yang terisi air berwarna biru. Pemandangan bak oase di padang pasir ini tentu saja sangat memanjakan mata wisatawan yang datang berkunjung ke lokasi ini. Spot ini juga tentu saja menjadi objek foto yang unik dan menarik bagi para wisatawan yang datang berkunjung.

Gurun Telaga Biru Bintan Kepri © 2020 brilio.net

Menurut salah seorang pedagang di sekitar Gurun Pasir Telaga Biru, Nurhanisah, gurun pasir ini sebenarnya sudah ada sejak 20 tahun lalu. Dulunya, gurun pasir ini adalah lokasi pertambangan pasir.

"Dulu di sini menjadi lokasi penambangan pasir, tapi baru jadi objek wisata sekitar tahun 2017. Baru tiga tahun yang lalu," kata Nurhanisah dari siaran pers Kemenparekraf yang diterima brilio.net, Selasa (18/8).

Gurun Telaga Biru Bintan Kepri © 2020 brilio.net

Wanita yang sudah beberapa tahun berdagang di Gurun Pasir Telaga Biru ini menceritakan penataan lokasi destinasi wisata ini awalnya dilakukan secara swadaya oleh warga Desa Busung.

"Jadi fasilitas-fasilitas seperti toilet, warung-warung, dan jembatan-jembatan kayu yang sudah ada itu dibuat masyarakat setempat sejak awal pembukaan lokasi ini," katanya.

Gurun Telaga Biru Bintan Kepri © 2020 brilio.net

Nurhanisah juga menceritakan situasi Gurun Pasir Telaga Biru sebelum terjadinya pandemi Covid-19. Menurut wanita yang berjualan makanan dan minuman itu, biasanya setiap hari ada sekitar 100 wisatawan, baik lokal maupun mancanegara yang datang berkunjung.

Angka ini bahkan bisa meningkat hingga dua kali lipat ketika akhir pekan ataupun hari libur nasional. Namun sejak pandemi virus corona, angka tersebut menurun drastis.

"Sekarang ini paling 10-20 orang, Sabtu-Minggu paling banyak. Itu pun hanya (wisatawan) lokal, karena wisatawan asing sudah tidak ada," pungkas Nurhanisah.