The Reds, Liverpool benar-benar sedang jadi buah bibir seluruh masyarakat dunia. Khususnya buat mereka para pencinta bola. Bagaimana tidak, pertandingan yang sepertinya mustahil akan dimenangkan, malah justru melahirkan comeback sensasional. Kalah 3 gol di leg pertama dan tidak bisa diperkuat dua striker andalan mereka, yaitu Mohamed Salah dan Roberto Firmino jadi alasan utama bayang-bayang kekalahan tim yang bermarkas di Anfield Stadium itu. Belum lagi, lawan yang akan dihadapi adalah Barcelona yang dianggap sebagai tim terbaik dunia.

Musim 2018-2019 juga digadang-gadang jadi titik balik Blaugrana sejak terakhir kali mereka berjaya dengan trebble winner-nya di musim 2014-2015. Trofi La Liga sudah dalam genggaman dan trofi Copa Del Rey 2019 pun sepertinya akan masuk ke dalam lemari trofi Azulgrana karena melihat lawan mereka di final, yaitu Valencia yang acap kali menuai hasil buruk saat bertemu Lionel Messi cs.

Namun, mimpi mereka untuk mengulang trebble winnerkandas, lantaran kalah memalukan di leg kedua semifinal Liga Champions yang berlangsung di Anfield Stadium, Rabu (8/5) dini hari. Pasukan Ernersto Valverde tak berdaya dengan sepasang gol dari Divock Origi dan pemain pengganti, Georginio Wijnaldum. Liverpool pun menang agregat (4-3) dan berhak ke partai puncak yang akan berlangsung di Stadion baru milik Atletico Madrid, Wanda Metropolitano, Minggu (2/6) dini hari WIB.

Comeback epic The Kop ini dinilai sebagai sesuatu kejaiban. Jarang sekali kita melihat pertandingan Liga Champions, ada tim yang menang di leg kedua setelah sebelumnya kalah dengan defisit 3 gol atau lebih di leg pertama. Sebagaimana kita tahu, persaingan di kompetisi ini begitu sengit karena diisi oleh para pesohor sepak bola terbaik dunia.

Kemenangan comeback pun selalu melahirkan rasa kebahagian tak terkira bagi para pendukung yang klub kesayangannya menang. Jika diibaratkan, rasa bahagianya itu seperti ombak tsunami yang sulit terbendung dan meluber kemana-mana. Teriakan, tangisan bahagia, dan tertawa lepas menyatu dalam satu waktu. Benar-benar momen yang sangat emosional setelah 90 menit lebih merasakan senam jantung ria. Sementara bagi para fans yang tim favoritnya kalah akan merasa sakit sekali bagai disayat sembilu. Kerap terlintas di pikiran untuk menjauh terlebih dahulu dengan tim kesayangannya.

Nah, sebelum pertandingan comeback fenomenal Liverpool dini hari tersebut. Berikut penulis sajikan 3laga comeback paling dramatis di Liga Champions setelah kalah defisit 3 gol atau lebih di leg pertama, melansir dari berbagai sumber, Rabu (8/5).

1. Tragedi Riazor saat AC Milan takluk menyedihkan dari klub semenjana Deportivo La Coruna, Liga Champions musim 2003/2004.

Sebelum Liverpool, inilah 3 laga 'comeback' paling dramatis di UCL

AC Milan jadi tim pertama yang merasakan kekalahan comeback sensasional di kompetisi Liga Champions setelah kompetisi ini berubah format di tahun 1992. Adalah Deportivo La Coruna yang mempecundanginya. Berangkat dari Italia berbekal kemenangan 4-1 di San Siro, Rosoneri dibuat luluh lantak di hadapan tim biru-putih asal Spanyol itu. Paolo Maldini dan kawan-kawan dibalas dengan cara yang lebih menyakitkan, yaitu kalah 0-4. Kemenangan sensasional ini sekaligus merupakan sejarah bagi Super Depor, tim yang sempat kalah 3-8 di babak penyisihan grup dari AS Monaco.

2. Barcelona menang 6-1 PSG musim 2016/2017 dan lolos ke perempat final.

Sebelum Liverpool, inilah 3 laga 'comeback' paling dramatis di UCL

Dalam hal membalikkan keadaan, ini adalah comeback terbaik dalam sejarah Liga Champions. Tertinggal 4-0 di leg pertama babak 16 besar yang berlangsung di Parc des Princes, Barcelona mampu mengandaskan perlawanan PSG dalam 90 menit.

Sundulan Luis Suarez dan gol bunuh diri Layvin Kurzawa mulai menghidupkan harapan Barcelona. Penalti Lionel Messi langsung menambah kepercayaan diri raksasa Spanyol tersebut.

Edinson Cavani sempat mencetak gol tandang buat PSG di Camp Nou. Namun, brace Neymar dan satu gol dari Sergi Roberto memastikan klub Prancis itu tersingkir dari Liga Champions dengan cara yang menyedihkan.

3. AS Roma lolos ke semifinal UCL setelah menang agregat gol tandang (4-4) atas Barcelona musim 2017/2018.

Sebelum Liverpool, inilah 3 laga 'comeback' paling dramatis di UCL

Tak ada yang menyangka Serigala Ibu kota akan menerkam tim setangguh Barcelona dan lolos ke semifinal Liga Champions 2018. Pasalnya, Barcelona seakan sudah menyegel tempat di babak semifinal berkat kemenangan 4-1 di leg pertama yang berlangsung di Stadion Camp Nou. Namun, pasukan Ernesto Valverde hancur lebur di Roma setelah tuan rumah melakukan salah satu comeback terbaik dalam sejarah Liga Champions.

Gol Edin Dzeko dan penalti Daniele de Rossi membuat Barcelona tertekan saat bermain di Olimpico. Di saat hampir meraih kemenangan, Barcelona harus gigit jari setelah sundulan Kostas Manolas bersarang di gawang Marc-Andre Ter Stegen.