Lebaran tanpa ketupat? Tentunya nggak lengkap dan kurang afdhol ya? Makanan ini memang wajb ada di meja makan saat merayakan Idulfitri. Rupanya, makanan khas ini tak sesederhana bentuknya lho. Ada makna mendalam yang tentunya wajib untuk kamu ketahui. Yuk simak ulasan brilio di bawah ini!

Asal Usul Ketupat

Sebelum dikenal sebagai makanan utama Hari Raya Idul Fitri, ketupat sudah ada sebelum Islam masuk ke Indonesia, tepatnya pada zaman Hindu-Buddha. Hal ini didasarkan oleh prasasti yang mengindikasikan makanan serupa nasi yang dibungkus janur tersebut.

Ini fakta menarik dari ketupat, makanan khas Idulfitri yang wajib ada

Sunan Kalijaga lah yang kemudian memperkenalkan istilah ketupat pada abad ke-15 hingga 16, bersamaan dengan lebaran ketupat. Beliau membagi lebaran ketupat ke dalam dua sesi, yakni Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Bakda Lebaran dimulai dari Shalat Ied sampai tradisi saling kunjung dan saling memaafkan. Bakda Kupat dimulai seminggu setelah lebaran, di mana muslim Jawa membuat ketupat dan membagikannya ke kerabat terdekat, khususnya mereka yang lebih tua.

Penggunaan janur sebagai kulit ketupat diduga sebagai lambang identitas budaya pesisir Jawa yang banyak ditumbuhi pohon kelapa dan sebagai upaya membedakan warna hijau Timur Tengah dengan warna merah Asia Timur.

Makna Kata Ketupat

Ini fakta menarik dari ketupat, makanan khas Idulfitri yang wajib ada



Kata ketupat, yang dalam bahasa Jawa diucapkan kupat, mengandung makna ngaku lepat (mengaku salah) dan laku lapat (empat tindakan amal). Laku lapat menggambarkan empat hal saat hari Ied: lebaran (selesai puasa), luberan (zakat fitrah), leburan (bermaaf-maafan) dan laburan (kembali fitri).

Filosofi Ketupat

Setiap sisi dari ketupat yang berbentuk khas pun memiliki filosofi mendalam.

Jalinan janur yang rumit merefleksikan dosa dan kesalahan. Sebagian mempercayai warna hijau kekuningan tersebut dapat mengusir kemalangan. Bahkan ada yang menggantungnya di pintu rumah untuk mengusir roh jahat;

Isian nasi ketupat menggambarkan bersihnya hati setelah saling memaafkan. Putihnya nasi juga merupakan interpretasi dari kemakmuran dan kebahagiaan; Ketupat yang berbentuk intan melambangkan kemenangan kaum muslim setelah sebulan berpuasa. Santan yang sering dijadikan medium pengganti air untuk merebus ketupat dalam bahasa Jawa memiliki makna pangapunten atau memaafkan.