Digital detox mengacu pada periode waktu ketika seseorang tidak menggunakan perangkat teknologi seperti smartphone, televisi, komputer, tablet, dan situs media sosial. "Detoksifikasi" dari perangkat digital sering dipandang sebagai cara untuk fokus pada interaksi sosial kehidupan nyata tanpa gangguan. Dengan melepaskan perangkat digital, setidaknya untuk sementara orang dapat melepaskan stres yang berasal dari konektivitas konstan.

Dilansir dari Verywellmind.com, sebelum kamu memutuskan apakah itu tepat untukmu, pertimbangkan beberapa potensi manfaat dan metode melakukan detoksifikasi digital.

Alasan untuk melakukan digital detox.

Bagi banyak orang, terhubung dan terbenam dalam dunia digital sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.Ada banyak alasan mengapa kamu perlu mengurangi penggunaan ponsel dan perangkat lain untuk waktu yang singkat. Kamu mungkin ingin menikmati waktu untuk diri sendiri tanpa gangguan yang dari smartphone dan perangkat lain. Dalam kasus lain, kamu juga mungkin merasa penggunaan perangkat digital telah menjadi berlebihan dan menambah terlalu banyak stres dalam hidupmu. Bahkan mungkin kamu sudah merasa kecanduan dengan semua perangkat digital yang kamu miliki.

Kecanduan teknologi sendiri tidak secara resmi diakui sebagai kelainan dalam DSM-5, tetapi banyak ahli percaya bahwa teknologi dan perangkat yang berlebihan mewakili kecanduan perilaku sangat nyata yang dapat menyebabkan masalah fisik, psikologis, dan sosial.

Dalam polling pendapat yang dilakukan oleh organisasi Common Sense Media, 50% remaja melaporkan bahwa mereka merasa kecanduan dengan perangkat digitalnya. 78% responden remaja mengatakan bahwa mereka memeriksa perangkat digitalnya setiap jam.

Apa kata penelitian terkait penggunaan teknologi digital?

1. Teknologibisa menyebabkan stres.

Banyak orang sering merasa bahwa mereka tidak dapat membayangkan hidup tanpa perangkat teknologi. Penelitian dan survei telah menemukan bahwa penggunaan teknologi juga dapat berkontribusi terhadap stres.

Satu studi yang dilakukan oleh para peneliti di Swedia menemukan bahwa penggunaan teknologi berat di kalangan orang dewasa muda dikaitkan dengan masalah tidur, gejala depresi, dankanaikantingkat stres.

2. Perangkatdigital dapat mengganggu kualitas tidur.

Bukti juga menunjukkan bahwa penggunaan smartphone, terutama sebelum tidur, dapat mengganggu kualitas dan kuantitas tidur. Satu studi menemukan bahwa anak-anak yang menggunakan perangkat digital pada waktu tidur secara signifikan memiliki kualitas tidur yang buruk. Studi ini juga menemukan hubungan antara penggunaan teknologi malam hari dan peningkatan indeks massa tubuh.

Para peneliti juga menemukan bahwa penggunaan media sosial di tempat tidur memiliki efek buruk pada tidur dan suasana hati. Penelitian menemukan bahwa menggunakan media sosial ketika kamu berada di tempat tidur pada malam hari meningkatkan kemungkinan kecemasan, insomnia, dan durasi tidur yang lebih pendek.

3. Penggunaanperangkat digital yang berlebihan juga dapat dikaitkan dengan masalah kesehatan mental.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Child Development menemukan bahwa penggunaan teknologi setiap hari dikaitkan dengan peningkatan risiko masalah kesehatan mental di kalangan remaja. Lebih banyak waktu yang dihabiskan dengan menggunakan teknologi digital dikaitkan dengan peningkatan gejala ADHD dan gangguan perilaku, serta pengaturan diri yang lebih buruk.

Para peneliti dari University of Pennsylvania baru-baru ini menerbitkan penelitian eksperimental pertama yang menghubungkan penggunaan situs media sosial seperti Facebook, Snapchat, dan Instagram untuk mengurangi kesejahteraan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa membatasi penggunaan media sosial mengurangi gejala depresi dan kesepian.

4. Penggunanyang berlebihan juga memengaruhilife balancekamu.

Perasaan selalu ingin terhubung dapat menyulitkan kehidupan sehari-harimu. Ketika kamu berada di rumah atau berlibur, mungkin sulit untuk menahan godaan untuk memeriksa smartphone, menanggapi chat dari teman, atau check-in di akun media sosialmu.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Applied Research in Quality of Life, para peneliti menemukan bahwa penggunaan teknologi berperan dalam menentukan keseimbangan kehidupan kerja seseorang. Studi ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi internet dan seluler memengaruhi kepuasan kerja secara keseluruhan, stres kerja, dan perasaan terlalu banyak bekerja.Melakukan detoksifikasi digital dapat membantumu membangun keseimbangan kehidupan kerja yang lebih sehat dan tidak membuat stres.

5. Perbandingansosial yang berdampak negatif.

Jika kamu menghabiskan banyak waktu di media sosial, kamu mungkin membandingkan hidupmu sendiri dengan teman, keluarga, orang asing, dan selebritas. Kamu mungkin mendapati dirimu berpikir bahwa orang lain tampaknya menjalani kehidupan yang lebih bahagia, lebih kaya, atau lebih menarik berdasarkan pandangan sekilas kecil yang kamu lihat di posting Instagram atau Facebook mereka.

Seperti kata pepatah, perbandingan benar-benar bisa menjadi pencuri kebahagiaan. Detoksifikasi dari koneksi digital sosial bisa menjadi cara yang baik untuk fokus pada apa yang penting dalam hidupmu sendiri tanpa membandingkan diri dengan orang lain.

6. Konektivitasdigital dapat membuatmu merasa seperti hilang.

Perasaan ketakutan akan kehilangan atau yang dikenal sebagai FOMO (Fear of Missing Out), adalah ketakutan bahwa kamu kehilangan pengalaman yang dimiliki orang lain. Konektivitas konstan dapat mengatasi rasa takut ini. Setiap kali kamu melihat gambar atau postingan tentang kehidupan orang lain, itu dapat membuatmu merasa seolah-olah hidupmu kurang mengasyikkan daripada kehidupan mereka.

FOMO juga dapat membuatmu terus-menerus memeriksa ponsel karena takut ketinggalan chat, DM, atau postingan penting. Melakukan detoksifikasi digital adalah salah satu cara untuk menetapkan batasan dan mengurangi ketakutanmu akan kehilangan.

Lalu, bagaimana cara melakukan digital detox?

Melepaskan diri dari penggunaan perangkat digital secara berlebihan dapat bermanfaat bagi kesehatan mentalmu. Tetapi melakukan detoksifikasi digital tidak harus melibatkan pemisahan total dari ponsel dan koneksi teknologi lainnya. Prosesnya sering kali lebih tentang menetapkan batas dan memastikan bahwa kamu menggunakan perangkat tersebut dengan cara yang menguntungkan, bukannya membahayakan kesehatan emosional dan fisikmu.

1. Jadilah realistis.

Untuk banyak orang, sepenuhnya meninggalkan semua bentuk komunikasi digital mungkin tidak mungkin, terutama jika kamu benar-benar mengandalkan perangkat tersebut untuk tetap terhubung dengan bekerja, sekolah, atau kewajiban lainnya.

Jika kamu membutuhkan perangkat tersebut di siang hari untuk pekerjaan, coba lakukan detoksifikasi kecil di akhir hari kerja. Pilih waktu ketika kamu ingin mematikan perangkat digital dan kemudian fokus pada menghabiskan malam sepenuhnya yang bebas dari hal-hal seperti media sosial,chat,video online, dan gangguan elektronik lainnya.

2. Tetapkan batas.

Meskipun tidak selalu mungkin atau bahkan lebih baik untuk memutuskan konektivitas sepenuhnya, menetapkan batasan kapan koneksi digital yang kamu gunakan bisa baik untuk kesehatan mentalmu.

Misalnya kamu mungkin ingin menggunakan ponsel untuk memainkan daftar lagu kesukaanmu di Spotify atau Apple Music saat ingin berolahraga. Mengaturnya ke mode pesawat akan memastikan bahwa kamu tidak terganggu oleh panggilan telepon, chat, atau notifikasi dari aplikasi selama berolahraga.

Menetapkan batasan ini membantumu untuk memastikan bahwa kamu menikmati aktivitas dunia nyata sepenuhnya dan bebas dari pengalihan digital.

Kiatdalam digital detox.

Beberapa orang mungkin merasa mudah dan orang lain mungkin juga akan merasa jauh lebih sulit, bahkan memicu kecemasan.Ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk memastikan bahwa detoksifikasi digitalmu lebih berhasil:

1. Biarkan teman dan keluargamu tahu bahwa kamu melakukan detoksifikasi digital. Minta bantuan dan dukungannya.

2. Temukan cara untuk tetap teralihkan dan terus lakukan kegiatan lainnya.

3. Hapus aplikasi media sosial dari ponselmu untuk mengurangi godaan dan akses mudah.

4. Cobalah keluar dari rumah, pergi makan malam bersama teman-teman atau berjalan-jalan saat kamu tergoda untuk menggunakan perangkatmu.l

5. Buat jurnal untuk melacak kemajuanmu dan tuliskan pemikiran kamu tentang pengalaman itu.

Tidak menggunakan perangkat digital dapat membuatmu merasa tidak nyaman dan stres sesekali. Kamu mungkin merasa kesal, cemas, dan bahkan bosan tanpa ponsel dan alat teknologi lainnya. Meskipun mungkin sulit, ini bisa menjadi pengalaman bermanfaat yang akan membantumu memahami diri sendiri dengan lebih baik.