Brilio.net - Kamu pasti sering melihat kasus kesurupan yang ada di televisi. Terutama untuk tayangan-tayangan yang memang mengundang mahluk gaib atau sejenisnya di tempat-tempat angker.

Biasanya orang yang kesurupan akan merasakan gejala merasa dirinya kehilangan bagian tubuh tertentu, dan kehilangan kontrol atas tubuhnya. Nah, bagaimana kesurupan jika dilihat dari sisi medis ya?

Alvin Nursalim, salah seorang dokter dalam sebuah laman konsultasi dokter online, Kamis (18/8), menjelaskan kesurupan dikenal dengan istilah gangguan konversi. Gangguan ini melibatkan gejala neurologis berupa gangguan motorik dan sensorik.

"Seorang dapat mengeluh adanya gerakan otot yang tidak dapat dikontrol atau gangguan sensorik. Namun, yang membedakan dengan penyakit lain dengan gejala yang sama, pada gangguan konversi tidak ditemukan gangguan organ yang dapat menyebabkan gejala konversi," ujar Alvin.

Gangguan konversi ini diduga berhubungan dengan trauma psikis dan bermanifestasi pada gangguan fisik. Trauma psikis dapat dialami penderita gangguan konversi beberapa saat sebelum serangan sampai bertahun-tahun sebelum gejala konversi muncul.

Gangguan konversi umumnya menyerang wanita. Perbandingannya wanita dan pria sekitar 2-10 banding 1. Gangguan konversi umumnya menyerang pada usia 20 sampai 40 tahun. Pada keadaan tertentu, seorang pasien dapat mengalami gangguan kejang atau menyerang anggota keluarga. Gejala gangguan konversi tidak dibuat-buat atau disengaja oleh pasien.

Alvin menuturkan penyebab seorang mengalami gangguan konversi adalah konflik emosional yang terpendam dan masuk ke dalam alam bawah sadar pasien. Dari aspek psikologis, keadaan ini merupakan upaya alam bawah sadar pasien untuk mengekspresikan konflik yang terpendam. Selain itu, dengan keadaan ini, maka pasien akan mendapatkan perhatian dari anggota keluarga, teman dan bantuan medis yang tidak terjangkau.