Awal tahun ini dunia kembali dihebohkan dengan sebuah fenomena alam unik yang dikenal dengan sebutan Polar Vortex. Para ahli mendefinisikan Polar Vortex sebagai area bertekanan rendah berupa pusaran udara dingin yang berputar-putar di daerah kutub. Selama musim dingin, Polar Vortex di Kutub Utara mengembang dan mengirimkan udara dingin ke arah selatan.

Tak pelak, cuaca dingin ekstrem pun kerap terjadi dan mengakibatkan sejumlah kawasan di Amerika Serikat membeku layaknya daerah kutub. Meski masih menjadi perdebatan di antara para ahli tentang fenomena ini, namun para meteorologis memperkirakan jika kondisi tersebut berpotensi melanda Amerika Serikat bagian utara, Eropa Barat, bahkan Asia.

Beberapa ahli beranggapan bahwa perubahan iklim di Arctic menjadi penyebab disrupsi vortex. Seperti yang diungkapkan Jennifer Francis, seorang ilmuwan senior di Woods Hole Research Center.

Polar Vortex, fenomena yang sempat bikin sejumlah kawasan Amerika beku

Namun, para ahli atmosfer seperti Amy Butler, William Seviour, dan Ventrice membantah fakta-fakta tersebut lantaran tak ada bukti kuat. Fenomena Polar Vortex ini sebetulnya tak dapat diduga. Pada tahun 1990-an, hampir tak ada disrupsi terjadi. Namun sejak tahun 2000-an, disrupsi rutin terjadi setiap tahun.

Belakangan tahun terakhir antara 2013-2018, fenomena Polar Vortex cukup stabil terjadi. Menurut Butler, memang tidak banyak bukti bahwa fenomena ini meningkat secara frekuensi, hanya saja variabel jangka waktunya di stratosfer yang belum benar-benar dipahami para ahli.

Senada dengan Butler, Seviour juga mengatakan, bahkan dalam jangka pendek pun pihaknya belum bisa memastikan penyebab disrupsi vortex terhadap cuaca tahun ini. Faktor besarnya memiliki variabel yang random, kata Seviour seperti dikutip dariWeather.com.

Polar Vortex, fenomena yang sempat bikin sejumlah kawasan Amerika beku

Hingga saat ini, cuaca dingin yang bisa mencapai minus 34 derajat celcius ini telah menyebabkan belasan korban jiwa meninggal akibat kecelakaan saat badai salju. Suhu dingin ekstrem ini di antaranya melanda kawasan Midwest dan Great Lakes, bahkan beberapa kota dilaporkan lebih dingin dibanding kawasan Siberia, Gunung Everest, dan Antartika.

Para warga pun diimbau untuk tetap tinggal di dalam rumah, kalau tidak ingin udara ekstrem ini membekukan darah hingga ke tulang belulang. Apabila bepergian pun, Badan Cuaca AS (NWS), mengingatkan warga agar tidak menarik napas panjang dan bicara seperlunya.

Saking ekstremnya, banyak fenomena unik terjadi yang kemudian diabadikan oleh para warga, seperti sungai Chicago yang membeku, air mendidih yang langsung membeku, bahkan garpu mangkok mie melayang.

Tahun 2014 lalu, fenomena ini juga membuat air terjun Niagara yang kerap menjadi tujuan populer wisatawan turut membeku. Wah, bener-bener dahsyat yah, bahkan aktivitas ekonomi dan sosial pun langsung lumpuh seketika.