Bagi para pengidap penyakit maag atau lambung, ibadah puasa di Bulan Suci Ramadhan merupakan sebuah dilema besar. Di satu sisi, keinginan dan niat untuk beribadah begitu kuat. Namun di sisi lain, penyakit yang satu ini terkadang datang secara tiba-tiba dan tak mengenal waktu.

Sejauh ini, cara yang paling efektif dilakukan oleh orang-orang yang punya riwayat penyakit maag, tapi memutuskan untuk tetap berpuasa adalah dengan mengonsumsi obat maag pada saat sahur dan berbuka puasa. Sebagian besar orang merasakan betul manfaatnya, sehingga ibadah puasa mereka tetap berjalan lancar.

Masalahnya adalah, terkadang meskipun sudah diantisipasi sedemikian rupa, ada kalanya penyakit yang satu ini datang secara tiba-tiba di siang hari, saat sedang berpuasa.

Menyikapi hal ini, dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, sebagaimana dilansir dari detik.com (27/5) menjelaskan bahwa, kita harus kembali pada syarat sahnya puasa terlebih dahulu. Jika sampai muntah, maka puasanya bisa dibatalkan.

Lebih jauh beliau menjelaskan bahwa jika yang dirasakan hanya perih biasa, tidak sampai mengeluarkan keringat dingin dan tidak melintir, lebih baik tetap berpuasa. Namun, jika perih yang dirasakan sudah kuat, hingga melintir dan tubuh mengeluarkan keringat dingin, maka lebih dibatalkan. Karena gejala tersebut sudah menunjukkan tubuh kita tidak kuat. Apabila dipaksakan, kemungkinan besar pasti akan muntah.

Perlu diketahui oleh para penderita maag bahwa untuk mengatasi maag saat berpuasa, tidak cukup hanya mengonsumsi obat maag biasa. Karena obat-obatan tersebut hanya berfungsi untuk meredam gejala dan hanya bertahan 6 sampai 8 jam saja.

Obatan-obatan yang berfungsi untuk menekan produksi asam lambung juga harus dikonsumsi, agar sakit maag tidak muncul di saat kita berpuasa. obat-obatan jenis antagonis reseptor H2 atau obat penghambat pompa proton adalah beberapa obat yang bisa dijadikan pilihan untuk menekan produksi asam lambung.

Semoga informasi ini bermanfaat, terima kasih.