Saat mendengar kata forensik, pasti hal yang pertama kali terlintas di pikiran kita adalah sebuah praktek bedah mayat.Meskipun nggak sepenuhnya salah, namun perlu kamu tahu forensik sebenarnya lebih luas daripada itu lho. Aplikasinya juga bemacam-macam, karena forensik merupakan suatu ilmu multidisiplin.

Ilmu forensik ini berkembangnya pesat sekali. Di Indonesia sendiri bisa dikatakan kalau jumlah tenaga ahli di bidang ilmu forensik masih jauh dari cukup, apalagi dengan banyaknya peristiwa tragis yang terjadi belakangan ini.

Tak hanya bedah mayat, ini 6 hal yang bisa dipelajari di ilmu forensik

foto: forensic science/carleton.ca

Selain itu, bidang forensik tuh juga nggak cuma berkutat sama masalah hukum aja, walaupun sebagian besar memang buat membantu menguak kebenaran kejadian tindak kriminalitas. Ilmu forensik juga bisa dipakai buat mengidentifikasi korban bencana alis DVI (Disaster Victim Identification), misalnya gempa dan tsunami di Palu dan yang paling anyar kecelakaan pesawat Lion Air. DVI adalah proses mengidentifikasi korban bencana besar, contohnya aksi teroris dan bencana alam. Kebanyakan korban bencana tidak dapat dikenali secara visual, oleh karena itu diperlukan keahlian khusus untuk dapat mengidentifikasi korban-korban tersebut. Perbandingan sidik jari, rekam medis gigi, dan sampel DNA sangat diperlukan untuk dapat mengidentifikasi korban

Beberapa cabang ilmu yang digunakan di bidang forensik contohnya:

a. Kedokteran forensik

Ilmu ini yang bikin forensik identik sama bedah mayat. Tapi memang kedokteran forensik ini mutlak banget perannya buat bisa mecahin kasus kematian yang nggak wajar. Soalnya dengan pemeriksaan oleh dokter forensik bisa diketahui penyebab kematian seseorang. Misalnya orang yang meninggal karena dibakar hidup-hidup sama orang yang dibunuh terus dibakar itu tanda-tandanya berbeda. Pemeriksaan juga diperlukan untuk kematian bagi korban yang dianggap meninggal karena bunuh diri, sebab ada beberapa kemungkina penyebab kematiannya. Bisa benar-benar karena bubuh diri, dibunuh tapi dibuat seolah-olah bunuh diri, atau karena kecelakaan yang tampak seperti bunuh diri. Selain mengungkap penyebab kematian seseorang, bisa juga diketahui perkiraan waktu kematiannya, karena tanda kematian tuh ternyata ada tahapan-tahapannya loh.

b. Odontologi forensik

Ilmu tentang kedokteran gigi ini salah satu yang sering dipakai waktu melakukan identifikasi korban bencana. Jadi dalam proses identifikasi korban bencana, data ante mortem (data sebelum kematian) berupa rekam medis gigi selama hidup bakal dibandingkan dengan data post mortem (data setelah kematian) yaitu keadaan sang korban. Makanya penyimpanan data medis, data rekam medis gigi pada khususnya, itu penting banget karena itu isinya catatan riwayat kesehatan seseorang dan bisa menjadi bahan untuk identifikasi bila terjadi hal yang nggak diinginkan. Jadi kalo habis periksa kesehatan, hasilnya kudu disimpen dengan baik ya biar nggak ribet carinya waktu perlu. Pada korban anak-anak, odontologi forensik juga bisa buat memperkirakan umur korban loh, jadi proses identifikasinya bisa lebih mudah.

Dalam pengungkapan kasus kriminal, biasanya pada kejahatan seksual dan kekerasan pada anak-anak, analisa pola bekas gigitan bisa membantu buat mendapat petunjuk tentang pelaku. Ada tiga hal yang diperhatikan saat analisa bekas gigitan yaitu penilaian luka bekas gigitan, penilaian dari gigi orang yang dicurigai sebagai pelaku, dan perbandingan bekas luka gigitan dengan susunan gigi tersangka.

Tak hanya bedah mayat, ini 6 hal yang bisa dipelajari di ilmu forensik

foto: fingerprint/byrev@pixabay.com

3. Analisa sidik jari, pola bercak darah, dan uji DNA

Analisa sidik jari ini udah yang paling umum dilakukan buat identifikasi, terutama di lingkup investigasi kriminal. Sidik jari digunakan karena tiap orang punya sidik jari yang berbeda-beda dan khas secara individual. Selain itu, sidik jari juga cenderung nggak berubah sejak lahir sampai meninggal. Apalagi dengan adanya E-KTP, datanya sudah tersimpan di peladen milik pemerintah, jadi ketika pihak kepolisian memerlukan untuk proses identifikasi sudah bisa diakses.

Analisa pola bercak darah dipakai untuk mengetahui bagaimana suatu kejadian kriminal terjadi. Pola bercak darah tergantung cara penyerangannya. Pola bercak karena penembakan, pemukulan, penusukan, dan kekerasan lainnya juga berbeda. selain cara penyerangan, bisa diketahui juga arah serangan, apakah korban pernah dipindahkan, dan petunjuk-petunjuk lainnya bisa diketahui dari pola bercak darah.

Pada proses DVI, bila rekam medis gigi tidak ditemukan dan sidik jari rusak, maka bisa digunakan uji DNA untuk proses identifikasi. Sampel DNA cukup banyak, bisa diambil dari darah, air liur, rambut, kuku, air mani, jaringan tubuh, bahkan gigi dan tulang. Selama jaringan masih punya inti sel, DNA-nya masih bisa dijadikan bahan identifikasi. DNA juga bisa digunakan untuk mengungkap identitas keluarga atau pelaku kasus kriminal. Kendala uji DNA adalah biayanya relatif mahal.

4. Antropologi forensik dan rekonstruksi wajah

Kalau mayat yang ditemukan sudah hanya tulang belulang pastinya sih bakal sulit buat identifikasi, tapi dengan menggunakan ilmu antropologi forensik itu bukan hal yang nggak mungkin loh. Dengan pengukuran dan pemeriksaan pada tulang yang ditemukan tadi, bisa ditentukan ras, jenis kelamin, umur, dan perkiraan tinggi mayat. Nggak sampai menemukan identitasnya secara penuh sih, tapi bisa memberi petunjuk signifikan biar proses identifikasi jadi lebih mudah.

Ada satu cabang di ilmu antropologi forensik yaitu rekonstruksi wajah. Jadi dari tengkorak yang ditemukan bisa diperkirakan wajah pemilik tengkorak ketika hidup dengan menempelkan lapisan-lapisan clay ke tengkorak tadi. Karena wajah itu salah ciri unik manusia yang paling gampang dikenali, ini bisa membantu banget kan buat identifikasi pemilik tengkorak.

Tak hanya bedah mayat, ini 6 hal yang bisa dipelajari di ilmu forensik

foto: digital forensik/thecybersecurityplace.com

5. Digital forensik

Sekarang kan lagi musim banget tuh hoaks di mana-mana. Nah, dalam ilmu digital forensik ini juga bisa melacak oknum yang nyebarin hoaks itu. Seperti yang kita tahu hoaks atau berita bohong pasti akan merugikan banget kan. Dan karena jejak digital itu pasti bisa ditelusuri jadi bukti-buktinya juga masih dicari di dunia maya walaupun olehpelaku sudah dihapus. Di beberapa kasus, data-data yang tersimpan di komputer atau telepon pintar pelaku bisa jadi barang bukti yang menunjukan motif pelaku melakukan tindak kriminal. Dan digital forensik ini masih banyak lagi penggunaannya. Misalnya sadap menyadap yang dilakukan KPK buat menangkap tersangka pelaku korupsi, mencari orang yang hilang dari GPS ponsel, dan banyak lainnya.

6. Entomologi forensik

Ini ilmu spesifik belajar tentang peran serangga, yup lalat dan teman-temannya, di bidang forensik. Jadi, waktu mayat ditemukan sudah membusuk pasti bakal susah kan ya buat memperkirakan waktu kematiannya kalau cuma dari mayat itu sendiri. Nah, di mayat yang sudah mulai membusuk ini biasanya bakal banyak ditemukan serangga, lalat misalnya. Dari lalat tersebut bisa loh diketahui perkiraan waktu kematian mayat. Ini bisa dilihat dari perkembangan dan pertumbuhan lalat-lalat yang ada di mayat tersebut. Ini penting karena bisa digunakan buat menentukan kebenaran dari alibi pelaku tindak kriminal. Selain perkiraan waktu kematian, bisa buat memperkirakan apakah mayat pernah dipindahkan.

Itu tadi adalah beberapa ilmu yang banyak dipakai di bidang forensik. Selain yang sudah disebutin di atas, masih banyak lagi loh ilmu-ilmu yang relevan dipakai di bidang forensik. Veteriner forensik alias kedokteran hewan forensik dipakai di kasus penganiayaan terhadap hewan dan jual beli satwa liar dilindungi. Akuntansi forensik yang dipakai buat menguak kasus korupsi dan penggelapan pajak. Psikologi dan psikiatri forensik buat mempelajari keadaan mental pelaku kejahatan apakah menderita penyakit mental atau tidak dan menguak pelaku dibalik pembunuhan berantai atau pemerkosaan berantai. Jadi masih berpikir forensik cuma berurusan sama bedah mayat?

*) Mahasiswa Ilmu Forensik Sekolah Pasca Sarjana Universitas Airlangga