Brilio.net - Beberapa tahun terakhir, begitu banyak kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual yang menimpa anak-anak di bawah umur. Hingga kini jumlah kasus pelecehan seksual pun semakin meningkat.

Pada hari Selasa 24 Juli 2018 kemarin di Malaysia, salah satu orangtua mengungkapkan kalau seorang guru agama di sekolah dasar rupanya telah melakukan seks oral dan membelai anak-anak berusia 10 tahun yang tak terhitung jumlahnya di musala sekolah selama setahun terakhir.

Seperti brilio.net lansir dari laman The Star, Kamis (26/7), guru yang mengajar agama Islam itu merupakan sosok yang sangat ditakuti di sekolah. Selama beberapa bulan, ia mengasuh anak-anak yang semuanya berjenis kelamin laki-laki sebagai wali kelas.

Guru berusia 40 tahun itu diketahui mencabuli murid laki-lakinya pada Rabu (18/7) sekitar pukul 14.30 sore waktu Malaysia. Korban lantas memberi tahu ibunya tentang insiden itu. Pihak kepolisian menerima laporan dari ibu korban pada Sabtu (21/7). Empat siswa lainnya juga membuat laporan yang sama ke polisi pada Senin (23/7).

Sebelumnya, seorang pria yang merupakan salah satu wali murid bertemu dengan empat keluarga lain di Departemen Pendidikan Penang pada Jumat (20/7) untuk membahas masalah ini. Ia menjelaskan bagaimana guru itu melakukan tindakan yang menjijikkan pada siswa.

"Ia pertama-tama akan menyuruh siswa lain untuk memanggil siswa yang ia sukai untuk keluar dari kelas, terutama anak laki-laki berbadan kecil. Mereka akan dipanggil ke musala. Guru-guru lain saat itu tak keberatan karena ia adalah wali kelas mereka," ungkap pria berusia 30 tahun itu.

"Setelah siswa yang ditandai datang sendirian ke musala, ia akan mengunci pintu dan membiarkan jendela terbuka untuk mengawasi keadaan sekitar. Ia kemudian mengelus alat kelamin siswanya, memaksa seks oral dan bahkan membuat anak-anak menonton film porno untuk membuat mereka terangsang," kata orangtua murid itu.

Orangtua murid ini juga mengungkapkan kalau murid-murid diintimidasi olehnya karena ukuran tubuh guru tersebut lebih besar. Dan yang lebih mengejutkan adalah terlepas dari semua hal yang menyakitkan, guru itu masih mengunggah hal-hal berbau agama di akun Facebook miliknya.

Setelah mendengar laporan dari banyak orangtua murid, 8 orang perwakilan dari Departemen Pendidikan Penang memutuskan untuk membebas tugaskan guru itu selama penyelidikan internal berlangsung.