Brilio.net - Bicara soal keindahan alam Indonesia tak pernah ada habisnya. Dari Sabang sampai Marauke terbentang luas pesona alam yang membuat wisatawan, terutama turis asing terkesan.

Namun, untuk membuat sebuah destinasi wisata maju dan dikenal oleh wisatawan perlu adanya pengembangan yang dilakukan oleh pemda setempat dan juga masyarakat sekitar di sebuah daerah. Tak hanya pengembangannya, tapi juga harus ada sesuatu yang unik di daerah tersebut agar bisa menjadi destinasi favorit.

Misalnya Jawa Tengah, kebanyakan dikenal sebagai kota yang memiliki nilai sejarah tinggi. Seperti Candi Borobudur misalnya. Ada pula pantai-pantai yang indah.

Namun, menurut Gubernur Provinsi Jawa Tengah Ganjar Pranowo, destinasi wisata yang ada di Jawa Tengah sekarang ini tak cukup di situ saja. Perlu adanya pengembangan destinasi lain.

Ia pun memiliki ide menarik untuk mengembangkan Jawa Tengah menjadi destinasi wisata kesunyian. Ide uniknya itu muncul ketika ia sedang berbincang dengan salah satu turis asing saat studi banding dengan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Ia mengatakan belakangan wisman cenderung menyukai destinasi-destinasi wisata yang jauh dari hiruk pikuk keramaian. Ia menyebut tren wisata ini dengan istilah wisata kesunyian.

"Saya ngobrol dengan turis-turis, saya tanya, 'Kalian suka liburan di hotel berbintang, atau di rumah tradisional? Mereka bilang di rumah tradisional'. Lalu suka fasilitas yang canggih seperti Wi-Fi, atau tidak ada multimedia sama sekali. Mereka bahkan minta tidak ada yang listrik," ungkap Ganjar saat ditemui dalam acara diskusi bersama Forum Wartawan Pariwisata (Forwapar), di Solo, Jawa Tengah, belum lama ini.

Ganjar menambahkan, turis-turis itu ternyata sudah mulai bosan dengan aktivitas wisata yang ingar bingar seperti di Pulau Dewata Bali. Mereka mengaku ingin mencari suasana baru yang jauh lebih menenangkan dibanding Bali.

Ia pun percaya, bahwa Jawa Tengah memiliki potensi untuk menjual kesunyian. Salah satunya terletak di dekat kawasan objek wisata Bukit Cinta. Di tempat ini terdapat sebuah perkampungan kecil dengan segudang pemandangan alam yang spektakuler.

Lokasinya memang cukup sulit dijangkau oleh kendaraan roda empat maupun sepeda motor. Bahkan, satu-satunya cara menuju tempat ini adalah menggunakan sepeda atau berjalan kaki.

"Mereka bilang di sana pemandangannya wow. Ada lereng, hutan, dan ada kampung kecil. Bagus, bersih dan isinya bule semua," ungkap Ganjar.

Ganjar pun menegaskan bahwa menjual kesunyian merupakan bagian diferensiasi wisata, sehingga tidak bisa dipandang sebelah mata. Konsep wisata seperti ini memiliki daya tarik tersendiri bagi sebagian wisatawan.

"Sensasinya memang berbeda. Saya pernah datang ke suatu desa, ada penjual makanan. Dia masak pakai kayu, yang pawonnya penuh asap. Masakannya juga tidak pakai micin. Terus kemudian bahan makanannya mereka ambil dari kebun sekitar. Pedesnya minta ampun, terus dimakan pakai nasi jagung, kemudian saat lagi makan, kabutnya lewat. Nah, itulah yang namanya potensi wisata kesunyian," tutup Ganjar.

Ia pun percaya, dengan adanya destinasi yang berbeda dengan daerah lain bisa menarik minat wisatawan asing untuk lebih menikmati Jawa Tengah dengan cara yang berbeda.