Siapa yang tidak kenal dengan Menara Eiffel, menara yang menjadi landmark Prancis, khususnya Kota Paris. Banyak sekali wisatawan lokal maupun mancanegera, termasuk Indonesia yang pantang melewatkan lokasi wisata tersebut.

Menara yang diarsiteki oleh Steven Sauvestre dan kawan-kawan itu sering kali diidentikkan dengan tempat yang romantis. Tak heran jika sebagian orang menjadikannya sebagai backround foto prewedding dan tentu saja sebagai tujuan wisata nomor wahid di Prancis.

Di balik kepopulerannya tersebut, ternyata menara yang berlokasi di Camp de Mars itu menyimpan banyak misteri dan beberapa fakta lain di masa lalunya. Berikut adalah rinciannya.

1. Merupakan monumen peringatan 100 tahun Revolusi Prancis.

Pembangunan Menara Eiffel bukanlah tanpa alasan dan tujuan. Tujuan utamanya bukanlah sebagai tempat wisata atau pameran saja, namun juga dijadikan untuk memperingati 100 tahun Revolusi Prancis.

Pihak panitia peringatan Revolusi Prancis awalnya membuat sayembara mengenai pembuatan tempat yang unik untuk dijadikan sebagai area perayaan. Dari 107 proposal akhirnya menara Eiffel-lah yang terpilih. Namun kini fungsi tersebut tidak lagi berlaku sebab sudah menjadi lokasi wisata yang umum dan terbuka.

2. Bangunan tertinggi selama 4 dekade berturut-turut.

Memang dulu sebelum abad ke-20 belum banyak gedung yang menjulang tinggi layaknya Menara Eiffel. Karena itulah selama 4 dekade berturut-turut sejak pembangunan, menara ini mendapat predikat sebagai bangunan tertinggi di dunia dengan ukuran 986 kaki. Hal itu berlangsung hingga tahun 1930.

3. Warnanya selalu mengikuti tren.

Menara yang menjadi ikon Kota Paris ini sering kali berubah warna demi mengikuti tren atau mode. Sejak awal dibangun tahun 1899 hingga satu dekade ke depan, Menara Eiffel berwarna merah kecokelatan, kemudian satu dekade selanjutnya diganti dengan warna kuning, lalu kuning kecokelatan, dan cokelat sejak tahun 1968.

Untuk mengecat seluruh bagian menara tersebut membutuhkan cat sebanyak 60 ton mengingat gedungnya yang menjulang tinggi. Meskipun begitu, menara ini selalu diperbarui catnya setiap tujuh tahun sekali. Jadi, tak heran apabila menara ikonik tersebut tampak selalu baru dan bersinar meski sudah berdiri selama satu abad lebih.

4. Pernah jadi papan iklan terbesar di dunia.

Di balik desainnya yang eksotis dan romantis, ternyata menara ini pernah dijadikan sebagai papan iklan terbesar di dunia. Citroen adalah salah satu perusahaan ternama Prancis yang bergerak di bidang automobil yang pernah memanfaatkannya.

Iklan tersebut berupa tulisan "Citroen" dalam bentuk vertikal ke bawah yang sangat besar, bahkan ukurannya mencapai 100 kaki. Selain itu juga terbuat dari ribuan bola lampu, sehingga tampak gemerlap dan begitu jelas hingga jarak 20 mil. Tentu semua itu membutuhkan biaya yang besar sehingga hanya perusahaan besar saja yang mampu melakukannya.

5. Ada laboratorium ilmu pengetahuan.

Laboratorium tersebut berada di atas lantai dasar tepat. Sering kali digunakan para ilmuwan Prancis untuk melakukan penelitian ilmiah tentang meteorologi, fisiologi, radiokinetik, astronomi, dan sebagainya. Selain itu juga digunakan sebagai tempat penelitian pengembangan Menara Eiffel sendiri.

6. Berkontribusi dalam misi penangkapan mata-mata wanita asal Belanda, Mata Hari.

Salah satu mata-mata wanita terkenal adalah Mata Hari asal Belanda. Ia ditangkap dan dieksekusi oleh Prancis setelah terbukti memata-matai negara tersebut untuk Jerman. Hal itu tidak lepas dari adanya Menara Eiffel yang dipasang sinyal radio dan dimanfaatkan untuk menangkap jaringan nirkabel agar mendapat informasi penting dari luar.

Dikutip dari history.com,bahwa militer Prancis sudah melakukan hal itu sejak PD I dan tahun 1914 mereka mendapatkan bukti penting keterlibatan Mata Hari dalam misi mata-mata Jerman hingga akhirnya dieksekusi mati tahun 1917.

7. Desainnya ditentang oleh banyak seniman di Prancis.

Meskipun kini banyak yang mengagumi dan bahkan memuji keindahannya, namun ternyata dulu desain Menara Eiffel mendapat penolakan dan kritikan yang tajam serta pedas dari banyak seniman.Di antaranya adalah Leyon Bloy yang menamainya dengan 'Lampu jalan yang tragis", Francois Coppee menjulukinya dengan "menara gimnasium yang tidak jelas bentuknya, membungungkan, dan cacat", "Cerobong pabrik yang tipis kurus" oleh Maupassant, dan masih banyak lagi, sebagaimana dikutip dari toureiffel.paris.

Namun, itu tidak menghentikan langkah arsiteknya untuk melanjutkan pembangunan. Kritikan tersebut berhenti dengan sendirinya seiring keberhasilan panitia Pameran Dunia dalam menarik banyak pengunjung, yakni mencapai 2 juta orang di pameran pertama.