Apakah kamu kenal dengan nama Javier Botet? Saat ini dengan teknologi khusus, karakter hantu bisa dibuat lebih menyeramkan dengan menambahkan efek-efek khusus. Namun tidak dengan Javier Botet, hanya dengan dirinya sendiri dan ia mampu menjadi sosok yang sangat menyeramkan!

Punya kelainan genetik, orang ini malah sukses jadi aktor film horor

Javier Botet sendiri merupakan aktor asal Spanyol yang sering berperan sebagai karakter jahat atau hantu dalam film-film horor, salah satunya adalah perannya di film Conjuring 2 sebagai The Crooked Man, hantu jangkung dengan tangan dan kaki yang sangat kurus yang muncul dari mainan anak yang berputar di rumah keluarga Hodgson.

Faktanya, hantu tersebut sama sekali tidak menggunakan efek khusus dari komputer, hanya berbekal make-up saja. Lalu mengapa bisa terlihat begitu menyeramkan?

Punya kelainan genetik, orang ini malah sukses jadi aktor film horor

Ketika masih berusia 5 tahun, Javier menderita penyakit langka yang dinamakan sindrom marfan. Sindrom marfan merupakan kelainan genetik yang membuat penderitanya memiliki tubuh jangkung, lengan dan kaki yang lebih panjang dan juga kurus. Kelainan genetik inilah yang membuat Javier 'agak' terlihat menyeramkan.

Punya kelainan genetik, orang ini malah sukses jadi aktor film horor

Penderita sindrom ini juga mengalami kesulitan bernapas. Namun hal tersebut tetap saja tidak menurunkan semangatnya untuk menjadi seorang aktor, yap, spesialis karakter menyeramkan!

Punya kelainan genetik, orang ini malah sukses jadi aktor film horor

Film Beneath Still Waters tahun 2005.

Punya kelainan genetik, orang ini malah sukses jadi aktor film horor

Javier ketika berperan dalam film Mama (2013).

Punya kelainan genetik, orang ini malah sukses jadi aktor film horor

Perannya yang paling dikenal adalah sebagai Tristana Medeiros dalam film REC (2007).

Punya kelainan genetik, orang ini malah sukses jadi aktor film horor

Javier dan karakter yang ia perankan.

Punya kelainan genetik, orang ini malah sukses jadi aktor film horor

Sekadar informasi, tidak hanya Javier yang sukses dengan karirnya meskipun menderita sindrom ini. Michael Phelps, seorang atlet renang Amerika juga menderita syndrom ini. Namun berkat latihan dan kerja keras selama bertahun-tahun, ia memiliki tubuh ideal yang berotot dan mampu memenangi banyak medali emas.

Bagaimana pendapat kamu?